16

1.9K 197 37
                                    

Pagi ini Ayu tiba di gereja lebih awal untuk mengikuti ibadah Misa Minggu. Ayu datang bersama Hendra dan Lily. Ia tidak menyangka di gereja ia bertemu dengan Damar. Papa angkatnya itu datang bersama seorang pria yang Ayu tidak kenal. Tentu Ayu langsung menghampiri Damar. Sebelumnya Ayu sudah meminta izin terlebih dahulu pada Lily untuk menemui keluarganya. Tentu Lily dengan senang hati mengizinkan sang anak bertemu dengan keluarganya.

"Hai pah, apa kabar?" ucap Ayu pada Damar ketika ia sudah sampai di hadapan Damar. Sebenarnya Ayu merasa risih dengan pria yang berdiri tepat di samping Damar. Pria itu nampaknya terlihat tidak suka akan keberadaan Ayu di sana.

"Kita ketemu di rumah Tuhan ya Yu. Papa baik - baik aja. Kamu sama siapa ke sini?" ucap Damar yang sedikit nampak terkejut dengan kehadiran Ayu.

"Aku ke sini sama keluarganya Bima." ucap Ayu.

"Katanya kamu sudah bercerai dari dia?" tanya Damar.

Ayu menganggukkan kepalanya. "Iya pah."

Kini giliran Damar yang menganggukkan kepalanya tanda ia mengerti. "Mungkin kalian tidak berjodoh." ucap Damar.

"Oh ya, Yu ada yang papa ingin sampaikan sama Ayu. Mumpung kita lagi ketemu di sini." ucap Damar.

"Apa pah?" tanya Ayu.

"Jadi selama ini kamu pasti penasaran siapa papa kandungmu kan?" ucap Damar yang direspon anggukkan kepala oleh Ayu.

"Ayu, pria di sebeleh papa ini adalah papa kandungmu." ucap Damar.

Ayu yang terdiam lantas menatap ke arah pria yang berdiri di sebelah Damar. "Nama papamu Hadi Rahadian. Ayo salam sama papa Hadi!" ucap Damar.

Ayu memilih tetap diam dan tidak menuruti ucapan Damar. "Di, jangan begitu! Kamu tidak bisa menampik Ayu ini anak kandungmu bersama Delia. Anakmu sudah dewasa Di. Bahkan mantumu si Bima jauh lebih kaya dari keluarga kamu." ucap Damar sembari menatap Hadi dengan serius.

Hadi terlihat menatap Damar dengan tatapan jengkel. Lalu ia kembali menatap Ayu. "Kamu sama Delia boleh punya kehidupan sendiri - sendiri dan serba mampu. Tapi kalian harus ingat bahwa kalian punya anak semata wayang yang sudah dewasa dan menikah. Dia berhak tahu yang mana mama dan papa kandungnya. Karena sedari kecil aku sudah mengaku pada Ayu bahwa aku dan Diah bukanlah orang tua kandungnya. Tapi kami tetap mengizinkan Ayu untuk memanggil kami papa dan mama." jelas Damar.

Hadi masih diam tak berkata sembari menatap tajam ke arah Ayu. Sedangkan Ayu tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Semoga sehat selalu." ucap gadis itu sembari menatap Hadi.

"Aku masuk dulu ya. Gak enak sama keluarganya Bima." ucap Ayu yang langsung dibalas anggukkan oleh Damar.

Setelah Ayu pergi, Damar pun langsung menatap Hadi dengan tatapan kesal. "Kamu gimana sih Di? Ini kesempatan kamu bisa ketemu anakmu yang dinikahi keluarga konglomerat!" ucapnya yang sangat kesal dan jengkel pada sang adik sepupu.

"Keluargamu itu kekayaannya gak sebanyak keluarga Abi...."

"Dia itu aib Dar!" kecam Hadi. "Aib antara aku dan Delia. Sekarang aku dan wanita itu sudah punya keluarga dan kehidupan masing - masing. Aku dan Delia tidak mungkin membuat semuanya jadi runyam hanya karena mengakui seorang anak perempuan yang tidak berguna seperti dia!" ucap Hadi yang terlihat emosi. Setelah berucap seperti itu ia bergegas masuk ke dalam gereja meninggalkan Damar sendirian di halaman gereja.

.................

Ayu berdoa sembari menangis. "Tuhan, kenapa orang tua kandungku membenciku? Apa karena aku anak yang tidak mereka inginkan?"

Selesai beribadah, Ayu lekas melepaskan diri ke tempat penjual makanan dekat gereja. Ia tidak mau berlarut - larut memikirkan orang tuanya yang tak mau menerimanya. "Ternyata gereja kita sama ya." ucap Langit yang langsung membuat Ayu menoleh.

"Mas Langit!" ucapnya dengan riang.

"Hai! Aku ke gereja ini ikut sama temen aku. Eh gak tau ketemu kamu." ucap Langit.

Ayu tersenyum senang sembari menunjuk ke arah rambut Langit. "Haircut yang keren."

Langit tertawa kecil dan merasa malu dalam waktu yang bersamaan. "Kamu bikin aku salting tau." ucap pria itu.

Dari kejauhan ada 2 orang pria yang menyaksikan interaksi Ayu dan Langit. 1 orang photographer alias orang suruhan Bima dan 1 lagi adalah papa kandung Ayu yang tak lain ialah Hadi. "Anda siapanya nyonya Ayu?" tanya orang suruhan Bima sesaat setelah tiba di hadapan Hadi.

"Saya bukan siapa - siapa nyonyamu." ucap Hadi seraya meninggalkan orang suruhan Bima.

.................

Bima memuntahkan semua isi perutnya setelah ia bangun tidur. Pria itu itu tengah merasakan akibat dari meminum minuman beralkohol secara berlebihan. Bayu yang dengan setia mendampingi sang kakak berusaha membantu Bima dengan memijat kepala kakaknya itu. "Bay, telepon Gilang, Bay. Gue mau dia urus semua berkas supaya Ayu kembali sama gue." ucap Bima sembari memejamkan matanya. Pria itu tengah menidurkan dirinya di atas kasur.

"Berkas apaan? Mana bisa pernikahan dikembalikan lagi." ucap Bayu yang kini sedang memainkan ponselnya. Ia sudah selesai memijat kepala kakaknya. Lebih tepatnya Bima mengusir Bayu untuk menjauh darinya.

"Lu oon ta*! Bisa rujuk! Pernikahan gue sama Ayu bisa rujuk!" geram Bima seraya menatap jengkel sang adik.

"Tapi pengadilan kan sudah me..."

"Omong kosong! Gue gak perlu pengadilan oon! Gue akan ambil Ayunda! Gue akan ngomong sama mama papanya. Biar perlu papa kandungnya!" ucap Bima yang terlihat menggebu - gebu.

Bayu tertawa melihat kegigihan kakaknya. "Dini mau lo kemanain? Lo selama ini kenapa juga pakek main - main segala. Bagusnya pas lo sembuh langsung tangkap si Ayu."

"KELUAR BAY!" teriak Bima.

"Njir Bim, lo ke...."

"GUE BILANG LO KELUAR!" teriak Bima. "GUE GAK BUTUH PENGKHIANAT KAYAK LO! KARENA GARA - GARA LO, PUTUSAN SIDANG CERAI GUE DISAHKAN SAMA HAKIM! MEREKA PAKAI BUKTI - BUKTI PERSELINGKUHAN GUE SELAMA MENIKAH SAMA AYU. BAHKAN GUE DIKATAKAN MENELANTARKAN ISTRI SELAMA BERTAHUN - TAHUN UNTUK MEMPERKUAT KEPUTUSAN CERAI GUE SAMA ISTRI GUE SECARA HUKUM!" teriak Bima dengan raut wajah emosi seraya menatap tajam adiknya.

"Bim, lo gak pantes ambil Ayu sekarang. Lo jangan kayak sinetron lah Bim! Lo udah sangat dewasa, masa harus begini? Relakan Ayu bahwa dia bukan jodoh lo!" ucap Bayu dengan ekspresi tegas.

Bima tersenyum sinis setelah mendengar ucapan adiknya. "Gue emang bodoh Bay. Amat bodoh lepas Ayu begitu saja. Terima kasih udah kuliahin gue tadi selama beberapa detik. Sekarang mending lo keluar secara baik - baik. Mumpung gue masih bisa nahan emosi buat gak ajak lo duel di apartemen." ucap Bima dengan nada sinis.

"Ok, terserah lo Bim! Lo yang memulai api di permasalahan ini. Bukan gue, atau papa, atau mama, atau siapa pun. Gue pulang. Jaga diri lo baik - baik." setelah mengucapkan beberapa kalimat itu Bayu pun segera meninggalkan apartemen kakaknya.

Tak lama setelah Bayu pergi, Bima mendapatkan email dari mata - matanya. Beberapa foto Ayu dan Langit yang tengah berinteraksi dengan sangat manis membuat Bima semakin berang. Tak tanggung - tanggung ia langsung melempar ponselnya itu ke tembok. "Bajingan!" umpatnya.

Lalu Bima mengacak serta meremas rambutnya. "Kenapa coba gue kayak gini?!" ucapnya yang terlihat begitu frustasi.

"Dulu gue dengan mudahnya selingkuhin si bodoh itu tapi kenapa sekarang semuamya terbalik? Gue yang jadi si bodoh dan gue gak rela si bodoh yang gue punya diambil pria bangs-t mana pun!" geram Bima.

Pria itu berteriak lalu menangis. Emosinya sedang tinggi. Perasaannya sedang tidak baik - baik saja. Bima bingung kenapa ia menjadi seperti ini. Pria itu menangis kencang sembari sesekali berteriak tak jelas. "Gue cuman butuh Ayu yang jadi pendamping. Gue gak butuh wanita yang lainnya." ucap Bima sembari menatap lekat foto dirinya dan Ayu yang terpajang di nakas.

Foto tersebut diambil ketika Bima dan Ayu menghadiri acara anniversary pernikahan Rendra dan Hesty. Bima kemudian mengambil bingkai foto tersebut. Lalu dielusnya sisi foto yang menampilkan Ayu. "Kamu adalah milikku, istriku, pendampingku." ucapnya dengan raut wajah serius.

"Sekarang giliran aku yang mengejarmu, Ayunda sayang." ucapnya lalu diciumnya foto tersebut.

°°°°°°°°

Bagaimana kelanjutannya? Next eps ok🙈

AYUNDAHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin