18

1.7K 161 19
                                    

Ayu keluar dari kamarnya setelah puas menikmati tidur di siang hari. Selepas meninggalkan Bima sendirian di ruang TV, Ayu langsung mengurung diri di dalam kamar. Wanita itu baru keluar dari kamarnya tepat pukul 7 malam. "Lho om Hendra udah balik rupayanya." ucap Ayu saat melihat Hendra sibuk menata beberapa makanan yang dibawanya sebagai oleh - oleh.

"Eh Ayu. Iya nih Yu, om baru aja sampai rumah. Tadi di bandara proses ini itunya lumanyan lama. Belum lagi macet di jalan." ucap Hendra sembari tersenyum.

"Om banyak ya bawa oleh - oleh." ucap Ayu yang terlihat menggoda sang paman. Ia juga mendekati suami mama angkatnya itu.

Hendra tertawa lalu langsung menyerahkan beberapa cemilan ringan untuk Ayu. "Ini om belikan untuk kamu. Om berharap Ayu suka."

Ayu segera mengambil beberapa cemilan ringan yang diberikan Hendra. "Makasih ya om." ucapnya.

"Sama - sama. Oh ya mama di mana?" tanya Hendra.

"Dari tadi pagi mama sibuk tuh buat acara temannya." ucap Ayu seraya duduk di sisi sofa yang kosong.

"Om rencananya mau jemput dia. Om udah kangen sama dia." ucap Hendra dengan raut wajah berseri - seri.

"Bukannya mama Ly bawa mobil sendiri? Lagi pula om pasti masih belum pulih dari jetlag." ucap Ayu.

Hendra menggelengkan kepalanya dan terlihat seperti memikirkan sesuatu. "Om gak peduli masalah jetlag. Kangen lebih penting dari kondisi jetlag." jelasnya.

Ayu tiba - tiba teringat ucapan mantan suaminya yang mengatakan Hendra pergi business trip bersama Regina. "Jangan - jangan yang dibilang Bima itu beneran!" batinnya.

"Om mending istirahat deh. Besok om ambil cuti dan ajak mama liburan sampai mama puas. Gimana?" usul Ayu.

Hendra tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. "Baiklah, om setuju sama saran kamu. Kalau gitu om tidur dulu ya. Kamu boleh makan semua oleh - oleh yang om bawa. Soalnya yang spesial buat mama Lily udah om pisahin dan taruh di kamar." ucapnya.

"Oke." balas Ayu.

......................

Bima duduk di ruang kerjanya sembari menata beberapa dokumen yang berserakan di atas mejanya. Tak lama kemudian pintu ruangan tersebut terbuka menampilkan sosok Hesty bersama seorang perempuan muda yang terlihat cantik. "Nah ini dia Saras, namanya Bima." ucap Hesty yang memperkenalkan sang anak pada Saras.

"Bima ini mama kenalin kamu sama Saras. Kamu lupa kan siapa dia? Dia itu anak teman mama yang sering kamu godain dulu." ucap Hesty dengan semangat menggebu - gebu.

"Mama ngapain ke sini? Bentar lagi aku mau pulang." ucap Bima yang terlihat malas dengan kehadiran mamanya yang memboyong Saraswati.

"Lho, kan bagus ya Saras tahu gimana ruang lingkup kerjamu. Siapa tahu akan menjadi sesuatu yang baik buat progress ke depannya." ucap Hesty dengan dibarengi senyuman manisnya.

Saraswati nampak tersenyum malu menatap ke arah Bima. "Bim, dia masih muda. Baru 25 tahun usianya." ucap Hesty.

Bima tak sedikit pun melirik Saraswati. "Maaf ya mah. Jujur aja Bima bilang di sini. Bima gak berminat menikah lagi. Bima juga gak kepikiran cari cewek buat diajak pacaran lagi. Bima masih nyaman sendiri. Jadi usaha mama gak lebih hanya membuat mama lelah sendiri."

Hesty menatap tajam sang putra usai mendengar ucapan pedas dari mulut putra pertamanya itu. "Sangat sopan sekali kamu! Kamu membuat mama tersanjung Bima. Kamu juga melukai hatinya Saras!" marah Hesty.

"Sudah, sudah tante. Aku gak apa - apa kok." ucap Saraswati yang langsung memegang tangan Hesty.

"Aku mau pulang mah." ucap Bima seraya menenteng tas kerjanya setelah memasukkan laptop dan iPadnya ke dalam tas tersebut. Ia melewati Hesty dan Saraswati tanpa beban dan berjalan dengan santai.

AYUNDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang