17

1.8K 181 23
                                    

Setahun telah berlalu dengan cepat.

Semua kembali normal seperti sedia kala. Bima kembali sibuk pada pekerjaannya dalam mengurus bisnis - bisnisnya. Sedangkan Ayu tetap menjadi pelayan di kafe Kenanga. Bima ingin menenangkan sejenak suasana kekacauan yang ia buat. Ia tetap ingin merebut kembali hati istrinya dengan cara yang pantas dan lebih baik.

Lalu bagaimana dengan hubungan Ayu dan Langit? Keduanya sudah mulai semakin dekat. Langit sering berkunjung ke Kenanga untuk menjemput Ayu atau sekedar minum kopi sembari mengobrol dengan Ayu. Terkadang juga Langit mampir ke rumah Lily untuk menemui Ayu. Biasanya mereka akan bercengkrama di teras depan sampai larut malam. Begitu juga Ayu yang sering diajak berkunjung ke rumah Marine oleh Langit. Ericko yang merupakan papa kandung Langit, sangat menerima kehadiran Ayu.

Selepas jam istirahatnya usai, Ayu bergegas kembali bekerja. Ketika ia tengah sibuk membersihkan meja pelanggan, tiba - tiba saja lonceng yang terpasang di pintu Kenanga berbunyi. Tanda ada seseorang yang baru saja datang. Ayu tentu bergegas menghampiri pelanggan tersebut dengan hati yang riang sembari memberi salam. "Selamat da.." ya salam itu tergantung setelah Ayu menatap dengan jelas siapa pelanggan yang datang itu.

"Hai mama sayang, apa kabar? 14 bulan waktu yang singkat bukan? Selama itu aku merenungi kesalahan - kesalahanku. Dari awal kita menikah sampai malam di mana aku menelepon kamu dalam keadaan mabuk. Aku yakin siapa pun muak padaku saat ini karena tingkahku yang labil. Padahal umurku sudah bukan belasan apalagi 20-an." ucap Bima dengan raut wajah tenang dan sesekali ia tersenyum. Seraya menatap lekat sang mantan istri.

"Ayu, maafin aku ya? Aku minta maaf bukannya aku mau menikah lagi. Takutnya kamu berpikir aku minta maaf supaya pernikahan atau hubungan baru aku lancar. Gak sayang, aku gak kepikiran menikah lagi atau bersikap bodoh dengan FWB-an lagi sama cewek lain. Aku juga sudah taubat bermain - main sama wanita lain. Selama 14 bulan ini aku paling ya minum alkohol yang bikin hidupku sedikit ada maksiatnya." ucap Bima yang sesekali menggaruk kulit kepalanya yang tak gatal.

"Mau pesan apa tuan?" tanya Ayu yang terlihat enggan membahas hal - hal yang diucapkan Bima. Wanita itu menganggap Bima adalah tamu biasa bukan seorang yang pernah punya hubungan dengan dirinya.

Bima tertawa tanpa suara lalu menggelengkan kepala. "Aku mau ketemu kamu aja. Kamu sehat kan?" tanya Bima dengan raut wajah perhatian.

"Puji Tuhan saya sehat. Bolehkan anda memberitahu pesanan anda? Tapi sebelumnya anda bisa duduk di salah satu meja." ucap Ayu dengan sopan.

Bima tertawa kecil karena sang mantan yang sangat formal ketika berbicara dengannya. "Aku mau americano ya sayang." ucap Bima seraya duduk di salah satu kursi.

"Baik. Untuk makanan anda bisa lihat daf..."

"Kopi aja." sela Bima.

"Baik tuan. Saya buatkan pesanan anda." ucap Ayu.

Sekitar 5 menit kemudian kopi pesanan Bima sudah jadi. Ayu sendiri yang mengantarkan kopi tersebut. "Aku sudah ngomong sama papa kandung kamu." ucap Bima pada Ayu yang sedang menyajikan kopi di meja.

"Ngapain? Aku gak berhubungan baik sama dia." ucap Ayu dengan raut wajah dan nada bicara yang sinis. Ia masih berdiri di samping Bima.

"Dia rekan bisnisku, sayang." ucap Bima.

"Stop calling me sayang!" marah Ayu dengan raut wajah tidak suka pada ucapan dan tingkah mantan suaminya.

Bima tertawa kecil lagi setelah mendengar ucapan mantan istrinya. "Untung Kenanga lagi sepi. Marah- marah begini bikin pelanggan gak suka lho." ucap Bima seraya menahan tawa. Sedangkan Ayu memilih tetap bungkam.

AYUNDAWhere stories live. Discover now