12

2.3K 217 31
                                    

Ayu mendapat shift pagi hari ini. Selepas tadi malam acara pernikahan sekaligus resepsi Hendra dan Lily. Kali ini Ayu kembali kedatangan Nathan yang mencoba mengajak Ayu untuk jalan - jalan selepas bekerja. "Maaf ya, tapi kamu ini kok maksa?!" ucap tegas Ayu setelah meletakkan secangkir kopi pesanan Nathan di atas meja.

"Aku Nathan lho Yu teman masa TK dan SD kamu. Walau pas kelas 2 SD aku akhirnya pindah sekolah." jelas Nathan.

"Kalau pun itu benar saya tidak mengingat anda." balas Ayu dengan raut wajah serius.

"Apa aku gak boleh bertemen sama kamu? Ok, aku jujur aja sama kamu. Aku lagi frustasi ditinggal pacar aku menikah. Dia menikah karena perjodohan mamanya. Apa kamu gak mau menghibur temanmu ini?" ucap Nathan dengan menatap lekat mata lawan bicaranya.

Ayu menghela napasnya. "Mau dihibur bagaimana?"

"Jalan sama aku." ucap Nathan dengan penuh semangat.

"Gimana kalau kamu ketemu sama mama aku aja dulu." tantang Ayu.

"Oke, aku mau." ucap Nathan dengan raut wajah penuh kesiapan.

"Tapi bohong!" ucap Ayu dengan senyum remeh ke arah Nathan lalu meninggalkan pria itu.

Tak lama kemudian seorang pria lain datang memasuki Kenanga. "Permisi saya mau antar paket." ucap pria itu pada Ayu.

"Lho kamu kan yang diresepsi kemarin." ucap Ayu pada si pria pengantar paket.

"Eh nona. Saya part time kurir juga nona." ucap si pria pengantar paket.

"Nama mas siapa? Siapa tahu kita ketemu lagi." tanya Ayu dengan raut wajah ramah. Sangat berbeda ketika ia tengah berhadapan dengan Nathan

"Saya Langit. Nama nona siapa?" balas Langit.

"Saya Ayunda." ucap Ayu.

Langit menganggukkan kepalanya. "Nona Ayu, ini saya ada paket atas nama Ayunda." ucap Langit yang senyumannya tak pernah hilang dari bibirnya.

Ayu tertawa dan memukul pelan lengan Langit. "Itu aku Lang!" ucapnya.

"Oh begitu. Saya kira Ayunda yang lain." ucap Langit yang terlihat menahan tawa.

"Panggil aku Ayu dan jangan formal sama aku." jelas Ayu.

"Ok. Ini paket kamu." ucap Langit seraya menyerahkan paket pesanan Ayu.

"Ok, makasih Langit." balas Ayu setelah mengambil alih paket pesanannya.

"Sama - sama, Yu. Kalau begitu aku pamit dulu. Soalnya masih ada beberapa paket yang harus aku kirim." jelas Langit.

"Ok - ok, silahkan Lang." ujar Ayu.

Melihat Ayu lebih ramah kepada Langit seketika membuat Nathan jengkel. Pria itu segera menghampiri Ayu dengan raut wajah marah. "Kamu pilih - pilih ya. Sama si cowok kurir itu kamu ramah. Giliran sama temen lama kamu, kamu judesnya minta ampun." ucap Nathan dengan eskpresi kesal bercampur marah.

"Lho, kok kamu sewot?" ucap Ayu dengan raut wajah kebingungan.

"Karena aku mau kamu juga ramah sama aku! Seperti kamu ramah ke pria kurir itu! Aku itu Wakil Direktur Yu! Jabatanku gak kalah sama mantan suami kamu! Apalagi dibandingkan sama cowok kurir tadi! Dia enggak ada apa - apanya dibanding aku!" marah Nathan.

Bukannya ikut marah, Ayu malah tertawa terbahak - bahak. Untung saja Kenanga sedang sepi. "Kamu ini habis jatuh ya? Kok ditinggal ayang nikah malah jadinya ngejar - ngejar saya? Saya ini bukan tempatmu membasuh luka. Apalagi buat pelarian kamu. Maaf ya mas guanteng."

Nathan yang geram langsung mencium pipi Ayu secara spontan. "Aku, Bima sama pria yang tadi, akan bersaing secara sehat buat dapetin kamu!" ucap Nathan dengan cepat sebelum pergi dari hadapan Ayu yang masih diam mematung setelah pipinya dicium spontan oleh Nathan.

AYUNDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang