PRM 7

431 62 13
                                    

Pria jakung berkacatamata terduduk dikantin bersama kedua temannya. Meski ketiga remaja SMA ini sedang berada di kantin untuk mengisi perutnya, tapi sepertinya mereka malah saling diam mendiami, terutama sosok pria berdarah bangsawan itu yang sejak tadi diam membisu.

Hal itu tentu membuat kedua temannya kebingungan, memang terkadang tingkah dan sikapnya sangat sulit ditebak. Namun yang kali ini dia benar benar mendiami siapapun termasuk guru yang tadi bertanya padanya.

Chimon. Pria itu sedang dilanda kebingungan yang hebat. 17 tahun memiliki kedudukan sebagai Tuan Muda yang akan mewarisi segala aset dikeluarganya, secara tiba tiba ditawari untuk memberikan gelar itu kepada sosok pria yang bahkan belum pernah mereka ajak bicara sebelumnya. Gun.

Chimon dan ayahnya masih terus mempertimbangkan beberapa aspek, salah satunya adalah jika Gun benar benar akan kehilangan ingatannya mereka akan menjadikannya Tuan Muda dan menjadi pewaris keluaraga dengan identitas yang baru sebagai Patthiyakorn.

Chimon bisa merasakannya, dia bisa merasakan kehangatan hanya dengan melihat wajah manis nan indah milik Gun. Dia bahkan sudah mencari tahu segala informasi tentang pria mungil nan manis itu.

Dia takut. Bukan takut tentang orientasi seksual Gun akan tetepi takut jika kekasihnya akan mengambil Gun darinya. Dia yakin pria itu juga pasti sedang mencari keberadaan Gun.

Itulah mengapa saat melihat foto yang ada di dompet Gun dia tidak merasa asing, karena Off Jumpol beberapa kali menghadiri acara formal yang juga di hadiri oleh Chimon. Adulkittporn, saat ini keluarga Adulkiittiporn dan kelurga Patthiyakorn sedang bermain kucing kucingan untuk tetap menjaga Gun berada disisi mereka.

Chimon mengeluarkan foto Off yang selalu dia bawa kemana kemana, entah kenapa dia merasa kesal setiap kali melihat foto itu.

Kedua temannya kebingungan saat Chimon mengeluarkan foto itu tanpa sepatah katapun. Mereka melihat foto itu dengan seksama tapi tidak bisa mengerti apa maksudnya.

“Jumpol, Jumpol Adulkittiporn,” ujar Chimon yang semakin membuat Ohm juga Nanon semakin kebingungan.

“Adulkittiporn? Pengusaha tekstil itu bukan sih?” tanya Nanon yang diangguki oleh Chimon.

“Terus nih orang siapa dah?” tanya Ohm yang masih belum mengerti apa yang sedang terjadi saat ini.

“Inget gua pernah cerita tentang Kakak Gun?” Ohm dan juga Nanon mengangguk bersamaan. “Jumpol Adlukittiporn, pacarnya Kakak Gun.” Nanon yang tadi sedang minun karena tenggorokannya terasa kering pun langasung menyemburkan air dimulutnya yang belum dia telan.

Bukan hanya Nanon, Ohm pun terkejut dengan hal yang baru saja Chimon katakan, bahkan dia berani bertaruh kalau siapapun akan terkejut apa bila mengetahui hal ini.

Chimon adalah orang yang susah bergaul tapi jika orang itu sudah menjadi sahabatnya maka Chimon mempercayai mereka seperti mempercayakan hidupnya sendiri.
Chimon menceritakan segalanya tentang Gun, mulai dari tragedi kecelakaan hingga Gun yang berniat untuk dijadikan penerus keluarga Patthiyakorn.

“Di-dia Gay?” tanya Nanon dengan merendahkan nada suaranya saat menyebut kata ‘Gay’ agar tidak ada yang mendengarnya.

Sekali lagi Chimon mengangguk, dia mengiyakan perkataan sahabatnya itu, sedangkan Ohm menggeleng gelangkan kepalanya tapi tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Sepertinya pria itu benar benar shock.

“Ini yang jadi salah satu pertimbangannya,” lenguh Chimon, “kalo dia suka pria dan gak suka perempuan sama sekali udah pasti keluarga Patthiyakorn tidak akan memiliki keturunan, kalaupun dia mutusin buat adopsi anak, anak itu .... Sama kaya Kakak jadinya, gak bisa megang kendali keluarga lain selain keluaraga utama,” lanjut Chimon yang menjelaskan tentang kenapa Gun masih menjadi pertimbangan untuk dijadikan anggota Keluarga Patthiyakorn.

Pliss! Remember Me (END)Where stories live. Discover now