PRM 23

223 25 9
                                    

“Ini parkirnya dimana Peng.”

“Mana gua tau bego, lo kira gua tukang parkir.”

“Coba tanya Gun parkirnya dimana.”

“Gua gak punya nomornya jingan, adanya nomor managernya.”

“Ya terus ini kita mau markir dimana.”

“Tuh tuh, ada mobil lain pasti mau markir juga, ikutin sana.”

“Kalo ternyata gak parkir gimana?”

“Ya ikutin dulu aja ngape.”

Bahkan hanya untuk tahu dimana tempat mereka bisa parkir, mereka bisa ribut. Off sama Tay benar benar sudah tidak waras, tidak heran jika New harus berteriak setiap harinya karena dua Orang itu. Mereka bahkan pernah meributkan kuaci yang jatuh, benar benar setres.

Saat ini keduanya sedang berada di Pesta Arm, tadinya Tay ingin mengajak New ikut bersama mereka, tapi New lebih memilik BBQ-an bersama teman Kuliahnya. Ada untungnya juga New tidak ikut, itu akan memudahkan Tay dalam menganalisis seluruh tingkah Gun. Tay tahu persis jika ada yang salah dengan Gun, tapi Tay sendiri juga berpikir itu semua merupakan campur tangan dari Patthiyakorn, mengingat betapa liciknya Keluarga itu.

“Untung aja gua nyuruh lo ikutin tuh mobil, kalo kaga kita masih muter muter gak jelas,” omel Off setelah keduanya turun dari mobil, mereka berhasil memakirkan mobil.

“Nyenyenye, udah ah ayo masuk.” Akhirnya kedua Sahabat itu masuk ke area acara berlangsung, dengan sedikit perdebatan memilih lewat pintu mana mereka akan masuk. Jika ada New dan Gun saat ini, mungkin kedua Orang itu sudah mendapatkan omelan yang begitu panjang dari Kekasih mereka.

Suara musik dan lampu berwarna biru tua langsung menyeruak begitu keduanya benar benar masuk kedalam Pesta. Saat mereka berdua masuk, beberapa kalimat tidak mengenakkan yang tertuju untuk Off terdengar, inilah yang Tay takutkan tapi sepertinya Off tidak peduli akan hal itu yang dia pedulikan sekarang hanyalah Gun. Entah mengapa tapi Tay merasa kalau semua yang terjadi hari ini adalah sebuah permulaan, dia benar benar berharap jika Gun tidak berniat atau bahkan melakukan sesuatu yang ada dipikirannya saat ini.

“Langsung ke Arm aja gak sih?” tawar Tay yang sebenarnya malas berlama lama berada di kumpulan pebisnis, itu membuatnya tidak bisa bertingkah dengan bebas.

“Buru buru amat lo, apa jangan jangan dulu lo naksir sama Arm?” tanya Off dengan sedikit Sarkasme yang dibalas oleh geplakan gratis di Kepala Off.

“Kagaklah bego, gua ngajak lo kesana karena mungkin aja Gun udah disana, kan lo sendiri yang bilang Arm sama Gun itu sahabat di Russia,” balas Tay dengan sedikit berbohonh, ya kalaupun Gun memang disana maka itu akan memberikan keuntungan untuk Tay dalam melancarkan misinya.

“Bener juga, ya udah ayo.” Tadi bilangnya gak mau buru buru, tapi sekarang Off malah narik tangan Tay setelah melihat keberadaan Arm yang ada di Panggung.

Kini keduanya sudah berada dihadapan Arm, tapi suasananya sedikit canggung karena sudah lama tidak berhubungan dan ada seorang Perempuan juga disamping Arm. Tay yang membenci suasana seperti ini akhirnya menyapa lebih dulu, lebih terpatnya mengakrabkan diri kembali.

“Hey Arm, ini gua Tay sama Off, masih ingetkan? Dua bocah yang dulu sering bikin lo pusing gegara sering nyebur ke sungai atau gak parit.” Arm terlihat berpiki sejenak, sudah nyaris 20 tahun mereka tidak bertemu jelas saja jika lupa bagaimana rupanya, lagipula yang mengurus undangan itu Sekertaris Arm jadi Arm tidak terlalu tahu bagaimana rupa teman teman kecilnya.

“Oh iya inget, dulu Off juga pernah kecebut Got sampe sebadan kan?” tanya Arm yang dibalas anggukkan mantap dari Tay sedangkan Off kini mengumpat habis habissan, dari banyaknya kenangan kenapa harus Off yang tercebur Got yang di ingat.

Pliss! Remember Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang