PRM 29

238 19 4
                                    

"Off!"

"Off Jumpol!"

Arm terus berlarian kesana kemari di Mansion Tay hanya untuk mencari Off. Tadi dia sudah ke Rumah Off, tapi Ayahnya bilang dia sedang rapat dengan Tay tentang masalah Perusahaan Adulkittiporm, tapi saat Off ke Kantor dia tidak menemukan bahkan salah satu dari keduanya, hingga Mansion Tay lah satu satunya tujuan terakhir Arm.

"OFFTA-" Belum sempat Arm menyelesaikan kalimatnya, Tay sudah lebih dulu muncul dari pembatas lantai 3 dengan keadaan yang acak acakkan. Mereka pasti sudah tidur, itulah yang dipikirkan Arm mengingat sekarang sudah pukul 12 Malam.

"Kenapa sih Arm? Sumpah deh ini tuh tengah malem Off juga udah tidur abis seharian nangis," sahut Tay sambil mengucek ngucek matanya yang masih kabur.

"Bangunin Tay, ini situasi yang gawat!" panik Arm mengingat situasi yang malam ini terjadi benar benar tidak terbanyangkan, yaitu tentang kondisi Gun yang tiba tiba menurun drastis dan di saat ini Off harus tahu apa yang terjadi pada Kekasihnya.

"Gila lo? Dia lagi cape banget, apa lagi tadi dia akhirnya dia dapetin lagi gelang Aniversery yang punya Gun," bantah Tay yang masih tidak mengetahui apa situasinya.

"OI SIALAN! GUN KRITIS!"

Tay terdiam sejenak, berusaha mencerna kalimat yang tiba tiba dia dengar barusan. Begitu dia berhasil mencernanya dia langsung berlari ke Kamar Off dan membangunkan Off. Sambil membangunkan Off dia sambil berpikir, apa yang mereka lewatkan hingga Gun kritis seperi itu karena selama ini mereka menjaga Gun dari jauh untuk memastikan tidak ada sesuatu yang membuatnya drop, tapi kini mereka justru mendapat kabar yang mengejutkan.

Off yang mendengar kabar tentang Gun-pun langsung bergegas merapikan bajunya dan mengambil dompet serta Hpnya. Dia bahkan tidak memperdulikan wajahnya yang masih kacau, dia langsung berlari ke bawah bersama dengan Tay yang mengikutinya.

Arm yang sedang menunggu dibawah sontak langsung ikut berlari ke luar begitu Off dan Tay sudah dekat dengannya. "Nanti kalian tunggu di parkiran dulu, gua bakal cari celah buat nyusupin kalian," ucap Arm yang diangguki oleh dua orang lainnya. Mengingat saat ini Off dan Tay sudah tidak ada hubungannya lagi dengan Gun yang dikenal sebagai White, maka Arm yang sebagai Sahabat White harus memanfaatkan iu mendapatkan celah yang bagus.

"Kenapa Gun bisa sampe kritis? Tadi pas kita ketemuan baik baik aja tuh, walau dia sedikit pucet karena abis terapi," tanya Off yang saat ini ketiganya berada di Mobil Arm.

"Gun selama makan malem megangin kepalanya bahkan katanya wajah Gun lebih pucet dari biasanya, makanya dia balik ke kamar duluan, tapi Maid yang emang ngurusin wilayah Gun tinggal justru nemuin Gun di depan pintu kamarnya dengan keadaan udah gak sadarkan diri dan ada darah yang keluar dari hidung dan kupingnya. Kejadian itu jelas membuat Tuan Patthiyakorn dan Chimom panik hebat dan langsung bawa Gun ke Rumah Sakit, Dugaan sementara Syaraf di Otak Gun rusak dan harusnya masuk Radiologi untuk pengecekkan lebih detail, tapi sayangnya kondisi Gun terlalu lemah buat dilakuin pemeriksaan,” jelas Arm yang membuat Off terdiam.

Tay dan Arm jelas tahu kalau perasaan dan pikiran Off saat ini sedang berkecamuk dan dilanda panik yang luar biasa. Tay menggengam tangan Off, berusaha menyalurkan rasa tenang walau dirinya juga sedang ketakutan. Mereka bertiga nungkin sama sama ketakutan, akan tetapi Off yang paling parah diantara ketiganya, dulu saat mereka mengira Natthanon adalah Gun Off bahkan tidak bisa menerima kenyataan bahwa Kekasihnya sudah tiada dan kini dia tidak mau melihat mimpi buruk yang sama lagi, sudah cukup dia dan Gun dipisahkan seperti ini, dia tidak mau kehilangan Gun juga.

***

Suasana di ruang ICU saat ini benar benar kacau. Lebih dari 4 Dokter dan juga perwat terus keluar masuk dari Ruangan itu, mereka sama kacaunya seperti 3 Orang yang kini sedang duduk dan merasakan cemas yang begitu luar biasa. Claire bahkan berkali kali duduk dan diri untuk memastikaan keadaan calon Suaminya, tapi dia tidak mendapatkan hasil apapun karena Dokter saja belum selesai menangani White. Chimon bahkan tidak henti-hantinya menangisi sang Kakak, dia seakan kembali pada saat dimana dia membawa Kakaknya untuk pertama kalinya.

Pliss! Remember Me (END)Where stories live. Discover now