PRM 14

359 39 11
                                    

Satu persatu barang barang Pribadi miliknya dia masukkan kedalam koper. Barang barang yang menurutnya sangat penting, dia tidak membawa semua barangnya, hanya beberapa dan sisanya akan dia beli begitu dia sampai di Rumahnya. Sebenernya dia berniat membawa bebarapa saja, tapi ternyata tetap saja barang barang yang dia bawa begitu banyak.

Dia membawa tiga koper besar berwana biru, hijau dan merah. Koper berwarna merah berisi berbagai macam pakaian miliknya, sedangkan koper yang berwarna biru dia isi dengan barang barang Pribadi miliknya seperti, rubik, alat lukis, headphone, dan beberapa keperluan lainnya, untuk koper berwarna hijau dia isi dengan alat alat medisnya yang tidak memungkinkan untuk dia satukan dengan barang barang lainnya. Dia juga membawa satu tas yang berisi dokumen dokume penting dan berharga itu.

Inilah yang Pria itu tunggu setelah sekian lamanya. Empat tahun berada di Negara orang untuk melakukan berbagai pengobatan hingga terapi, juga mau tidak mau melanjutkan pendidikan serta bisnis di Russia. Pria itu pulang, akhirnya dia kembali ke Kampung halamannya dan akan segera bertemu dengan Keluarganya lagi.

Mungkin disini kesehatannya akan terjamin, pendidikannya juga terjamin, dan juga seseorang benar benar peduli dengannya. Namun baginya tidak ada hal yang lebih menjanjikan dibandingkan bersama Keluarganya. Baginya, Keluarga adalab segalanya dan dia rela melakukan apapun demi mereka semua.

Drttt drttt drttt.

Ponselnya berbunyi. Dia meninggalkan sejenak aktifitasnya untuk mengangkat telepon itu. Biadanya dia akan mendengus kesal dan marah marah sendiri karena di telepon dengan tiba tiba, karena dia tidak terlalu suka bertelponan. Namun melihat nama kontak yang menelponnya justru membuat dia tersenyum lebar dan mengangkat panggilan itu dengan begitu bersemangat.

“Привет зайка,” sapa White begitu dia mengangkat panggilan itu

Ya. Orang itu adalah White. Hari ini dia akan kembali ke Negara dimana dia dilahirkan, juga sebentar lagi akan menjabat sebagai pemimpin Keluarga. Dia benar benar sudah tidak sabar untuk bertemu Adik dan Ayahnya.

Привет, дорогой,” balas seseorang disebrang sana yang kini sedang tersenyum lebar.

“почему ты мне позвонил?” White bertanya dengan langkah kaki yang bergerak melihat ke arah jendela kamarnya yang berada dilantai 3. Tidak terlalu jelas pemandangan yang terlihat, tapi dia suka melihat orang beraktifitas, tidak seperti dirinya yang segala sesuatunya selalu dibatasi.

ты правда собираешься сейчас?” Bukannya menjawab orang itu justru balik bertanya yang membuat White tertawa ringan.

“только некоторое время? Ты также позаботишься о переводе в кампус, не так ли?” Setelah White menjawab dia bisa mendengar dengan jelas helaan napas dari sebrang sana.

“Я позабочусь о себе, ты тоже должен позаботиться о себе.”

не говори так, ты меня пугаешь.” Sungguh, dia benar benar takut dengan ucapan orang ini. Rasanya ingatan lama seperti kembali berputar di kepalanya, dia tidak mau kehilangan.

“Простите меня-” Perkataan White terpotong saat seseorang memanggilnya.

“Tuan Muda, sudah waktunya anda pergi.” Orang itu adalah pengasuh White sejak kecil, itulah yang White tahu. Dia memiliki beberapa alergi dan kondisinya juga masih sering naik turun. Ayahnya dan juga Chimon berkali kali bilang kalau White akan segera sembuh. Namun White tahu, dia tidak akan pernah benar benar sembuh dan harus menghabiskan dirinya dengan semua obat juga alat alat medis itu.

Pliss! Remember Me (END)Where stories live. Discover now