WEDING DAY [END]

341 26 6
                                    

Pagi ini, disebuah Pantai yang memiliki laut sebiru langit sebuah pesta sedang diselengarakan. Berbagai ornamen berwarna Hijau menghiasi pesisir Pantai yang dijadikan sebagai lokasi pengucapan janji sehidup semati. Acara Pernikahan White dan Claire hari ini akan diselenggarakan.

Meski beberapa minggu yang lalu Pernikahan mereka terpaksa diundur karena mempelai Prianya masuk Rumah Sakit, tapi kini keduanya sedang bersiap untuk memulai Acara hari ini. Pernikahan mereka diadakan begitu tertutup, hanya dihadiri oleh Sahabat, Keluarga, dan Kolega saja, akan tetapi hal itu justru membuat suasana hari ini jauh lebih sakral dan hikmat.

Arm memasuki Ruangan Resort yang menjadi tempat Gun bersiap. Dia benar benar tidak tahu harus melakukan apa pada Gun yang dalam kondisi tidak tahu apa apa, sedangkan disana ada Off yang kini sudah benar benar hancur karena tidak memiliki peluang lagi. Arm mengerti keduanya, Gun saat ini berada diposisi yang bahkan dia sendiri tidak tau dia siapa dan Off-pun begitu, dia hanya mengingikan Kekasihnya kembali, bukan dia yang ingin merebut Gun, tapi Claire lah yang datang dan merebut Gun dari sisi Off. Namun, Arm juga tidak bisa menyalahkan Claire karena Claire jauh lebih tidak tahu apa apa dibandingkan dengan Gun, Claire cuman tahu kalau Gun adalah White dan dia tidak memiliki Teman ataupun Kekasih.

“Kau tampak lebih bersinar dari biasanya White,” ucap Arm yang berusaha menutupi segalanya.

“Entahlah, aku takut tapi aku juga merasa akan ada hal baik yang terjadi,” sahut White tanpa berbalik nelihat ke arah Arm dan hanya fokus pada pantulan dirinya yang ada di cermin.

“Kau benar benar merasa pernikahan ini baik? Biar bagaimanapun kau masih muda, bahkan Sahabatku Tay saja belun menikah.” Arm melangkah mendekat ke arah White yang sibuk memperhatikan dirinya sendiri.

Harus Arm akui, Gun yang saat ini menggunakan Jas Putih Gading dengan dasi kupu kupu sebagai hiasannya, memang membuat Gun tampak begitu manis, bahkan Arm benar benar bisa merasakan aura Submissive dari Gun.

“Itusih Sahabatmu saja yang menunda nunda pernikahan. Meski semuanya masih terasa begitu membingungkan, balik lagi seperti kataku bahwa akan ada sesuatu baik yang akan terjadi.” Arm bisa melihatnya dengan jelas, sebuah keyakinan yang begitu besar, seperti sebuah harapan yang sudah lama dinantikan.

Melihat keyakinan dan tekad Gun yang begitu besar membuat Arm tidak punya pilihan lain selain membiarkannya, meski dia berharap kalau Gun berubah pikiran dan mau diajak lari dari pernikahan ini, tidak, itu hanya pemikiran konyolnya saja.

Sebuah panggilan telpon dari Ponsel Arm dan hal itu sontak saja menarik perhatian Gun dan juga Arm yang sedang berbincang-bincang. Arm melihat nama Tay di panggilan itu dia langsung berdiri, dia memiliki firasat buruk tentang itu.

“Aku angkat telpon dulu ya.”

“Jangan lama lama, aku gugup.”

Saat Arm keluar dari Ruangan itu, Gun menatap Arm lamat lamat dan penuh arti. Gun menatap Arm penuh penyesalan, dia merasa menyesal atas berbagai hal yang entah apa dia tidak tahu.

***

“Off! Demi Tuhan, ini kesempatan terakhir lo ketemu sama Gun dan lo mau nyia-nyiain hal itu begitu aja?” Tay merasa Frustasi, pasalnya sejak tadi Off hanya diam memandangi Undangan pernikahan Kekasihnya dengan Orang lain.

“Semuanya udah selesai Tay,” lirih Off yang sejak tadi menangis dan sejak tadi juga Tay berusaha untuk menenangkannya dan mengajaknya pergi. Mereka sudah berada di Hotel dekat Lokasi pernikahan Gun sejak kemarin, tapi sekarang Off tidak mau melangkahkan kakinya barang selangkahpun.

“Lo mau nyerah gitu aja?” tanya Tay, “Off, lo masih bisa ungkap kebenarannya disana, lo masih bisa ngambil Gun lagi karena disini Gun jadi tawanannya padahal dia gak salah apa apa. Off ini satu satunya langkah terakhir yang lo bisa lakuin,” lanjut Tay mencoba memberi pengertian pada Off.

Pliss! Remember Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang