-3-

807 136 35
                                    

Jane menghampiri Rose dengan handuk yang melingkar dilehernya. Rambutnya yang masih basah dan acak acakan itu membuatkan Rose hampir terpesona.

"Saya tahu saya ganteng"ujar Jane menyadarkan Rose.

Rose berdehem canggung"Ih,apaan si. Pede banget"ujarnya sok ketus

"Makanannya sudah selesai dimasak?"tanya Jane

"Iya"sahut Rose. Dia mengambil handuk dileher Jane itu dan mengeringkan rambut Jane"Nanti airnya menetes kemakanan"ujarnya

Jane tersenyum tipis melihat perlakuan Rose"Terima kasih"ujarnya

Rose hanya berdehem"Sudah selesai. Sekarang Om bisa makan"

"Ayo makan bareng"ujar Jane menarik Rose duduk dibangku

Dengan segera Rose meletakkan nasi kedalam piring Jane. Dia memang kelihatan seperti sosok istri yang baik soalnya dulu dia sering melihat cara sang Mama melayani sang Papa.

"Ternyata kamu sopan juga ya"ujar Jane

Rose mendesis"Walaupun aku bandel,aku masih menghormati orang tua"sahutnya

"Tapi saya mau kamu menghormati saya sebagai suami,bukan sebagai orang tua"ujar Jane menatap Rose serius.

Rose yang tidak ingin berdebat itu akhirnya mengangguk"Iya deh suamiku!!"sahutnya sedikit kesal dan Jane hanya menggelengkan kepalanya pelan.









"Kenapa belum tidur?"tanya Jane soalnya sekarang jam sudah menunjukkan angka 11 malam.

"Tidak bisa tidur Om. Mungkin aku belum terbiasa sama suasana di sini"sahut Rose

"Sini"panggil Jane agar Rose mendekatinya

"Ngapain coba?"

Jane menghela nafasnya dengan kasar"Kesini saja"

Dengan kesalnya Rose mendekat kearah Jane yang berbaring disampingnya itu. Secara tiba tiba Jane menarik kepala Rose dan menjadikan lengannya sebagai bantalan untuk Rose"Dulu waktu saya kecil,Mama selalu saja mengusap rambut saya agar saya bisa tidur"ujar Jane dengan tangannya yang sudah mengusap rambut Rose.

Untung saja hanya cahaya bulan yang memasuki kamar mereka melalui jendela jadi Jane tidak dapat melihat rona merah yang sudah muncul dipipi Rose.

"Nih orang cuek tapi perhatian. Lama lama gue baper juga nih" batin Rose

Tanpa sadar Rose sudah meletakkan tangannya diperut Jane. Dia memeluk Jane seakan memeluk boneka kesayangannya"Om sudah seperti sugar daddy aku deh"

"Hentikan pemikiran konyol kamu itu. Mendingan tidur. Besok pagi kamu sekolah"

"Sekolah? Memangnya seragam sekolah sudah ada?"

"Semuanya sudah saya siapkan. Besok kita berangkat bersama"

"Ya sudah deh. Selamat malam Om!"

"Hm"











:
:

Pagi sudah tiba membangunkan Rose yang merasa malas untuk bangkit dari rebahannya. Tidurnya benar benar nyaman dan dia sadar rasa nyaman itu muncul ketika dia berada didalam dakapan sosok yang sudah bergelar sebagai suaminya.

"Kenapa sekarang gue baru sadar si kalau pipi dia gembul. Kekeke,gemes banget"gumam Rose memainkan pipi Jane.

Hal itu malah membuatkan Jane menggeliat kecil. Bukannya membuka matanya,Jane malah memeluk pinggang Rose dengan semakin erat membuatkan muka merasa saling berhadapan.

Secara tiba tiba Jane membuka matanya dan tatapan mereka akhirnya bertemu.

Deg

Untuk beberapa detik mereka saling menikmati pahatan wajah sempurna pasangan mereka itu.

Perlahan lahan Jane memajukan mukanya. Jempolnya itu memegang dagu Rose. Tidak butuh waktu yang lama,bibirnya menempel dibibir polos sang istri.

Deg

Jantung mereka berdua terus berdetak dengan cepat. Walaupun bibir mereka hanya menempel,mereka seakan merasakan sengatan listrik yang menjalar diseluruh badan mereka.

"A-aku mandi duluan"setelah sadar,Rose bergegas bangkit dan berganjak memasuki kamar mandi.

Jane pula melamun dengan pandangan kosongnya. Dia merasa bersalah karena sudah lancang mengecup bibir Rose. Walaupun Rose sudah menjadi istrinya,dia pernah berjanji sama Rose untuk tidak mengambil kesempatan namun sepertinya dia sudah melanggar janjinya.



*

Didalam kamar mandi,Rose masih berusaha meneutralkan degup jantungnya. Pipinya sedikit merasa panas.

"Perasaan apaan ini"gumamnya. Ini pertama kalinya Rose merasakan perasaan aneh itu namun dia menyukai rasanya.

Tangannya itu beralih menyentuh bibirnya yang baru dikecup oleh sang suami. Dia bingung sama perasaannya kali ini. Selama ini,dia tidak mengalami apa itu jatuh cinta makanya sekarang dia sulit untuk memahami arti perasaannya.









Suasana canggung menyelimuti meja makan. Mereka berdua hanya menikmati nasi goreng yang dimasak oleh Rose dengan suasana yang hening.

"Rose"panggil Jane setelah menghilangkan rasa gugupnya.

"I-iya Om"sahut Rose

"Saya mau minta maaf atas apa yang terjadi tadi pagi. Maaf karena saya sudah lancang"

Dapat Rose lihat kalau suaminya itu benar benar merasa bersalah. Akhirnya dia menggenggam salah satu tangan Jane yang berada diatas meja makan. Dia tersenyum untuk menenangkan Jane"Tidak apa apa Om. Om itu suami aku jadi aku tidak ingin mempermasalahkannya kok. Aku sudah sah milik Om bukan? Tapi maaf,aku belum siap untuk memberi hak Om"

Jempol Jane mengusap tangan Rose"Terima kasih karena memahami. Dan saya juga masih belum ingin meminta hak saya"ujarnya membuatkan Rose tersenyum.






Nahloh,siapa yang ikutan baper🤧

  Tekan
   👇

Because You're Mine✅Where stories live. Discover now