-26-

764 120 12
                                    

Sedari tadi Jane terus menggenggam tangan dingin sang istri. Sekarang mereka sudah berada didalam ambulance untuk menuju kerumah sakit.

Hati Jane berdenyut nyeri ketika melihat kondisi istrinya itu. Dia takut sang istri pergi dan tidak akan kembali lagi "Rosie, aku tahu kamu kuat. Tolong bertahan demi aku, aku mohon" gumam Jane mengecup punggung tangan Rose berkali kali.





















Setelah Rose dibawa keruangan UGD, Jane langsung mendudukkan dirinya dibangku kosong didepan ruangan UGD itu. Badannya seakan lemes.

Dia terus menatap tangannya yang dipenuhi oleh darah sang istri. Tidak dapat dia bayangkan kalau Rose pergi meninggalkan dirinya. "Jebal Rosie, jangan pergi. Aku tidak ingin kehilangan cinta aku lagi" lirihnya

Seseorang menepuk pundak Jane "Lo yang sabar ya. Kita doakan saja yang terbaik untuk Rose. Dia lagi berjuang untuk hidup jadi lo harus memberi dia semangat"

"T-tapi gue takut Seul. Gue tidak ingin kehilangan orang yang gue cintai lagi. Semuanya salah gue. Kenapa harus istri gue yang menanggung semuanya?"

Seulgi menghela nafasnya dengan kasar "Sebelum kesini gue sudah kekantor polisi duluan. Pihak polisi bilang kalau persidangan mereka akan dilakukan setelah Rose keluar dari rumah sakit"

"Mereka harus membayar apa yang sudah mereka lakukan! Gue tidak akan membiarkan hidup mereka tenang!" ujar Jane menahan emosi.

Beberapa menit kemudian, datangnya Seojoon bersama Jiyong dan Dara yang menghampiri mereka disusul oleh teman teman Rose yang baru pulang dari sekolah.

"Pa, maafin aku. Aku gagal menjaga istri aku" ujar Jane merasa bersalah.

Seojoon mengusap pundak Jane "Papa sedikit kecewa sama kamu tapi semuanya sudah terjadi. Tidak ada gunanya juga kamu menyalahkan diri kamu atas apa yang terjadi. Tapi kalau kamu sudah tidak bisa meneruskan pernikahan kalian ini lagi, hantarkan Rose pulang kerumah Papa. Kalau cinta kamu untuk anak Papa itu sudah hilang, cinta Papa untuk anak Papa tidak akan pernah hilang"

Jane sontak menggeleng "Tidak Pa. Cinta Jane untuk anak Papa itu tidak akan pernah hilang. Sekarang Jane sadar kalau hanya dia yang berhak keatas cinta Jane. Kali ini Jane tidak akan mensia siakan cinta anak Papa itu lagi"

Seojoon tersenyum tipis "Baguslah. Papa percaya sama kamu"















Sedari tadi Jane terus menggenggam tangan Rose yang dipakaikan infus itu. Dia terus mengelus tangan itu berharap agar dapat mengurangkan rasa sakit yang dialami oleh sang istri.

Rose sudah dibawa masuk keruang inap makanya Jane berada disamping istrinya itu. Menurut Dokter, kondisi Rose sudah stabil walaupun detak jantung Rose sempat terhenti. Jane begitu bersyukur karena Tuhan masih memberinya kesempatan untuk meminta maaf dari sang istri.

Namun dia tetap saja emosi setelah mendengar penjelasan dari sang Dokter.

"Kondisi Rose-ssi sudah stabil namun badannya masih lemes. Sepertinya tidak ada makanan yang masuk kedalam perut Rose-ssi karena tadi setelah diperiksa, perutnya kosong. Beruntung sekali dia dibawa kesini dengan segera. Saya tidak yakin dia bisa bertahan kalau kalian telat membawa dia kesini. Badan Rose-ssi juga dipenuhi oleh luka pukulan tapi semuanya sudah saya obati. Untuk luka dikepala Rose-ssi juga sudah dijahit dan dia pasti akan merasa pusing setelah sadar. Kalian bisa menekan tombol yang ada diheadbord kasur untuk memanggil saya"

Sial! Jane benar benar membenci sosok yang sudah menyiksa istrinya itu.

Tangan Jane beralih mengelus pipi Rose yang bengkak itu "Pasti sakit hurm. Mianhe, andai saja aku menemukan kamu dengan segera, kamu pasti tidak akan kesakitan" lirihnya

"Andai saja aku tidak beranggapan kalau kamu pergi tinggalin aku, pasti ini tidak akan terjadi. Maafin aku Rosie. Aku bego" lanjutnya.

"Sudahlah Jane. Tidak ada gunanya juga kamu menyalahi diri kamu sendiri" ujar Jiyong menepuk pundak sang anak.

"Tapi ini memang salah aku. Gara gara aku, Rosie harus melalui semua ini" ujar Jane dengan sendu.

"Erm semuanya. Aku sama yang lain pamit pulang duluan ya. Besok pas pulang sekolah kita kesini" ujar Jaehyun mewakili teman temannya.

Jane bangkit dan menghampiri Jaehyun. Dia menepuk pundak cowok yang lebih tinggi darinya itu "Mianhe. Seharusnya Hyung tidak menyalahkan kamu atas kehilangan Rosie" ujarnya bersalah.

Jaehyun tersenyum tipis "Tidak apa apa Hyung. Aku mengerti. Kalau aku diposisi Hyung juga, aku pasti akan melakukan hal yang sama" ujarnya dan beralih menatap Rose "Rose, sosok yang baik dan aku sudah jatuh cinta sama dia. Tapi aku tidak ingin memperjuangkan cinta aku ini karena aku yakin Hyung yang terbaik untuk dia. Tolong cintai dia dengan baik ya. Aku percaya sama Hyung"

Jane mengangguk "Semoga kamu bisa move on dari Rose dan menemukan sosok yang lain. Maaf, Hyung tidak bisa melepaskan dia untuk kamu"

"Tidak apa apa. Aku mengerti "sahut Jaehyun "Aku duluan ya" pamitnya berganjak keluar dari ruang inap itu disusul oleh Lisa, Yeri dan juga Joy.

"Gue juga duluan ya" pamit Seulgi menepuk pundak Jane dan berganjak pergi dari sana.











  Masih potek si:")


   Tekan
    👇

Because You're Mine✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang