-11-

616 105 10
                                    

Pagi sudah tiba dan seperti biasa, Jane akan menghantar istrinya ke sekolah duluan sebelum berangkat bekerja. Sepertinya itu sudah menjadi rutin hariannya.

"Mama bilang kalau Lim bakalan menyusul. Kamu tolong pantau dia ya. Dia itu rada bandel si" ujar Jane

Rose terkekeh kecil "Kamu lupa kalau istri kamu ini juga bandel huh? Sepertinya aku sama Lim cocok deh buat bikin keributan bareng"

"Rosie" nada suara Jane terdengar datar.

Rose sontak tertawa "Ahahah maaf Om. Aku bercanda saja kok"

Jane tersenyum tipis dengan tangannya yang mengelus kepala Rose "Belajar dengan rajin. Nanti kamu bisa lanjut kuliah dikampus tempat aku bekerja"

"Okay Om" sahut Rose.

Jane beralih mengecup dahi istrinya itu "Jaga diri"

"Om juga jaga diri" sahut Rose "Dan jangan dipaksa untuk ingat masa lalu Om. Aku bukan tidak mau Om ingat sama masa lalu Om, tapi aku hanya tidak mau Om ngerasa pusing. Pelan pelan saja ingatnya"

Jane tersenyum haru. Istrinya itu memang jauh lebih muda darinya namun tetap saja bersikap dewasa "Iya Rosie"

"Ya sudah. Aku duluan" Rose berganjak keluar dari mobil dan bergegas memasuki sekolahnya.








"Rose" langkah Rose yang ingin memasuki kelasnya itu terhenti. Dia berbalik dan menatap sosok yang memanggilnya.

"Eh, Lim"

"Bisa kamu menghantarkan aku ke ruangan kepsek?" pinta Limario.

"Ayo" dengan segera Limario mengikuti Rose menuju keruangan kepsek. Mereka sama sekali tidak peduli dengan tatapan siswa siswi yang tertuju kepada mereka itu.

"Ini ruangan kepseknya. Kamu mau aku tunggu disini?" tanya Rose.

"Tidak perlu. Kamu bisa kembali ke kelas saja" sahut Limario.

Rose mengangguk dan mula berjalan menuju kekelasnya. Limario pula memasuki ruangan kepsek untuk melaporkan diri.











"Tadi siapa?" baru saja duduk dibangkunya, Rose malah ditanya sama sosok Joy yang sudah kepo itu.

"Limario" sahut Rose singkat

"Limario? Lo kenal sama dia?" tanya Yeri

"Dia adeknya Om Jane si" sahut Rose

"Gila! Gue kirain abangnya saja yang ganteng, ternyata adeknya juga ganteng ya" heboh Joy

"Kalian naksir sama dia?" tanya Rose penasaran.

"Sepertinya Lisa nih yang naksir" sahut Yeri menggoda Lisa.

"Ck, apaan si!" sahut Lisa sedikit malu.

Ketiga temannya itu terkekeh kecil "Cie, malu malu" goda Joy

"Kalau elo suka sama dia, bilang saja sama gue Lis. Nanti gue atur" ujar Rose.

"Jangan ngadi ngadi deh. G-gue tidak naksir sama dia kok" sahut Lisa

"Percaya saja deh gue" sahut Rose beralih menatap Joy sama Yeri "Kalian ngapain disini? Bukannya kelas kita berbeda?"

"Ya kita kesini juga gara gara kepo sama cowok yang tadinya jalan bareng elo itu si" sahut Yeri.

Bersamaan dengan itu, cowok yang diomongin oleh mereka menghampiri mereka "Rose"

"Lim? Ngapain kamu disini?" tanya Rose.

"Aku dikelas ini si" sahut Limario

"Cie, sekelas sama Lisa nih" timpal Joy menggoda.

Limario mengernyit "Lisa?"

"Lim, mereka semua ini teman aku. Itu Joy terus itu Yeri. Yang ini Lisa" Rose memperkenalkan teman temannya kepada Limario.

"Salam kenal semuanya" sapa Limario dengan ramah.

"Hm" sahut Lisa cuek.

"Sok cuek saja tuh. Nyatanya dia sudah deg degan" goda Joy

"Mendingan kalian kembali kekelas kalian deh" usir Lisa yang kesal sama kelakuan dua temannya itu.

Joy sama Yeri terkekeh "Ya sudah. Gue sama Joy kembali kekelas duluan deh. Nanti pas istirahat kita ketemuan dikantin" dengan segera Yeri menarik Joy pergi dari sana.

"Lim, dibangku belakang aku ini kosong. Kamu bisa duduk disitu saja" ujar Rose.

Limario mengangguk dan berganjak duduk dibangku kosong dibelakang Rose.














*
*

Sedari tadi Jane fokus menjelaskan materi kepada siswa siswi yang berada didalam kelasnya. Raut wajahnya yang serius itu malah menambahkan kegantengannya membuatkan beberapa siswi malah salah fokus.

"Apa kalian mengerti?" tanya Jane

"Mengerti" sahut yang lain dengan kompak.

Jane memicingkan matanya dan menatap 3 bangku kosong yang ada "Dimana Alvin, Leon sama Jake?"

"Sepertinya mereka bolos tuh" sahut seorang siswa

"Ini sudah kali ke3 mereka membolos di jam pelajaran saya. Apa kalian tahu mereka kemana?"

Siswa dan siswi dikelas itu langsung menggeleng dengan kompak. Mereka tidak terlalu akrab sama sosok ketiga namja bandel itu si soalnya ketiga namja itu tidak segan segan untuk memukul mereka tanpa alasan yang jelas.

Brakkk

Secara tiba tiba pintu kelas dibuka dan masuklah ketiga namja yang dicari oleh Jane itu.

Tanpa mempedulikan Jane, ketiga namja itu terus tertawa dan berganjak memasuki kelas dengan santai.

"Darimana saja kalian?!" tanya Jane datar.

Langkah ketiga namja itu terhenti "Bukan urusan elo" sahut Alvin.

"Ini urusan saya karena kalian membolos dijam pelajaran saya!" sahut Jane berusaha tenang.

"Tugas elo hanya mengajar jadi elo tidak perlu ikut campur sama urusan kita!" ujar Jake.

"Kalian saya hukum! Bersihkan toilet cowok yang ada disamping ruangan kesehatan!" tegas Jane.

"Memangnya elo siapa mau ngatur kita?" timpal Leon dengan malas.

"Jangan main main sama saya!" dingin Jane "Saya akan melaporkan kalian sama pihak atasan!" lanjutnya

"Ck! Lihat saja nanti!" Alvin berujar dengan marah dan berganjak keluar dari kelas bersama kedua temannya itu.

Jane pula menghembuskan nafasnya dengan kasar. Pagi pagi lagi tenaganya sudah terkuras. Huftt. Melelahkan!







  Tekan
   👇

Because You're Mine✅Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt