-15-

576 115 12
                                    

Pagi sudah tiba dan pasangan suami istri ini juga sudah selesai memakan sarapan mereka. Sekarang mereka sudah berada diruang tamu untuk membahas masa lalu Jane. Kedua duanya memilih untuk mengambil libur agar masalah mereka ini bisa diselesaikan dengan segera.

"Sekarang ingatan Oppa sudah kembali, apa kelakuan Oppa juga bakalan berubah seperti dulu?" tanya Rose.

"Yang kembali itu hanya ingatan aku. Aku tetap saja menjadi diri aku sendiri" sahut Jane 

"Terus, perasaan Oppa buat Julia?"

Jane diam dengan raut wajah yang sulit diartikan. Bohong kalau dia bilang dihatinya itu sudah tidak ada nama Julia. Namun disatu sisi yang lain, dia juga sudah mula mencintai istrinya. Ini benar benar pilihan yang sulit. Apa yang harus dia lakukan?

"Kamu mau aku ngapain?" tanya Jane.

Rose mengernyit "Maksud Oppa?"

Jane menggenggam kedua tangan Rose "Semua pilihan ada ditangan kamu. Kalau kamu mau aku melepaskan kamu, akan aku turuti"

Deg

"Jadi Oppa lebih memilih Julia?! Oppa mau menceraikan aku?!" tanya Rose menahan sesak dihatinya.

Jane mengusap wajahnya dengan kasar "Please ngertiin aku. Aku sekarang ada diposisi yang sulit. Aku tidak bisa memilih diantara kalian. Kalian berdua mempunyai posisi yang berbeda dihati aku. Aku dulu pernah berjanji untuk menikahi Julia tapi aku malah mengikari janji aku. Rosie, aku juga tidak ada niatan untuk menceraikan kamu. Sekarang aku hanya bingung sama situasi yang terjadi. Aku tidak mau kamu ikut merasai imbasnya makanya aku meminta kamu untuk membuat pilihan" lirihnya.

"Terus, gimana kalau aku memilih untuk bersama Oppa?! Apa Oppa bakalan meninggalkan Julia demi aku?!" sahut Rose sedikit marah.

"Kamu sudah menjadi istri aku. Tidak mungkin aku meninggalkan kamu demi masa lalu aku. Aku hanya butuh waktu. Aku harus ngomong sama Julia duluan agar ada jalan keluar dari masalah kita ini. Aku tidak mau menyakiti perasaan dia lagi" ujar Jane.

Rose tersenyum miris "Bahkan disaat seperti ini saja Oppa masuh memikirkan perasaan Julia. Gimana perasaan aku sebagai istri Oppa ini? Apa perasaan aku tidak penting?"

"Rosie, aku-"

"Kalau itu yang Oppa mau, terserah Oppa saja. Aku hanya akan mengikuti alur yang Oppa inginkan!" potong Rose bergegas bangkit dan berganjak kekamarnya.

"Rosie" panggil Jane berharap agar sang istri kembali menghampirinya namun sepertinya istrinya itu sudah benar benar kecewa kepadanya.

Hembusan nafas kasar Jane mula kedengaran. Dia pusing saat ini. Apa yang harus dia lakukan? Dia benar benar merasa bersalah karena sudah menyakiti hati dua cewek. Dia tidak bisa memilih diantara kedua duanya karena kedua duanya mempunyai posisi yang penting dihatinya.

"Babe, kapan kamu ada waktu? Aku mau bawa kamu ketemuan sama orang tua aku deh"

"Jane, kamu juga mengerti bukan kalau aku sibuk. Aku masih tidak ada waktu untuk ketemu sama orang tua kamu. Lagian aku juga belum siap untuk ketemu sama mereka"

"Ya sudah deh, kalau kamu siap kamu bilang sama aku ya"

"Arreosso. Sekarang aku mau beli tas baru, apa kamu bisa membelinya untuk aku?"

Jane terkekeh kecil "Apa si yang tidak bisa untuk kamu. Apa pun akan aku lakukan demi kamu"

"Nanti pas nikah juga aku mau tinggal dirumah yang gede, mobil yang mewah. Aku juga mau pembantu ya. Pokoknya kamu harus siapkan semua itu untuk aku!"

"Iya Julia sayang"

****

"Rosie, maafin aku ya karena belum bisa membeli rumah yang gede buat kita. Aku juga tidak mampu menyewa pembantu"

"Om ngawur apaan si. Rumah yang kita tinggali ini juga sudah gede kok. Aku juga tidak butuh pembantu. Om itu suami aku, jadi sudah menjadi tanggungjawab aku untuk menyiapkan keperluan Om"

Jane tersenyum "Jalan jalan yuk. Nanti aku beliin tas buat kamu"

"Jangan deh Om. Mendingan Om hemat saja. Kita harus menyimpan uang untuk masa depan loh"

*

Jane tersenyum tipis ketika bayangan memori muncul dibenaknya. Yang satu cewek yang penuntut dan yang satunya cewek yang memahami. Sepertinya sekarang dia sudah tahu siapa yang berhak untuk menjadi ratu dihatinya.

"Rosie, aku memilih kamu" gumamnya tersenyum tipis.








:
:

"Kenapa si Rose bolos?" tanya Lisa ketika bergabung bersama teman temannya.

"Jane Oppa juga tidak kekampus tuh" ujar Joy

"Lo tahu dari mana coba?" tanya Limario

"Sebelum kekantin gue sudah mengintip mobil Jane Oppa dikampus sebelah si. Mobilnya tidak ada tuh" sahut Joy

"Apa mereka baik baik saja?" tanya Yeri.

Limario menghela nafasnya dengan kasar "Semoga mereka baik baik saja deh. Kalau mereka ada masalah juga, itu pasti masalah dari Julia"

"Lo memang tidak suka sama si Julia itu huh?" tanya Lisa.

"Gue memang tidak suka sama dia. Gara gara dia, Jane Hyung banyak berubah" sahut Limario.

"Bagus si. Sebagai adek, elo harus menjauhkan si Julia itu dari Jane Oppa" ujar Joy menyemangati Limario.

Limario tersenyum tipis "Gue yakin Rose bisa menyelesaikan semuanya"







Limario tersenyum tipis "Gue yakin Rose bisa menyelesaikan semuanya"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keep Streaming💖🐍🕷️



  Tekan
    👇

Because You're Mine✅Where stories live. Discover now