-21-

650 111 10
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam dan sekarang Jiyong bersama Dara dan juga Limario sudah berkumpul dirumah Jane.

Jiyong sama Dara sudah mengetahui masalah yang menimpa Jane soalnya Limario sudah menceritakan semuanya kepada mereka.

"Semuanya salah Papa" lirih Jiyong "Andai saja Papa tidak menjodohkan kamu sama Rose, Rose pasti tidak akan menderita" lirihnya.

Jane menatap sang Papa dengan tatapan tidak percaya "Jadi Papa belain cewek itu?! Pa, gara gara dia Jane harus putusin Julia!"

"Jadi kamu lebih memilih Julia?!" sambar Dara "Mama bahkan tidak pernah merestui hubungan kamu sama Julia! Mama yakin Rose yang terbaik buat kamu tapi kamu malah menyakiti cewek sebaik dia!" lanjut Dara dengan marah.

Jane mengusap wajahnya dengan kasar "Semua yang terjadi ini salah kalian. Kalian yang mengambil kesempatan. Waktu aku hilang ingatan, seharusnya kalian tidak menjauhkan Julia dari aku"

"Mama sama Papa tidak pernah menjauhkan Julia dari kamu tapi dia sendiri yang menjauh dari kamu waktu kamu koma" sahut Dara

"Dia menjauh juga gara gara sibuk sama selingkuhan dia. Ah, apa mungkin Hyung yang menjadi selingkuhan dia?" sambar Limario.

"Jaga omongan elo Lim!" marah Jane menatap sang adek dengan tajam "Lo tidak berhak untuk menjelekkan dia!" lanjutnya.

Limario terkekeh sinis "Lo sudah terlalu dibutakan oleh cinta palsu dia! Kalau elo ingin mengetahui segalanya, mendingan elo ketemu sama Wendy Eonnie saja. Dia teman Julia jadi gue yakin dia tahu segalanya"

"Putusin hubungan kamu dengan Julia dan Papa mau kamu mencari Rose!" tegas Jiyong.

"Untuk apa aku mencari Rose? Dia sendiri yang memilih untuk pergi bersama selingkuhan dia itu!" sahut Jane dengan kesal.

"Dia pergi juga gara gara Hyung yang mengusir dia!" sambar Limario "Cowok itu hanya teman Rose, bukan selingkuhan dia. Rose pernah bilang sama gue dan yang lain kalau dia mencintai suaminya dan suaminya itu adalah elo! Ck, tapi ternyata cintanya itu sia sia. Elo bahkan tidak membalas cinta dia" lanjutnya sinis.

"Siapa bilang gue tidak membalas cinta dia?! Gue juga mencintai dia!" sahut Jane

"Kalau elo mencintai dia, kenapa elo masih bersama Julia?! Kenapa elo mengusir dia hanya demi Julia?!" teriak Limario emosi.

"Gue mengusir dia karena dia sendiri yang ingin pergi dari gue!" balas Jane tidak kalah emosinya.

"Sudah cukup!" teriak Jiyong dengan lantang. Dia menatap kedua anaknya secara bergantian "Sudah Lim, jangan memojokkan Hyung kamu" ujarnya dan beralih menatap Jane "Dan kamu, cari Rose sampai ketemu! Biar Papa yang ngomong sama mertua kamu soal masalah ini!" lanjutnya

Jane menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia bangkit dan berganjak kekamarnya tanpa mengeluarkan suara.

"Kita harus gimana?" tanya Dara

"Kita biarin Jane cari Rose duluan. Biar mereka menyelesaikan masalah mereka" sahut Jiyong.

"Dan soal Julia kalian tidak perlu khawatir. Aku bersama yang lain akan mengawasi dia" ujar Limario membuatkan kedua orang tuanya mengangguk paham.







:
:

Disebuah bangunan kumuh yang berada jauh dari kota, terlihatlah seorang yeoja yang diikat diatas bangku dengan kedua mata yang juga ditutup menggunakan kain.

Yeoja itu tidak lain tidak bukan ialah Rose. Dia dibawa kesana oleh ketiga namja yang sudah menculiknya itu.

"Eung" beberapa menit kemudian, Rose akhirnya sadar dari pingsannya dan dia mula menyadari kalau dirinya diikat "Gue lagi dimana" gumamnya ketakutan.

"Tolong!" dia mula berteriak; berharap agar ada yang datang dan menolong dirinya.

Sedetik kemudian, dia merasakan langkah kaki yang berjalan menghampirinya.

Srett

Dengan kasarnya ikat mata Rose dibuka membuatkan Rose mengerjabkan matanya berkali kali bagi menyesuaikan cahaya yang mengganggu penglihatannya.

"Akhirnya elo sadar juga ya" ujar Alvin.

Rose mengernyit "Siapa kalian? Untuk apa kalian membawa gue kesini?"

"Apa elo kenal sama Jane?" bukannya menjawab pertanyaan itu, Jake malah melontarkan pertanyaan.

"Dia suami gue! Apa urusan dia sama kalian?!" sahut Rose

Jake terkekeh "Sudah gue bilang, cewek ini memang istri cowok sok keren itu"

"Suami gue bukan sok keren ya!" sambar Rose "Kalian punya masalah apa sama dia?!"

Leon mencengkram kedua pipi Rose "Asal lo tahu, kita benci banget sama suami elo! Gara gara dia yang sok keren, gue sama teman teman gue hampir dikeluarkan dari kampus!"

Plakkk

Dia menampar Rose membuatkan Rose mengernyit menahan perih disudut bibirnya "Terus untuk apa kalian membawa gue kesini?! Gue tidak ada urusan sama kalian!" marah Rose.

"Gue sama teman teman gue hanya mau bahagia si" sahut Jake "Dan kebahagiaan kita itu ketika kita melihat orang yang kita benci menderita" lanjutnya.

"Suami elo sayang sama elo bukan? Dia pasti akan menderita setelah melihat apa yang kita akan lakukan sama elo" ujar Alvin bersmirk.

Rose menelan ludahnya dengan kasar "K-kalian mau ngapain? Jangan macam macam sama gue"

Ketiga cowok itu sontak tertawa "Lo pikir kita mau ngapain huh? Sorry, tapi kita tidak tertarik sama elo" ujar Alvin

"Sampai kapan kalian mau menculik gue?!" tanya Rose memberanikan dirinya.

Srett

Alvin menjambak rambut Rose membuatkan cewek itu mendongak keatas "Sampai elo mati. Tapi lo tenang saja, kita tidak akan membunuh elo duluan kok. Kita hanya akan menyiksa elo secara perlahan lahan sambil menunggu waktu kematian elo tiba" bisiknya sepertinya seorang psychopath.

Ketiga cowok itu akhirnya berganjak pergi meninggalkan Rose yang sudah terisak kecil itu.






  Tekan
   👇

Because You're Mine✅Where stories live. Discover now