04

4.5K 372 4
                                    

Story

Don't plagiat ⚠
..............

Gamara menatap puas cermin didepannya yang menampilkan dirinya yang sudah tampil lengkap dengan seragam baru miliknya, tak terlalu kecil dan tak terlalu besar, sangat pas.

Ini berkat Adnan yang pagi-pagi mengirim seragam baru, setelah semalam gadis itu memaksa Adnan mencarikan seragam baru untuknya.

"Perfect" Ucapnya setelah siap mengoleskan lipbalm pada bibirnya agar tak terlihat pucat.

Suara decitan kursi mengalihkan perhatian seluruh keluarga Barata, menatap sesosok gadis cantik yang kini merapikan piring dan mulai menata makanannya.

Arsya dan Abi dibuat terdiam menatap wajah ayu adiknya.

Barata pun sama terdiam menatap pahatan sempurna sang putri yang terlihat jelas perpaduan dirinya dan Marita, istrinya.

Lain halnya dengan Mayara yang tetap mempertahankan senyumnya meski kedua tangannya menggenggam erat sendok makannya.

"Kakak, kok makan duluan sih? Harusnya kita nunggu papa dulu" Semua mulai tersadar, Gamara pun menoleh dan menatap datar Mayara.

"Lo pikir? Gue peduli?" Terkejut, Lagi-lagi mereka dibuat terkejut dengan tatapan dan perkataan Gamara. Maraya menundukkan kepalanya.

"Bisa biasa nggak sih lo? Nggak usah cari gara-gara bisa?"Gamara menatap tajam Abi membuat sang empu terdiam kaku, baru pertama kali Gamara menatapnya seolah terdapat banyak kebencian di sana, mata yang selalu berbinar menatapnya, kini kemana?

" Jangan buat keributan, selesaikan makanan kalian dan cepat berangkat " Barata melerai anak-anaknya saat Marita berniat membuka suaranya, bukan karna apa, diirnya juga merasa tak nyaman dengan tatapan gadis yang menjabat sebagai putri sulung nya itu.

Mereka pun memakan sarapan tanpa bersuara, hanya ada ketegangan yang menghiasi suasana meja makan itu.

"Lo berangkat sama supir, gue nggak mau lo nebeng gu.... e" Ucapan Abi terhenti saat melihat Gamara berlalu menuju mobilnya, begitu juga Arsya, dirinya hanya menatap kepergian sang adik dengan sendu dan penuh tanya.

"Dia, kenapa?" Gumam Abi.

....

SMA BINTANG, kini tengah dihebohkan dengan kedatangan mobil milik iblis cantik yang telah satu minggu menghilang, mereka mendengar kabar jika gadis itu mengalami kecelakaan dan dirawat.

Sekolah yang sudah mulai tenang kini mulai riuh melihat kedatangan gadis itu, menatap mobil itu dengan berbagai tatapan.

Begitu juga dengan para anggota Areo, yang dipimpin oleh Aksa.

"Dia balik lagi?" Tanya Rafael Bastian ntah pada siapa?

"Awas aja kalau tuh setan berani ganggu Mayara lagi, abis tuh orang" Oji Pramestu, lelaki itu memang sangat tidak suka dengan Gamara, ntah apa alasannya jika Gamara mengganggu Mayara, disana sudah dipastikan ada Oji dengan mulut pedasnya.

"Sensi amat sih lo ji, orang baru dateng juga" Gio Ananda, lelaki satu ini memang tidak membenarkan tindakan Gamara, tapi lelaki itu juga tak pernah menghakimi Gamara seperti oji dan yang lainnya,

Lain halnya dengan para teman temannya, Aldenio selaku wakil Areo hanya menatap wajah Aksa yang kini terfokus pada mobil Gamara, lengkap dengan Mayara yang kini menggengan tangannya dan juga tangan Abi di tangan kirinya.

Alden menggeleng pelan dan tersenyum tipis.

Gamara menarik nafas, menghembuskan nya pelan dan membuka pintu mobilnya, dan melangkah keluar.

Cantik.

Satu kata yang menggambarkan gadis itu saat ini, semuanya dibuat terdiam, apalagi dengan tatapan datar gadis itu yang tanpa ekspresi.

Aksa menatap mata itu, mata binar itu tidak ada.

Semua menahan nafas kala Gamara melewati sekelompok anggota Areo, tindakan apa lagi yang akan dilakukan gadis itu kali ini.

"Kak.. "

Wushhh

mereka dibuat terkejut melihat Gamara yang  melewati Aksa bagaikan angin lalu, sapaan pun tak terlontar dari mulut manisnya.

Apa ini? Ada apa ini? Kenapa iblis cantik ini hanya diam melihat sang tunangan bersama dengan sang adik?

"Itu si setan? Anjir cantik banget, astaghfirullah ngapain gue muji si setan" Oji memukul bibirnya sendiri, karna memuji snag musuh bebuyutan.

"Halah, bacot ji, tadi aja sampai ngiler lo liatnya" Gio gemas dengan oji dan ikut menampol mulut lelaki itu.

"Eh tunggu, bos, abis kecelakaan mata dia udah buta kali ya? Mana lewat kayak nggak ada dosa gitu" Bacot sekali oji ini.

"Orang gerak salah, diem salah, suka suka lo deh ji"

Alden menatap Aksa yang kini mengepalkan tangannya erat, menyunggingkan senyum kecilnya lelaki itu berlalu dengan menepuk pundak Aksa pelan.

Kelas XI IPA dua kini dibuat riuh menunggu kehadiran sosok gadis cantik, mereka mendengar dari beberapa siswa yang membicarakan bahwa iblis cantik itu telah kembali.

Ceklek

Pintu kelas terbuka semua orang menahan nafas melihat berita yang menyebar, benar wajah bersih itu kini menatap mereka heran.

Gamara menghela nafas dan mendudukkan dirinya di bangku, menggeliat pelan menatap semua orang yang kini menatapnya, risih sekali!

"Ck, biasa aja ngeliatin nya bisa?" Ucap Gamara membuat mereka mengalihkan pandangannya.

Lagi-lagi gadis itu menghela nafasnya tertahan dan berdiri, Mengetuk meja dengan sedikit keras membuat semua orang kembali menatapnya.

"Sorry"

Terkejut, mereka terdiam kaku.

"Maaf karena gue udah bertingkah semena-mena selama ini, gue minta maaf buat kalian yang pernah ada masalah sama gue, gue mau jadi yang lebih baik ke depannya, jadi tolong, biasa aja bersikap sama gue, gue rasa kita semua bisa jadi teman" Ucap Gamara panjang lebar dan mendudukkan dirinya lemas.

Melihat respon teman kelasnya yang hanya diam Gamara mendudukkan dirinya lemas. Biar saja mereka tak mau berteman dengannya, yang penting dirinya sudah meminta maaf. Lagian dirinya juga tidak berniat memiliki teman.

Storyline
Follow IG :@divatrysa_

Mau spoiler? Check my ig!

Senin, 29 Agustus 2022

838 kata

STORYLINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang