14

3.4K 318 20
                                    

Storyline

Don't plagiat ⚠

...........

Gamara memasuki ruang tamu yang terlihat sepi itu, legah rasanya tak akan ada drama malam ini, meneruskan langkahnya dan memasuki kamarnya, dan merapikan diri.

"Aneh" Ucapnya mendudukkan dirinya di kasur putih itu, pikirannya berkelana pada kejadian yang baru dialaminya beberapa waktu yang lalu.

Menggelengkan kepalanya mencoba menghilangkan pikiran negatif yang bersarang di otaknya.

Gamara merebahkan dirinya dan hanyut ke dalam mimpi, hingga matahari kini mulai menampakkan dirinya dan mulai mengusik tidur nyenyak gadis itu.

..........

Gadis itu terbangun dan langsung bersiap saat melihat jam yang menunjukkan waktu enam lebih lima belas dimana empat puluh lima menit lagi sekolah akan dimulai.

Lima belas menit berlalu gadis itu kini telah siap dan akan turun kebawah mengisi perutnya, karena dirinya lupa jika belum mkan malam semalam.

Gamara melihat meja makan yang kini sudah terdapat Anggota keluarga yang lengkap tengah makan dengan tenang, Gamara mendudukkan dirinya di kursinya.

Suara decitan kursi membuat semuanya menghentikan kegiatannya dan menatap kearahnya.

"Pagi kak" Sapa Mayara yang tak mendapatkan respon dari Gamara.

" Budeg ya lo?" Tanya Abi tak suka melihat wajah murung Mayara karena tak mendapat jawaban dari Gamara, tapi lagi-lagi tak ada respon dari Gamara, Abi mencengkram erat sendoknya menatap sengit ke arah Gamara.

"Gam, berangkat bareng Abang" Begitu perkataan keluar dari mulut Arsya, suara dentingan sendok terhenti dan semua orang menatap kearah putra sulung keluarga Barata itu.

Gamara menukikkan sebelah alisnya, dan melirik Arsya malas meski ada sedikit rasa terkejut tentunya.

"Gue bisa berangkat sendiri" Jawab gadis itu dengan kemabali melanjutkan sarapannya.

"Sudah lama kamu nggak berangkat bareng abang, sekalian abang juga lagi ada urusan dideket sekolah kamu" Ucap Arsya sekali lagi yang kembali membuat semua ormag dibuat terkejut.

Kini Gamara menatap malas ke arah Arsya.

"Pertama, Gue punya mobil dan gue bisa berangkat sendiri, Kedua, gue males berangkat sama manusia Munafik kayak lo, yang ketiga, bukannya lo sendiri yang bilang, gue harus mandiri, nggak manja, nggak cengeng, nggak nempel sana sini, dan nggak, gangguin lo. "

Kali ini Arsya dibuat terdiam oleh perkataan Gamara yang memang diucapkannya dulu.

"Benar tuan Arsya?" Ucap Gamara dengan raut wajah sedatar mungkin.

" Bener-bener ngelunjak lo!" Tiba-tiba Abi berdiri dari tempat duduknya menghadap Gamara dengan wajah kerasnya.

" Ba? Cot!" Ucapan santai Gamara semakin membuat suasana rasanya menjadi semakin panas, bisa dilihat dari Abiza yang mengeraskan rahangnya dan Barata yang kini mencengkram kuat sendoknya.

"Anjing.. Lo! Kurang aj... "

Brak!!!!

"Diam!" Gebrakan meja dan bentakan Barata membuat semuanya terdiam.

"Dimana sopan santun kalian dihadapan orang tua dan di depan makanan! Kamu Abiza, berusahalah mengendalikan emosimu, Dan kamu berusahalah untuk tidak selalu memancing emosi anak-anakku." Tunjuk nya terakhir pada Gamara yang kini terdiam dengan mata memanas.

STORYLINEWhere stories live. Discover now