21

2.7K 164 4
                                    

Storyline

Don't plagiat⚠

.......................

Gamara meletakkan tasnya di kasur besar miliknya, matanya menelusuri langit langit atap apartemennya, ah ralat apartemen milik Lael lebih tepatnya.

Berbicara tentang lelaki itu, Gamara ingin tau kemana hilangnya lelaki itu setelah hadir di live music cafe miliknya lima hari yang lalu, dengan lelaki itu yang buru buru pergi setelah memberi bayaran untuk penampilannya.

Pesan pun tak satupun yang dikirimkan oleh lelaki itu, padahal biasanya tak telat satu hari pun lelaki itu selalu mengiriminya pesan.

Gamara membuka ponselnya membuka room chatnya dengan Lael.

Me
El? √

Hanya centang satu yang didapatnya, hah yasudahlah, mungkin lelaki itu punya urusan yang harus diselesaikan.

Gamara tak ambil pusing, gadis itu berjalan ke kamar mandi dan membersihkan dirinya, karena setelah ini dirinya harus membeli bahan dapur yang sudah tersisa sedikit.

Gamara keluar kamar apartemen, tapi saat beberapa langkah gadis itu melangkah, dirinya dikejutkan dengan beberapa orang yang membawa banyak barang ke dlaam salah satu Apartement yang jaraknya dua kamar dari tempat Gamara tinggal.

Tapi gadis itu acuh dan melanjutkan perjalanannya.

Kini gadis itu berjalan menuju supermarket yang tak jauh dari apartemen.

Gamara membuka ponselnya, dan melihat saldo rekening di mbanking miliknya.

"Hah,ternyata lumayan juga saldonya" Gadis itu terkikik dan tersenyum megah, memang Lael tam main main memberinya bayaran dlaam satu kali penampilan pun sudha cukup banyak.

Bukan karena cuma-cuma Lael memberinya bayaran besar, tapi memang setelah Gamara dan bandnya tampil, Cafe semakin ramai pengunjung dan Omset semakin naik.

Gamara bertekad, meskipun saldonya suda lebih banyak, tapi itu belum cukup untuk mengembalikan semua biaya yang Barata berikan padanya selama ini.

Dirinya harus lebih giat lagi!

Dengan mengambil beberapa bumbu makanan, dan snack, juga tak lupa minuman kemasan pun di belinya.

"Totalnya empat ratus lima puluh ribu kak" Gamara memberikan kartunnya pada kasir dan mengambil dua plastik besar itu.

"Terima kasih kak"

Setelah membayar pada kasir Gadis itu langsung kemabli menuju apartemen.

Tapi, lagi-lagi dirinya bertemu dengan orang yang membawa banyak barang, tapi bukan ditempat tadi, jika tadi disebrang bakan maka kini disebrang kiri apartemennya.

"Maaf pak? Baru pindahan ya?" Tanah Gamara pada seorang pria paruh bayah yang memakai baju hitam hitam, Tapi bisa Gamara lihat jika pria itu sedikit terkejut saat melihatnya.

"Tidak nona, Tuan muda saya meminta sedikit merenofasi ruangannya" Jawab pria itu dengan senyumannya.

Gamara hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Yasudah kalau begitu, saya permisi" Pamit Gamara yang dibalas anggukan kaku oleh pria paruh bayah tersebut.

Gamara memasuki apartemen dan menyusun semua bahan itu di tempatnya.

Merasa perutnya yang mulai terasa lapar gadis itu membuat spagetty ala-ala.

Setelah siap Gamara pun membawanya di meja makan dan mulai memakan makanannya, tapi tiba-tiba dirinya teringat akan satu hal.

"Tuan muda maheswara tai! Ponsel gue masih ada sama dia!" Geram Gamara dengan menyendokkan satu supa spagetty kedalam mulutnya.

"Gimana caranya gue bisa dapetin ponsel itu?! Dia kan kaya, mudah buat dia beli ponsel baru, kenapa harus sita ponsel gue sih anjir!!" Gamara terus mengaduk spagetty nya dengan kesal.

Membayangkan wajah pria itu saja sudah membuatnya kesal setengah mampus.

"Gue harus cari cara buat dapetin ponsel itu!"
...............

Kini seorang pria paruh bayah tengah memegang sebuah kotak ditangannya dengan wajah arogannya.

Tapi tak ayal ada sedikit rasa yang tak biasa kini mengusiknya.

Tapi pria itu mencoba mengenyahkan rasa itu, dengan menggenggam erat kotak tersebut pria itu berkata.

"Kubiarkan kau bebas barang sejenak, sebelum tugasmu menjaga putriku kembali dilakukan, dan liat apa hukuman yang akan kuberikan di waktu berikutnya"

Ya. Barata, pria arogan itu.

"Papa!! " Seru Mayara membuat lelaki itu harus menyembunyikan kotak itu dibelakangnya.

Mayara memeluk Barata yang dibalas pelukan oleh pria berkepala empat itu.

"Ada apa sayang?" Tanya Barata lembut.

"Aku-aku rindu kakak" Ucap Mayara dengan alis ditekuk dan bibir mengerucut, disusul oleh mata yang berkaca-kaca.

Barata mengenalkan tangannya, dan menghela nafas kasar.

"Biarkan saja anak itu"

"Ta-tapi kakak tetap kakak aku pa! Aku-aku yang salah bu-bukan kakak" Ucapnya yang kini diiringi oleh sesenggukan.

"Bawa kakak pulang ya pah?" Ucap Mayara yang mendoaat anggukan pelan dari Barata.

'Liat kak, papa langsung menuruti kemauan ku, aku ingin selalu lebih unggul darimu, akan ku bawa kau kembali ke rumah yang menurutmu neraka ini kak, liat saja akan ku buat kau se menderita mungkin, aku membencimu kak, sangat! Bagaimana pun kau tak akan bisa menjadi pemenangnya "

...................

Dilain sisi kini juga seorang lelaki tengah berjuang di antara hidup dan matinya, berusaha untuk tetap bertahan demi seseorang yang ia yakini kini tengah menunggunya.

Berusaha menjaga kesadarannya agar tak meninggalkan segalanya.

Di sampingnya terdapat seorang pria yang tengah gelisah tak karuan dengan pelipis yang dipenuhi oleh keringat, lelaki itu cemas.

"Maafkan aku, tapi tolong bertahanlah! Dia masih membutuhkanmu" Ucap pria itu menatap putranya semata wayangnya.

Suara alat-alat medis itu berbunyi sebagai penentu keadaan sang pasien, keadaan semakin tegang dengan dokter yang terus menanganinya.

Pria itu keluar ruangan, karna tak ingin menggangu perna dokter dan alasan terbesarnya, karna pria itu tak mampu menahan air yang akan mengalir dari sudut matanya.

Pria itu semakin cemas, dengan menggenggam sebuah foto wanita cantik lelaki itu berkata.
"Maafkan aku sitriku, karnaku anak kita sepeti ini, tapi tolong, biarkan dia hidup lebih lama lagi, jangan bawa dia ikut bersamamu"

"Ya Tuhan, tolong bantu putraku untuk bertahan, setidaknya agar dia bisa melihat gadis itu tersenyum lebih lama bersamanya".
...............

Dan disisi lain segerombol orang tengah melakukan perkelahian di dua kubu yang berbeda.

Saling memukul satu sama lain, dan tepat ditengah perkelahian, terdapat seorang lelaki yang kini tengah menghajar lawannya dengan habis habisan, tam memberi celah barang sedikitpun pada lawannya.

"Sedikit aja lo ikut campur, gue bakal buat dia lebih menderita" Ucap lelaki itu pada lawannya yang kini terlihat semakin memucat.

"Lo tentu tau, dengan siapa lo berhadapan kali ini" Ucap lelaki itu dengan nada rendah yang menyeramkan.

Lelaki itu fokus pada satu musuhnya hingga Tak menghiraukan seseorang yang menargetkannya dari belakang, Lelaki itu tersungkur saat sebuah kayu membentur keras pinggannya.

.................




Storyline
18-10-23
975 kata.


Hai guys!
🍇🍫

STORYLINEWhere stories live. Discover now