16

3.3K 305 25
                                    

Storyline

Don't plagiat ⚠

............

Brakk... Brakk....

"Arghhhhh" Teriak gadis itu frustasi ditengah ruangan gelap yang menyiksanya.

Ruangan dengan luas lima kali tujuh meter, dengan penerangan yang minim ditambah dengan lantai yang penuh dengan debu halus dan beberapa perabotan membuatnya sesak.

"Barata sinting!!!" Peliknya keras.

Ingatan gadis itu berputar, ketika Adnan menghampirinya dengan membawa kunci gudang, dengan wajahnya yang tertekan lelaki itu menyuruhnya untuk meminta maaf saja pada Barata, tapi Dirinya dengan keras, dan tegas membantah permintaan Adnan.

Dengan wajah melas Adnan, menarik pelan tangan Gamara menyuruh Gadis itu berpura-pura berakting seolah Adnan tengah menyeretnya menuju gudang.

Dan sampai didepan gudang, ternyata sudah terdapat Barata dengan wajah angkuhnya, sehingga mau tidak mau Adnan memasukkan Gamara kedalam gudang dan menguncinya dihadapan Barata.

"Awas aja lo Adnan, keluar dari sini, lo orang pertama yang gue bejek, gue bakal hasut tunangan lo buat nggak jadi nikah sama lo" Racaunya kesal ditengah sesaknya yang semakin menusuk.

........

"Jadwalkan keberangkatanmu beberapa hari ke depan, aku tidak mau tau kamu harus segera melakukannya" Ucap seorang lelaki paruh bayah dengan sebuah berkas ditangannya menghadap ke arah seorang remaja lelaki yang kini tengah mengeratkan genggaman tangannya.

"Beri aku waktu"

"Berapa lama? Berapa lama lagi aku harus mengikuti kemauan bodohmu ini?"

"Tidak lama, setelah aku bisa melihanya tertawa denganku lebih lama, sebelum aku meninggalkannya untuk selamanya"

Pria itu terdiam sebelum terkekeh menatap punggung remaja laki-laki yang keras kepala itu berlalu menjauh.

"Tinggi, sungguh tinggi pembatasmu"

Dan dilain sisi seorang lelaki kini juga tengah menatap sebuah pigura kecil ditangannya, dengan foto seorang gadis yang terlihat murung, dengan mata sembabnya.

Menatap figura itu dengan cekalannya yang kuat dengan rahang mengeras wajah lelaki itu menengadah.

"Tunggu, akan ku balaskan semua rasa sakit hatimu, dan juga rasa sakitku, akan ku lakukan segala cara untuk membuatnya tersenyum bersamaku, dan akan kuhancurkan dia dengan caraku"

........

Pagi hari telah tiba, cahaya matahari berhasil masuk kedalam ruangan kecil yang diisi oleh seorang Gadis yang tengah meringkuk kedinginan itu.

Hingga membuat tidur sang gadis terganggu dan terpaksa membuka matanya, mengedarkan pandangannya, mendudukkan dirinya dan bersandar pada dinding gudang.

Gadis itu terdiam bersandar pada dinding gudang dengan menghela nafas beratnya.

"Lo pikir gue bakal nyerah dengan apa yang lo lakuin kali ini Barata? Big no. Gue nggak akan tunduk sama lo!" Ucap gadis itu menantang.

Gamara mengedarkan pandangannya ke arah gudang, tunggu sedari tadi tidak ada lampu penerang, tapi gudang ini tidak terlihat begitu gelap, pandangan gadis itu tertuju pada satu jendela yang tidak cukup tinggi disudut dinding.

Gadis itu dengan seringai nya berdiri pongah.

Melihat kearah sekitar sekiranya benda apa yang akan digunakannya untuk membantunya naik keatas sana.

Dan tara, ada sebuah rak usang, gadis itu bergerak menariknya kearah dekat jendela tersebut, gadis itu mencoba menaikinya dengan menginjak satu kakinya, dan kemudian disusul kaki lainnya.

Tangannya mencoba meraih pegangan jendela, hingga kakinya tak sengaja tergelincir membuatnya terjatuh diiringi dengan rak yang terjatuh hingga membuat pintu rak terbuka dan mengeluarkan isinya.

"Ck, kenapa pake jatuh sih anjir" Kesalnya pada dirinya sendiri gadis itu segera kembali mendirikan rak, saat mencoba mendirikan rak, tatapannua tertuju pada sebuah kotak yang berada di dekat rak tersbut, sepertinya kotak tersebut ikut keluar dari rak.

Gamara mendekati kotak yang terlihat usang dengan gambar bunga tulip diujung kotak itu. Gamara terus mendekatinya hingga suara derap langkah kaki terdengar.

Gamara buru-buru menaiki rak dan segera keluar dari ruangan menyesakkan itu.

Setelah berhasilnya Gamara keluar dari ruangan itu, tak lama pintu ruangan pun terbuka, dengan sosok Barata yang menatap sekeliling dengan Wajah merah menggeram.

Lelaki itu mengepalkan tangannya dan berjalan menatap kearah satu benda dengan menghela nafas.

"Ceroboh"

........

Gamara mengendap sembunyi dibalik dinding belakang rumah, gadis itu mencoba menghindar dari bodyguard Barata yang ia yakini sekarang tengah mengincarnya.

Gamara yakin Barata sudah mengetahui dirinya yang kini tengah kabur.

Gadis itu berjalan mengendap dari pilar ke pilar, dirinya bersyukur karena Rumah ini terdekat banyak pilar besar dan tinggi yang bisa menutupi dirinya.

Hingga gadis itu sampai didepan gerbang.

"Tunggu nona Gamara!!!!"

Gamara langsung saja menoleh, dan benar saja empat bodyguard kini tengah berlari kearahnya diikuti Barata dan juga anggota keluarga dibelakang mereka.

Gamara terus saja berlari keluar saat security juga mencoba mengahalanginya, gadis itu menendang slaah satu security dan langsung pergi berlalu.

Terus berlari kearah jalan raya tanpa alas kaki tak membuatnya menyerah, dengan telfon genggam ditangannya, gadis itu mencoba menghubungi seseorang. Tapi nihil tak ada yang mengangkatnya.

Gadis itu terus berlari dengan sesekali melihat bodyguard Barata.

Tring..... Tring....

'Lael's calling'

"Hal.. "

"Jemput gue sekarang"

"Hah? O-oke"

"GPS gue nyala, lacak aja"

"Ya"

Gamara segera mematikan ponselnya, dengan terus berlari menjauh dari bodyguard Barata.

Cittttt

Gamara harus menghentikan langkahnya saat sebuah mobil berhenti tepat didepannya, Kaca mobil pun terbuka menampilkan sosok dengan wajah datarnya.

"Bukan saatnya gue berdeb.."

"Butuh bantuan, nona tolol?"

..........

Storyline

Hai guys, tau nggak sebenernya gue mau up kemarin malem , tapi gue ketiduran ditengah gue nulis chap ini.

Oh ya guys jangan lupa like and comment

Bye

5 Maret 2023
815 kata

Love, madam.

STORYLINENơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ