18

2.7K 189 4
                                    

⚠dont plagiat⚠
Happy reading!!!!

................................

".....aku terlalu hebat.... ho ho... " Bait terakhir dari lagu yang baru saja dibuatnya membuat riuh tepuk tangan para pengunjung mengisi seluruh ruangan Caffe .

Gamara tersenyum simpul dan langsung berlu pergi meninggalkan panggung diikuti ale dan eren.

"Anjir lo ra" Gamara mengernyitkan alisnya mendengar umpatan Ale, sembari mendudukkan dirinya di depan meja barista.

"Ya gila aja lo, malem sebelum manggung lo tiba-tiba kirim lirik sama kunci nada doang buat tampil hari ini" Ucapan Ale membuat gamara tersnyum kecil.

"Lebay lo"

"terserah lo ra, tapi keren banget tu lagu, mana lo nyanyi menghayati banget, kisah lo ya?" Setelah Eren mengatakan itu keheningan menyapu diantara mereka bertiga.

"Bercanda ra sorry hehe" Eren mencoba memcah keheningan, dan yang didapat malah Gamara yang beranjak berdiri lalu menatapnya.

"gue cabut, jangan lupa bilang lael buat tf" Ucapnya berlalu membuat Ale mendorong pelan bahu Eren

"Lo sih"

............................................

Gamara mengayunkan kakinya berjalan melewati jalan untuk menuju apartemen milik lael, meskipun jaraknya ya cukup jauh, tapi bagaimana lagi? Keluar dari rumah barata gadis itu tak membawa barang apapun hanya ponsel genggamnya yang sekarang lowbat.

Gadis itu berjalan selangjah demi selnagkah menikmati keindahan malam di ibu kota ini yang terlihat cukup ramai.

Dengan hanya menggunakan kaos crop putih polos dipadukan dengan celana jeans hitam, dengan rambut yang dikuncir kuda gadis itu tak merasakan kedinginan yang menerpa kulit putihnya.

saat melewati sebuah taman mini yang cukup asri, Gamara menidurkan dirinya ditengah hamparan rumput dengan menatap langit yang indah.

Tanpa sepatah kata gadis itu hanya menatap bintang bintang yang tertata rapi di langit. Pikirannya berkelanjutan meratapi hidupnya.

Menyedihkan.

Satu kata yang menggambarkan dirinya. Gamara akui itu. Bohong, bohong jika dirinya sudah tak merasakan rasa sakit hati yang mendalam.

Bohong rasanya jika Gamara tak marah, Bohong rasanya jika Gamara tak merasa sedih. Bohong.

Air mata mengalir dari sudut matanya, mengehela nafas kasar gadis itu tersenyum.

"Gamara Glararia Sayara" Mengeja namanya dengan senyuman.

"Indah, sangat indah" Ucap gadis itu masih dengan senyumnya.

"Nama yang tak mencerminkan kelangsungan hidup pemiliknya" Ucap gadis itu tersenyum semakin simpul diikuti air yang semakin deras mengalir disudut matanya.

Tanpa mengalihkan pandangan seorang lelaki dengan hoodie putihnya menatap semua hal dilakukan gadis itu dimulai dari gadis itu yang keluar dari Caffe.

" Menyedihkan, tenang, akan kubuat hidupmu"lelaki itu menjadi kalimatnya dengan menghela nafas.

"Akan jauh lebih menyedihkan".

Gamara mengusap air matanya dan bangun dari tidurnya melanjutkan perjalanannya menuju apartement.

" Gatel banget punggung gue, pasti gara-gara tidur di taman tadi" Dumel Gamara yang kini tengah bersiap menuju kamar mandi.

"Mari buat hidupmu bahagia dengan caramu Gamara!" Terbuka gadis itu menatap cermin kamara mandinya.

Setelah selesai mandi, gadis itu menjelajahi ruangan apartement, Gamara akui selera seorang ketos songong itu sangat bagus, apartement lael merupakan tempat ternyaman yang pernah Gamara singgahi.

"Lo baik el"

..............

Dilain sisi kini Aksa tengah berkutat dengan ponselnya mencoba menghubungi Gadis yang selama ini mengacaukan pikirannya.

Gamara.

Ntah tidak tau bagaimana kondisi Gamara saat ini setelah dia melihat Assistent Barata membawa gadis itu ke arah gudang kediaman Barata.

Apalagi saat mendengar kabar dari Mayara yang mengatakan jika Gamara tengah kabut dari genggaman Barata.

"Lo dimana ra" gumam lelaki itu, ntah satu kata yang menggambarkan perasannya, cemas.

Aksa menggenggam erat ponselnya kemudian  mengacak rambutnya kasar.

"Arghhh"

............

"Sagara!" Teruak lelaki paruh bayah menatap putra semata wayangnya yang semakin tak tersentuh itu.

Sagara menghentikan langkahnya menatap sang papa dengan alis yang terangkat satu.

"Apa lagi kali ini yang kamu perbuat Sagara!" Ujar Edgar memijat keningnya yang terasa ingin pecah.

"Bukan urusan lo"

"Ini papamu Sagara! Tak bisakah kau menghormati ku?"

"Jika kau benar papaku, tak bisakah kau membawa kembali Bundaku untuk bertemu denganku?! " Ucap lelaki itu menatap sang papa yang terdiam melemas, sebelum seorang wanita berpakaian menjijikan datang dan bergelayut di tangan pria berkepala empat itu.

"Jangan pernah kau merasa menjadi orang tuaku jika kau tak bisa melenyapkan wanita menjijikkan itu" Ucap Sagara tajam kemudian berlalu menuju kamarnya, diikuti sang papa yang berlalu meninggalkan wanita yang tengah menggerakkan rahangnya itu.

Sagara mengambil sebuah benda yang berada di laci mejanya, sebuah benda yang membuatnya kuat selama ini. Benda yang membuatnya bertahan hingga saat ini.

"Amici e amore"

Tak lama setelah Sagara melihat sebuah benda pipih yang menarik perhatiannya.

"Cewek tolol, aneh" Sudut bibir lelaki itu tertarik sedikit ke atas. Membuka ponsel yang terdapat wallpaper sang pemilik ponsel.

⚠⚠⚠⚠⚠⚠⚠


28-9-23
755 kata


Assalamu'alaikum semuanya, hehe
Jangan marah sabar....

Iya iya madam tau update nya kelamaan hehe bukan kelamaan ya tapi LAMA BANGET!

hehe sorry ya semuanyaa.....

InsyaAllah bakan lebih aktif lagi kok hehhe besok kalau nggak nanti malem bakal up lagi tungguin ya hehe......










STORYLINEWhere stories live. Discover now