07

4.1K 400 7
                                    

Story

Don't plagiat ⚠
.............

Pagi ini Gamara berangkat lebih awal, karena dirinya harus mampir ke suatu tempat terlebih dahulu.

Gadis itu melangkahkan kakinya melewati ruang tamu yang ternyata sudah terdapat Barata dan juga Arsya yang sudah lengkap dengan seragamnya.

Kedua lelaki itupun menoleh kearah gadis yang terus berjalan berlalu itu.

"Ini masih pagi, kamu mau kemana?" Gamara berhenti dan menatap ke arah Arsya.

"Buta? Bisa liat kan gue pakai seragam" Jawaban Gamara tentu memancing emosi Barata.

"Kemana sopan santun mu itu Gamara? Siapa yang mengajarimu bertingkah kurang ajar seperti itu?!" Bentakan Barata membuat Gamara memutar bola matanya malas.

"Nggak tau, nggak ada yang ngajarin gue soal sopan santun soalnya" Setelah mengatakan itu Gamara berlalu pergi.

Ucapan Gamara yang terkesan tak sopan itu membuat pukulan keras dihati lelaki berkepala empat itu.

Arsya menatap punggung kecil adiknya, tak ada rengekan manja, tak ada tatapan binar, hanya ada tatapan lelah, muak dan kebencian.

Brak

Gamara membanting pintu mobilnya dengan keras, nafasnya yang memburu dengan tangan mengepal erat.

"Ck, bodo amat"

Mobil mewah berwarna putih itu melesat membelah jalanan kota hingga sampai pada sebuah perumahan mewah dan tepat di depan pintu rumah yang terlihat paling besar di sana.

..........

"Bener kok, sesuai di google ini alamat rumah Keluarga Maheswara, tapi kok sepi gini sih?" Gumam Gamara menatap bangunan megah itu.

Baru saja dirinya ingin membuka pintu mobil, suara gerbang terbuka membuatnya menghentikan langkahnya.

Sesosok laki-laki yang sudah rapi mengendarai motor besarnya dengan dua orang berpakaian seragam hitam membukakan gerbang agar sang tuan muda dapat lewat tanpa gangguan.

"Nah itu dia" Gamara mengikuti motor dari lelaki itu, kenapa Gamara merasa motor lelaki itu semakin cepat saja?

"Pasti tuh cowok ngeh nih, kalau gue ikutin" Gamara pun melajukan mobilnya.

Tapi tanpa disangka lelaki itu membelokkan motornya ke sebuah tempat sepi dan mengerem motornya mendadak menghadang jalan, membuat Gamara siap tak siap menginjak rem mobil dengan panik, hingga menimbulkan suara decitan yang memekikkan telinga.

Mengangkat kepalanya dengan nafas tersengal memijat keningnya yang terhantam dasbor mobilnya, mengelus dadanya dan menghembuskan nafas kasar.

Gadis itu mendongakkan kepalanya menatap sang taun muda Maheswara yang kini tengah berdiri dengan kedua tangan dilipat di dada, berdiri seolah bersandar pada badan motor dengan helm yang sudah terlepas dari kepalanya, dan kini menatapnya tajam.

Gamara membuka pintu mobilnya dengan kasar, dan dengan berani menghampiri pemuda congkak itu  berdiri tepat dihadapan lelaki itu dengan sombongnya.

"Lo gila ya?!" Sentak nya keras dengan memandang ketus Tuan Muda Maheswara itu.

"Lo mau mati ha?!" Dengan nafas masih tersenggal gadis itu menatap marah pada lelaki yang kini semakin menatapnya tajam.

"Tolol" Hanya satu kata!

Tapi itu berhasil membuat emosi Gamara kian memuncak sempurna!

"Dasar lo manusia setan"

"Ulangi"

"Manusia setan! " Gamara terus saja berkata tanpa memperhatikan tatapan lelaki itu yang semakin menghunus tajam.

Tak lama dagunya terasa di cengkram dengan sangat erat.

Gamara bisa melihat tatapan lelaki itu menuju bibirnya.

"Bibir lo bagus" Ucapan lelaki itu membuat Gamara was-was.

"Mau gue lebarin? "

Deg

Ucapan lelaki itu diikuti dengan senyum miring nya membuat lutut Gamara seakan lemas, gadis itu tersenyum kikuk.

Gadis itu langsung saja mengeleng brutal, berusaha melepaskan cengkraman tangan tuan muda Maheswara itu dengan keras.

"Swakwit woy lwepwasin" Ucap gamara tak jelas dengan Waah yang masih menatap tajam lelaki itu.

"Tolol, jelek, lengkap" Ucap lelaki itu melepas kasar dagu gamara membuat gadis itu melotot tak Terima!

Bukannya terpaku pada wajah cantiknya, lelaki itu malah menatap jijik kearahnya.

Baru mau membuka mulut gadis itu baru teeingat tujuannya, ponsel!

" ponsel gue mana? " Dengan mengacungkan tangannya, Gamara berkata.

Lelaki itu mengernyitkan kedua alisnya, dan mengangguk pelan, mengambil sesuatu di dalam sakunya, membuat mata Gamara berbinar.

"Ini?" Gamara mengangguk dan berusaha meraih ponselnya, tapi lelaki itu malah mengangkat tangannya, semakin Gamara mencoba meraihnya, semakin tangan lelaki itu terangkat keatas.

"Lo ngikutin gue, karna ponsel butut ini?" Butut katanya? Ponsel dengan logo anggur tergigit keluaran terbaru itu butut katanya?

"Katarak mata lo?"ucap Gamara dengan melotot Sedangkan lelaki itu malah terkekeh sebelum raut wajah lelaki itu berubah suram.

"Selain mulut , lo juga mau mata lo gue congkel?" Gamara meneguk ludahnya kasar, si setan ini memang setan.

"Bacot setan"

"Emang minta di hajar lo" Gamara menutup matanya kala melihat tangan lelaki itu yang melayang ke arah wajahnya.

Tapi setelah beberapa detik, gadis itu tak merasakan apapun, mencoba Memberanikan diri membuka matanya, terkejut bukan main saat wajah dengan pahatan sempurna itu hanya berjarak beberapa senti saja ari wajahnya. Seolah tengah menelisik wajah ayu itu.

"Lo mau HP butut ini?" Seiring dengan ucapan lelaki itu terpaan nafas menerpa wajahnya, Gamara memgangguk kaku.

"Ikut gue"

"Kemana?" Lelaki itu tersenyum miring mendengar pertanyaan gamara.

"Hotel" Gamara membulatkan matanya.

1 detik

2 detik

3detik

"ARGGH" teriak lelaki itu saat kakinya diinjak keras oleh Gamara yang kini tengah berlari dengan mengacungkan jari tengahnya.

"DASAR MANUSIA SETAN! " Gadis itu terus berteriak berlari menuju mobilnya dengan mengacungkan jari tengahnya.

Sudut bibir lelaki itu terangkat hingga terbentuk seringai kecil, saat melihat mobil gadis itu berlalu dengan sangat cepat.

"Cewek tolol"










Storyline
Follow my Ig: @Divatrysa_

Sabtu, 10 September 2022
842 kata


STORYLINEWhere stories live. Discover now