34. Maaf

37.7K 4.6K 145
                                    

Jeya diberi celana training oleh petugas UKS. Setelah berganti bawahan Jeya meminum obat lalu perlahan tertidur karena efeknya. Ditambah Ganesh yang membawakan botol berisi air hangat untuk perutnya, semakin membuat Jeya ternyenyak dan tidak sadar seberapa lama dirinya tertidur.
Ketika Jeya tersadar, petugas jaganya sudah berganti.

"Udah baikan, Kak?" tanya petugas itu yang badge-nya tertulis kelas 10. Dia tersenyum ramah juga sopan.

"Iya," jawab Jeya seraya mencari posisi nyaman dengan bersandar pada kepala ranjang.

"Ada yang Kakak butuhin? Atau mau jajan gitu?" tanyanya. "Soalnya aku juga kalo lagi haid suka banyak makan," paparnya dengan senyum yang pastinya akan membuat semua yang ditemuinya nyaman.

"Euu ... Aku...." Jeya tak bisa fokus pada si petugas itu. Karena ia baru menyadari jika kacamata yang ia pakai--bahkan sempat berdebat dengan petugas tadi--ternyata tidak ada. Maksudnya jika terlepas saat tidur pun pasti masih ada di sekitarnya, tapi ini tidak.

"Nggak perlu sungkan, Kak. Kebetulan aku juga mau beli makanan, hehe ... Ya emang modus sih, biar nggak dimarahin ketua karena keluyuran waktu jaga. Tapi ya Kak, makanan itu bisa bantu naikkin mood Kakak, mau ya?" tawarnya yang sudah menguasai bagaimana cara membujuk. Sudah cocok kalau misalnya dia menjadi costumer-service.

"Ah iya-iya."Jeya pun merogoh saku bajunya dan menyerahkan uang pada anak itu. "Minuman apa aja deh, asal jangan yang dingin."

"Siap, Kak!" Anak itu hormat sebelum keluar dengan wajah sumringahnya. Jeya pernah jaga UKS waktu SMP, Jeya tahu seberapa membosankannya. Padahal waktu itu Jeya hanya ikut-ikutan temannya yang anak PMR.

Jeya kembali mencari. Mengangkat bantal bakhan selimutnya, namun tetap tidak ada.
"Masa tiba-tiba ngilang sih?"

oOo

Anggika, nama siswi yang bertugas menjaga  UKS itu. Dengan wajah riang gembira dia berjalan ke arah kantin. Namun begitu matanya melihat Jola yang membawa tumpukan buku ke arah ruang guru, dia pun memilih mendekati temannya itu.

"Lo tau nggak gue seneng banget."

"KETEK ONTA!" seru Jola dengan tubuh terlonjak kaget. Ia menoleh pada Anggika kemudian memutar bolamata kesal.

"Ngagetin aja lo!"

Anggika tertawa. "Sorry, abisnya gue udah nggak sabar nyeritain ini."

Jola hanya berguman tak terlalu tertarik. Mood-nya terlanjur kesal untuk temannya itu.

"Lo 'kan suka banget sama couple Kak Jeya-Kak Ganesh, tadi tuh gue 'kan--"

"Nggak, kapal gue udah karam," potong Jola dengan ekspresi yang bertambah kesal. Jujur saja Jola belum bisa menerima 100% soal fakta itu.

"Lo kok bisa?" Anggika menganga. Pasalnya ia saksi nyata bagaimana Jola selama ini melihat Ganesh-Jeya sudah seperti menonton drama korea. Senyam-senyum dengan kehaluan yang terpampang nyata.

"Mereka 'kan udah putus!" Jola menghentakkan kaki. Semakin kesal pada Anggika karena membahas itu.

"Oh iya sih, gue juga udah pernah denger itu." Anggika mengangguk menyetujui. "Eh tapi 'kan cuma putus, masih ada kata balikan."

'Balikan?' Jola bergumam dalam hati. Melihat Ganesh yang semakin dekat dengan Sica, Jeya yang sudah sangat jauh. Jola rasa meski kata balikan itu ada, tapi kemungkinan terjadinya yang tidak ada. Jola memang masih berharap kapalnya berlayar kembali, tapi membuat Jeya jauh dari cowok yang menyakitinya itu, Jola lebih memilih itu. Maka dari itu Jola berusaha mendekatkan cowok-cowok yang naksir pada Jeya, meski belum ada respon baik dari cewek itu sendiri.

Katanya Mantan [TAMAT]Where stories live. Discover now