1. One [ Kamuflase ]

72.1K 10.5K 10K
                                    

Happy reading 💘🔥

Absen pake nama crush coba^_^

Kalau awalan mah sering updatenya wkwkw.

Yang bilang namanya ga asing, emang aku udah pernah bikin nama Krystal dilapak Bumi. Bedanya cuman awal huruf. Tapi mereka orang berbeda kok, nggak ada hubungannya.
Jugaan banyak tokoh aku yg hurufnya C. Calista, Caistal, Cahya, Ceystar, Caca, Calzeylions, Calvins. Bahkan kemarin mau aku kasih nama kaystal tapi nanti banyak ngira kalau ini kembarannya Calista.

Segitu saja🦋
Enjoy besti<3

****

Setelah menyelesaikan segala urusannya, Drystan langsung pulang karena takut mamanya akan marah. Napasnya berhembus berat lalu merapikan penampilannya karena takut dicurigai. Setelah selesai, ia melangkah masuk ke dalam mansion-nya.

"Bundaaa!!" panggil Drystan agak keras.

"Drys pulang," imbuhnya sembari mencari Mamanya yang bernama Grace di segala sudut.

"WAH, BABY BOY-NYA BUNDA UDAH PULANG!" sahut Grace tak kalah keras. Suara agak cempreng melengking itu mengintrupsi.

Drystan mendengus geli ketika ibunya memanggil dengan sebutan itu. Ia langsung melangkah ke sumber suara untuk menemuinya.

"Bunda ngapain di dapur?" tanya Drystan heran. Jarang-jarang Grace mau ke wilayah ini. Apalagi keadaan dapur sekarang benar-benar kacau.

"Masak buat kalianlah." Grace tersenyum simpul seolah bangga.

Drystan mengernyit heran, ia tahu kalau Grace tidak bisa masak. Matanya melirik meja, sedikit syok karena beberapa makanan berubah menjadi warna hitam gosong.

"Kenapa, Drys?" tanya Grace dengan mata memicing curiga.

Drystan menggeleng sembari tersenyum tipis. "Nggak pa-pa. Keren Bun masakannya didominasi warna dark jadi aesthetic."

"Ya jelas dong!" balas Grace sembari mengangkat dagunya tinggi, angkuh merasa bangga. "Papamu kan auranya gelap jadi makanannya harus gelap."

Drystan memalingkan wajahnya ke arah lain menahan tawa. Tak membayangkan bagaimana depresinya Papanya nanti.

Drystan mendekat lalu mengecup pipi kanan kiri Grace lembut sebagai sapaan. Ia sampai lupa tak melakukan ini tadi. Setelah itu, ia juga mengusap keringat yang ada di dahi Grace sampai tidak tersisa.

Grace tersenyum senang merasakan perhatian anaknya. Ia lalu membalas dengan mencubit gemas pipi Drystan membuat sang empunya kaget.

"Baby boy-nya bunda very-very gemes kiyowokk minta dicubit!" komentar Grace gregetan karena gemas. Ia masih mencubit pipi Drystan bahkan lebih kencang.

Drystan hanya bisa menggerutu dalam hati. Berharap ayahnya datang untuk menolongnya.

Setelah dirasa puas Grace langsung melepaskan cubitannya. Hidungnya lalu mengendus berulang kali karena sadar ada harum yang terasa asing.

"Kamu kok bau vanilla, ya?" tanya Grace. "Abis ngerampok parfum dari mana kamu?!"

Mimik muka Drystan tak bereaksi apapun karena takut Grace curiga. "Drys kan suka vanilla."

"Tadi juga habis makan cupcake rasa vanilla," jelas Drystan lalu tersenyum tipis. "Cupcakenya manis, tempatnya juga manis, harumnya juga manis."

Drystan : Sweet But Fierce!Where stories live. Discover now