22. Twenty two

24.6K 3.9K 445
                                    

Happy reading 🤍

****

Drystan menghampiri kelas Crystal pada istirahat kedua. Hatinya gelisah karena diblokir oleh cewek itu. Dengan memasang tampang baik sekaligus senyuman ramah ia memasuki pelataran adik kelas.

"Eh, Kak Drystan. Cari siapa hehe?" tanya Milkita kikuk. Tadi, ia mau buang sampah keluar, tapi malah terhalangi badan jangkung Drystan di pintu. Sebenarnya ini juga hanya pertanyaan basa-basi, mengingat Drystan ke sini pasti selalu mencari Crystal.

Drystan melirik ke arah kelas sekilas lalu menjawab, "Cari Crystal-lah. Siapa lagi emang di kelas lo yang tukang rusuh kalo bukan tuh cewek?"

"Eh buset! Santai Kak hehe." Milkita cengengesan untuk menghilangkan rasa gerogi.

"Iya, ini udah santai, Mil." Drystan menarik sudut bibir, tersenyum tipis.

Milkita ikut tersenyum sekilas. "Tapi, anaknya lagi nggak ada di sini, Kak."

Dua alis Drystan menyatu. "Di mana?"

"Di atap gedung. Mau motret langit biru katanya. Begitu...."

Drystan mengernyit heran. Tumben sekali. "Ngapain motret langit?"

"Crystal suka langit, Kak. Selalu ngumpulin foto-foto langit dia."

Drystan tertegun. Unik juga pacarnya itu. "Lo tau alasan kenapa dia suka langit?"

Milkita menggeleng. Crystal belum pernah bercerita.

"Oh, oke. Thanks."

Bibir Drystan tersenyum tipis, sambil bergegas lari menuju roftoop. Di sana juga tempat yang strategis untuk berduaan.

****

Crystal berulangkali memotret langit yang berpadu dengan awan sehingga membentuk keindahan yang memanjakan matanya.

"Kaya permen kapas awannya. Kiyowoooo bangettt?!" celoteh Crystal antusias.

Dehaman bernada serak-serak basah terdengar, membuat Crystal langsung menoleh ke belakang.

Ada Drystan berdiri di sana dengan senyuman manis.

Crystal sampai tertegun melihatnya, senyuman yang jarang Drystan perlihatkan. Jantungnya berpacu cepat. Matanya mengerjap tak percaya. Sudah ia bilang 'kan? Bahwa Drystan akhir-akhir ini berubah banyak.

"Merinding," ceplos Crystal membuat ekspresi Drystan langsung berubah datar.

"Lo kira gue setan?" omel cowok itu sambil mendekat.

"Iya."

Drystan menggigit bibir bawahnya sekilas karena geram. "Kenapa nomor gue, lo blokir?"

"Suka-suka guelah."

Drystan tak menanggapi lagi, memilih duduk di samping Crystal. Sengaja mendekatkan diri, lengannya bergesekan dengan lengan Crystal. Refleks, cewek itu langsung menjauh ke kiri membuatnya mengumpat dalam hati.

"Lo pikir gue kuman?" protes Drystan tersinggung.

"Ya," jawab Crystal jutek.

Drystan mendengkus kesal. "Kenapa, sih?"

"Nggak papa."

Drystan selalu kesal dengan jawaban itu. "Jangan jawaban keramat lo pake!"

Crystal memutar bola matanya malas. "Nggak papa, nggak papa, nggak papa," ulangnya berniatan meledek.

"Kok kurang ajar sama pacar?" balas Drystan lalu tersenyum smirk. Hanya ini yang ampuh mendiamkan Crystal.

Benar saja! Cewek itu langsung kicep dengan ekspresi syok. Mukanya langsung merona membuat Drystan gemas. Sebisa mungkin ia menahan diri untuk tidak mencubit pipi itu.

Drystan : Sweet But Fierce!Where stories live. Discover now