16. Sixteen [ Who?]

33.6K 6.3K 1.9K
                                    


Halloooo!!!

Absen sini pake nama mas crush🤣

Dah follow akun ini belum? Biar ada notif kalo update. Soalnya banyak laporan kalo gaada notif dari beberapa readers 🥲

Oh ya, Lavender 2 udah dipublish silahkan dibacaaa.

Kabar gimanaaa? Aku harap baik yaaaa!

Happy reading ♥️

****

"Isinya susu coklat, sama cupcake. Khusus buat lo, Bang," beritahu Kenan membuat wajah Drystan langsung memerah sampai ke telinga, malu bukan main.

Sontak, Crystal tertawa renyah, sambil tangannya menutupi mulut, tertawa begitu anggun. Sumpah, ya, ia ikutan malu walaupun Drystan yang melakukannya.

"Si paling alergi minuman bocah," sarkas Crystal, kemudian lanjut tertawa sambil memukul-mukul pundak Drystan pelan.

Kenan mengernyit heran, mengerjapkan matanya polos, benar-benar kebingungan ada apa. Lalu menatap Crystal dan Drystan bergantian.

"Naon, sih?" ucapnya memakai bahasa Sunda.

"Adik anjing emang lo!" umpat Drystan berbisik sembari meraup wajahnya kasar.

Harga dirinya benar-benar jatuh di depan cewek yang disukai. Rasanya ia ingin menghajar Kenan sekarang karena telah mempermalukannya.

Image Ketos Galak langsung lenyap di mata Crystal. Sudah dipastikan cewek ini nanti akan mmengungkit kejadian ini, entah sampai kapan.

"Wahhh, anak bunda sekali, ya, Kak Drystan iniiii," sindir Crystal antusias dengan raut mengejek.

"Udah gede masih minum cucu," imbuh Crystal, nadanya sengaja ia buat seperti anak kecil.

Wajah Drystan masih memerah, tanpa ekspresi. Tetep berusaha stay cool. Otaknya langsung berpikir keras untuk menyelamatkan harga dirinya ini.

"Bukan buat gue, buat Calista ini," kilah Drystan menjual nama adik sepupunya itu.

Mulut Kenan sudah terbuka, ingin menyangkalnya tapi tatapan Drystan membius tajam.

"Tadi pagi Bunda yang bilang!" gertak Drystan sembari menginjak kuat kaki Kenan sebagai ancaman. Menyuruh adiknya itu untuk diam saja.

"Karena buru-buru berangkat jadi gue lupa bawa. Makanya dititipin sama lo." Drystan menambahkan lalu mengembuskan napasnya lega. Setidaknya alibi bohong ini bisa sedikit menyelamatkannya dari ejekan Crystal.

"Ah, masaaaa?" ledek Crystal dengan mata menyipit sambil mengulum senyuman.

Drystan meliriknya sinis. "Terserah, mau percaya atau nggak. Nggak penting juga."

Kenan diam saja dengan mata berkaca-kaca. Sesekali ia meringis kesakitan karena kakinya masih diinjak oleh kakaknya. Tulang-tulang kakinya serasa patah, Drystan benar-benar mengerahkan seluruh tenaganya untuk ini.

"Udah sana pergi lo," usir Drystan kepada Kenan seraya melepaskan injakannya.

Kenan langsung mengembuskan napasnya lega seraya mengelus dada. Bersyukur karena penderitaan tadi berakhir.

"Panggil Dek dulu dong, Bang," goda Kenan. "Biar persaudaraan kita keliatan harmonis."

Drystan berdecak kesal. "Pergi sana, Dek," ujar Drystan terpaksa agar Kenan cepat-cepat pergi. Takut kalau nanti mulut Kenan berbicara yang tidak-tidak.

Drystan : Sweet But Fierce!Where stories live. Discover now