6. Six [ Elusif ]

44.9K 8.3K 5.5K
                                    

🌟 Happy reading 💘

Absen pake emot yang kamu suka ->

Gimana kabar hari ini?

Enjoy ya!<3

Follow Ig : @crystalazaneils_

Jangan lupa vote dan komen yang banyak♥️ terimakasih!

****

"Fuck," umpat Drystan lirih lalu menarik gas motornya untuk melaju lebih cepat. Ducati hitam itu melesat cepat membelah jalan raya. Suasana begitu mencekam, malam yang gelap disertai udara dingin menjadi saksi Drystan sedang dikejar dengan sosok pemuda asing di belakangnya.

Drystan tak tahu muka orang itu karena menggunakan slayer persis sepertinya. Mukanya tertutup sebagian dan hanya menyisakan mata elang berwarna biru safir.

Drystan melirik spion lagi, untuk melihat ciri-ciri yang harus ia ingat.

"E-Z?" gumam Drystan melihat tanda di body motor pemuda di belakangnya. "Dan, mahluk mitologi Griffin."

Setidaknya dua tanda itu sudah cukup untuk bekal mencari tahu siapa pelakunya. Drystan kemudian membelokkan motornya ke arah gang sempit agar jejaknya bisa hilang cepat.

Sesuai harapannya, pemuda asing tadi sudah tidak mengikuti. Drystan lalu berhenti sejenak karena ponselnya berdering. Nama Gorgeous Dad tertera, ia langsung mengangkatnya.

"Drystan," panggil Gilgey dengan nada geram di seberang telepon.

"Yes, Dad?" sahut Drystan begitu tenang.

Hembusan napas terdengar berat, lalu Gilgey berkata, "Pulang. Bunda khawatir."

Hening sejenak, Drystan belum ada niatan pulang karena urusannya belum selesai. Ia berpikir apa jawaban yang pas sembari menatap tangannya yang berlumuran darah.

"Maaf, Drys masih ada urusan," jawab Drystan ngeles.

"Oke, nggak usah pulang," putus Gilgey membuat senyuman Drystan mengembang.

"Tapi, nama kamu saya coret dari KK," lanjut Gilgey direspon Drystan dengan decakan.

"Bunda khawatir karena tadi di berita ada pemuda yang dihajar habis-habisan oleh salah satu geng motor," jelas Gilgey tanpa diminta.

Drystan menyahut dengan dehaman walaupun jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. "Oh, ya?"

"Hem," jawab Gilgey dingin. "Mulutnya juga berbusa, itu artinya si penyerang memakai racun."

"Oh ... haha." Drystan mencoba tertawa walaupun terdengar kaku untuk mengelabuhi.

"Racun yang saya kenali karena saya pembuatnya."

Drystan mengembuskan napasnya lelah. Sepandai-pandainya ia menyembunyikan sesuatu, pasti ayahnya akan tahu juga.

"Kali ini apa alasannya, Drystan?" tanya Gilgey penuh penekanan.

Drystan membasahi bibir bawahnya yang kering sebelum berbicara, pegangannya di ponsel mengerat.

"Pelaku pelecehan," jawab Drystan tegas dengan amarah yang masih tertahan. "Dia suka ngelecehin anak di bawah umur."

Drystan benci orang-orang yang melakukan pelecehan karena dulu ada sejarah kelam di keluarganya. Ia sangat geram dan sudah berjanji akan menyiksanya dengan tragis ketika bertemu.

Drystan : Sweet But Fierce!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang