21. Twenty one

25.9K 4K 291
                                    

Hallooooo.

Apaaaa kabar? Semoga selalu baik ya.

Kalo lupa alur silahkan baca ulang hehe. Maafin.

Tapi aku triple up buat permintaan maaf.

Enjoy!!!

Happy reading 🤍

****

"Stres!!!" umpat Crystal kesal sembari memukul-mukul dokumen yang berisi list benefit kemauan Drystan. Kepalanya langsung pening mengetahui ada puluhan kemauan yang tertulis.

1. Perlakuin gue sebagai pacar beneran
2. Masakin bekel gue
3. Pasangin dasi tiap pagi selama pacaran
4. Tiap gue butuhin langsung dateng
5. Siap sedia gue suruh
6. Senyum terus tiap sama gue. Anti liat muka kecut lo
DLL.

Masih banyak list yang belum Crystal baca. Ia memilih berhenti membacanya karena sudah mual sendiri membayangkan hal itu.

"Dipikir gue babunya apa, ya?!" gerutu Crystal benar-benar tak habis pikir.

Buru-buru ia mengambil handphone untuk menelpon Drystan dengan tujuan protes. Panggilan ke satu langsung diangkat.

"Yaa? Ada apa, Crystal?"

Nadanya ramah sekali. Bahkan Crystal menduga, Drystan tersenyum tipis di sana.

"Udah liat list benefit, kan? Jalanin yang bener, ya."

Terdengar seperti tidak ada dosa membuat amarah Crystal kian memuncak.

"LO GILA YA?!" bentak Crystal langsung.

"Lo pikir gue babu lo apa, Kak?! Seenak jidat ngasih list benefit macem tai kaya gini!" Tidak apa-apa sekali-kali berkata kasar, toh juga Drystan pantas mendapat amukannya ini.

Drystan tertawa di seberang telepon. Seperti senang akan reaksi Crystal. "Sssttt, mulutnyaaa," ucap Drystan lembut.

Crystal makin jijik mendengarnya. "SETAN LO EMANG!"

"Sama pacar nggak boleh gitu, Crystal."

Crystal kian kesal mendengarnya. Drystan makin ke sini makin halal untuk dimaki-maki. Jika saja cowok itu ada di depannya, sudah ia cakar sampai mukanya ancur untuk melampiaskan emosi.

"EH BANGSAT!" seru Crystal kepalang emosi. Mungkin seumur hidup baru kali ini ia mengatakan bangsat. Level brengsek Drystan benar-benar sudah tahap tertinggi.

"Yaaaa, apa sayang?"

Crystal membelalakkan matanya, makin kaget dengan sahutan sinting Drystan.

"NAJIS! EMANG BANGSAT LO TAN SETAN!!!"  teriak Crystal lalu mematikan telepon sepihak.

Crystal mengontrol deru napasnya agar teratur. Ia mengelus dada bersabar.

"Sabar Crystal sabar...." Seminggu kedepan ia harus membiasakan diri menghadapi perilaku brengsek Drystan lainnya.

"Drystan emang bangsat. Dan bahkan lebih bangsat besoknya."

Crystal mendongak langit-langit kamar seraya menangkupkan dua tangannya. Menyesal karena hari ini ia berulang kali berbicara kasar.

"YA TUHAN MAAF BANGET AKU NGOMONG KASAR. SOALNYA MAHLUKMU YANG GANTENGNYA NGGAK SEBERAPA ITU MACEM IBLIS SIFATNYA!" mohon Crystal menyesal.

Drystan : Sweet But Fierce!Where stories live. Discover now