20. Twenty [ Berani ]

43.7K 6.2K 10.7K
                                    

Happy reading.

Upnya tengah malem hehehe. Aku repost ulang karena sebagian belum ada notif^_^

Oh iya. Bentar lagi lebaran.
Minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin🙏

Enjoy ^_^

****

Drystan langsung ke rumah sakit begitu tahu Crystal menjenguk Vander. Cowok itu duduk di depan ruang rawat Vander seraya bermain ponsel, menunggu Crystal dan si wibu keluar.

Sengaja tidak masuk, untuk menghindari pertikaian.

Selang beberapa menit, pintu ruang rawat terbuka, menampilkan Crystal dan Milkita yang tercengang. Dua cewek itu ternganga melihat Drystan di sini.

"Loh?" Crystal memasang raut tak percaya.

Drystan menaikkan satu alisnya. "Apaan?" Kemudian menatap Milkita sekilas, bibirnya tersenyum tipis menyapa. Harus ramah kepada adik kelas.

Crystal berdesis kesal, lihatlah... bagaimana ketua OSIS itu tebar pesona.

"Sama permen susu aja ramah. Sama gue tuh muka kaya reog," gerutu Crystal, sengaja mengganti nama Milkita.

"Apa, sih, Crystal? Hem... apa?" tanya Drystan, nadanya berubah lembut. "Kurang denger gue."

"Skip, budeg!" sentak Crystal seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

Drystan geleng-geleng kepala, tak habis pikir dengan Crystal yang makin berani jika bertemu di area luar sekolah.

"Gue ketua OSIS, kalo lo lupa," peringatnya tajam.

Crystal mengangkat dagunya angkuh, menatap tajam Drystan. "Di Altair boleh ketua OSIS, kalo di luar lo cuman mas-mas ngabers biasa."

Milkita meringis mendengar itu, Crystal ini benar-benar berani.

Drystan menampilkan ekspresi datar. Bukan karena tersinggung, tapi karena tidak tahu arti ngabers.

"Oh."

Crystal memutar bola matanya malas. "Ngapain lo di sini, Kak?"

"Terserah guelah."

Crystal berdecih sinis. Lihat, bagaimana songongnya ketua OSIS ini. Sementara Milkita, hanya diam menyaksikan perdebatan.

"Pergi sana. Menyebar aura negatifnya." Crystal mengusir, kali ini benar-benar membuat Drystan tersinggung.

Drystan mengulas senyuman miring. "Berani banget lo ngusir anak yang punya rumah sakit?"

Crystal dan Milkita beradu pandang sejenak, lalu menatap Drystan lagi dengan mata membelalak kaget.

"Hah?! Beneran?!" seru Crystal tak percaya.

Drystan berdiri dari duduknya, hanya mengendikkan bahu sebagai respon.

"Emang ketos kita ini tukang halu, Mil." Crystal berbisik, tapi sengaja dikeraskan agar Drystan mendengarnya.

"Ngapain ribut di sini?" Suara bernada bariton itu muncul. Semuanya menoleh, menatap Gilgey.

Crystal dan Milkita langsung berbinar bahagia, terpesona menatap Zayn Malik KW itu lagi. Lain dengan Drystan yang membius ayahnya tajam.

"Aduh... Ketemu lagi kita Om Dokter yang mirip Zayn Malik." Crystal tersenyum malu-malu. Menyelipkan beberapa helaian rambutnya di belakang telinga.

Drystan langsung menutup mata Crystal menggunakan tangannya. "Jaga sikap. Gue calon pacar lo, kalo lo lupa," bisik Drystan berat.

Drystan : Sweet But Fierce!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang