18. Eighteen [ Salting & sinting ]

31.8K 6.4K 4.9K
                                    

Happy reading ♥️

Aku ingetin sekali lagi, kalo ada yang ga suka sama cerita-ceritaku tolong angkat kaki aja. Jangan ninggalin komentar yang ga enak, ya, apalagi sampe nyebut alat kelamin. Please, kalian hanya perlu keluar dari lapak-lapakku.

Oh, iya. Di Lavender Drystan muncul pas pertengahan, bagian Calista ultah. Ikutin alurnya aja, ya. Nanti ada kok penjelasannya sesuai part.

Dan satu lagi, aku pengennya cerita Drystan happy ending kok, jangan takut. Tapi ya tunggu pendapat kalian wkwkwk. InsyAllah part-nya banyak, tapi ya itu ... nunggu hehe.✨

Terima kasih.

Enjoy!

****

Crystal benar-benar tak menyangka jika pada akhirnya Drystan menyerahkan diri untuk berpacaran dengannya. Ini masih di luar logika. Raut sedihnya langsung berubah menjadi raut plonga-plonga. Mulut mungilnya ternganga.

Ekspresi bego aja cantik, batin Drystan.

Tanpa perasaan, Drystan langsung menyentil pelan bibir Crystal agar tidak menganga lagi.

Crystal meringis kesakitan. "Sakit tau!" protesnya sambil mengusap lembut bibirnya.

"Asal lo tau di bibir ini ada uangnya," ujar Crystal sombong. Ia merawat bibirnya dengan berbagai serum agar terlihat sehat dan berwarna cerah.

Drystan memalingkan wajahnya sembari berdeham, menahan tawa. "Oh, ya?"

"Iyalah! Tiap inci muka gue ada uangnya, Kak. Jadi lo nggak bisa seenaknya nyentuh," oceh Crystal sembari berusaha melentikkan bulu matanya menggunakan jari telunjuk.

"Nggak minat juga, sih." Drystan membalas ketus, lalu membuang muka.

Crystal berdecih sinis, "Dih, mulut lo ngasal bener, bilang nggak minat," protesnya, tak terima.

"Jadiin gue pacar lo," ejek Crystal mengulang pernyataan Drystan tadi. Bibirnya mengulas senyuman menyeringai. Puas sekali karena berhasil membuat Drystan kicep.

Cowok itu membuang wajahnya ke arah lain, wajahnya langsung memerah sampai telinga. Tangannya mengusap tengkuk belakang, canggung. Mulutnya ini memang susah dikontrol kalau sedang cemburu.

Crystal langsung tersadar, ia tak boleh jahat-jahat kepada Drystan. Takutnya nanti cowok itu akan berubah pikiran.

"Tapi, ya nggak pa-pa, sih." Crystal menyengir kikuk. Ia sudah lelah diomeli ketiga sahabatnya karena tantangan itu. Kini tinggal dirinya saja yang belum melaksanakan tugas. Bahkan Saepul a.k.a Khai sekarang sudah berubah semenjak permainan TOD itu, tak ada lagi tampilan gemulai, Khai sudah menjadi lelaki jantan sesungguhnya.

"Apa?" tanya Drystan sembari mengangkat satu alis.

"Pacaran," kata Crystal malu-malu, dengan muka sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Ohh, pacaran?" gumam Drystan lalu menggaruk alisnya, tersenyum canggung. Menutupi debaran jantung yang menggila ketika Crystal mengatakan itu.

Crystal sadar betul suasana menjadi aneh. Otaknya langsung berpikir keras untuk mencairkan suasana seperti semula.

"Eh, tapi lo nggak kesurupan penunggu di sini, Kak?" tanyanya ngawur. "Tiba-tiba setuju."

Drystan menggeleng, "Ngaco."

"Gue baik, makanya bantu lo menuhin dare." Drystan mengimbuhkan.

"Ini sih di luar nalar," gumam Crystal tak percaya. Ia lalu bergidik ngeri membayangkan menjadi pacar Drystan. Telinganya pasti budeg diomeli setiap hari. Namun, demi tantangan itu akan ia laksanakan.

Drystan : Sweet But Fierce!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang