24. Twenty Four

39.3K 4.8K 2.9K
                                    

Halloooooo
PA KABAR UYYYYY?
Maafin yaaaakkk ga up lama!
AING HARAP BAIK DAN BAHAGIA YAAAAA.

HAPPY READING.

****

"Karena cowok sejati harusnya ngerusak lipstik wanita, bukan maskara," jawab Drystan lalu memainkan lidahnya dalam mulut, menyimpan senyuman menawan. Kemudian setelah itu mengelus bibir Crystal dengan jarinya lembut.

Tak butuh waktu lama untuk Crystal mencernanya. Bulu kuduk meremang, merinding bukan main saat merasakan usapan tangan dingin Drystan di bibirnya. Jantungnya berdebar hebat. Tatapan cowok itu pun seperti ingin melahapnya.

"Kok diem?" tanya Drystan. "Nggak paham?"

Crystal masih tetap membeku, terlampau kaget dengan ini.

"Apa mau gue jelasin, sekalian gue kasih contoh?" tawar Drystan dengan senyuman licik. "Biar lo paham, tentang ngerusak lipstik itu."

"Lo bukan Kak Drystan," lirih Crystal sambil mundur selangkah menjauh.

Drystan tersenyum sinis sambil melangkah maju, mengikis jarak. "Ini gue."

Crystal menggeleng, ekspresinya ketakutan. Entah mengapa tindakan Drystan ini mengingatkannya ke pelaku itu. "Bukan."

"Jangan takut, gue—nggak bakal makan lo." Sepersekian detik ekspresi Drystan berubah cepat, lebih ramah.

Crystal bukannya senang malah makin takut melihatnya. Ia belum pernah melihat manusia yang bisa mengubah ekspresinya sekilat itu.

"He's really dangerous...." batin Crystal ngeri.

Drystan tiba-tiba tertawa pelan, membuat suasana sedikit mencair.

"Jangan ngomong dalam hati," peringat Drystan mengulum senyumnya. "Atau coba-coba mikir yang enggak-enggak ke gue."

Crystal makin kaget melihat Drystan bisa membaca isi hatinya. "Nah kan beneran bahaya."

"Kok lo tau sih, Kak?!"

"Keliatan, sih. Dari ekspresi tolol lo itu."

Crystal berdecih sinis. Dikatai tolol oleh pacar gadungannya sedikit mengiris hati.

"Idih. Kaya pinter aja lo," balas Crystal lalu membuang muka ke arah lain. Malas menatap muka menyebalkan Drystan.

"Emang pinter." Drystan membalas dengan ekspresi watados.

"Buktinya dapet lo, pinter berarti."

"Ya berarti gue yang tolol, karena dapetnya lo, Kak. Hehe."

Crystal cengengesan, lain dengan Drystan yang sudah mengumpat dalam hati berkali-kali. Rupanya cewek ini sudah berani membalikkan kata-katanya lebih pedas.

"Apa? Nggak denger gue," geram Drystan, sembari menaikkan satu alisnya. Kali ini gadis ini benar-benar harus diberi hukuman. "Ulangi coba."

"Nggak ada siaran ulang, males. Makanya jangan budeg jadi orang."

"Sumpah Crystal! Lo makin berani gue liat-liat?!"

Kesabaran Drystan habis.

Drystan mendekat buru-buru langsung mencengkram kuat dagu Crystal, mengarahkan cewek itu untuk menatapnya.

"Ulang," tekan Drystan dengan jarak begitu dekat. "Ngomong apa tadi?"

Crystal memberontak berusaha melepaskan cengkraman itu. Jantungnya berdegup kencang, dengan kegilaan Drystan yang sangat tiba-tiba ini. Dengan jarak sedekat ini, ia bisa mencium aroma wine berpadu rokok dari mulut Drystan.

Drystan : Sweet But Fierce!Where stories live. Discover now