Bab 40

43 6 0
                                    

Poto

Poto

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


✿✿✿

Sea memperhatikan punggung belakang Vania yang sibuk memasak untuknya. Vania terlihat lihat dalam urusan masak- memasak. Sea ingin membantu, namun Vania tidak memperbolehkannya.

Vania meminta Sea untuk duduk menunggunya selesai. Sekian lama menunggu akhirnya dua piring nasi goreng tersaji diatas meja. Terlihat sangat enak dan hangat.

"Coba'in deh!" ujar Vania.

Sea meraih sendok, perlahan memasukkan satu suapan kedalam mulutnya. Sea terdiam sesaat, namun setelah itu ekspresinya terlihat berubah.

"Gimana, enakkan?" tanya Vania terlihat percaya diri. "Pakek banget malahan," sahut Sea kembali melahap nasi goreng itu.

Vania tertawa kecil melihat tingkah Sea yang terlihat lucu dimatanya. "Sebenarnya gue gak tau apa rasanya masih sama seperti dulu atau nggak. Soalnya udah lama banget gue gak masak ini?"

Sea menghentikan makannya, terdengar ada kesedihan yang tercampur diucapan Vania. "Kenapa kalau boleh tau?" Sea sedikit canggung untuk bertanya.

"Ini masakan kesukaan sahabat gue. Dulu, waktu dia masih ada, dia selalu minta gue buat masakin ini. Gue gak tau apa istimewanya. Pas dia udah gak ada, gue gak pernah lagi masak kayak gini. Mungkin rasanya udah beda sekarang," ungkap Vania sembari menatap nasi goreng yang ada dipiringnya.

Sea terdiam sesaat, ia menatap Vania yang belum menyentuh nasi goreng dipiringnya. "Gue gak tau harus jawab apa. Tapi yang pasti, gue yakin rasanya gak berubah sama sekali. Coba'in deh!" ujar Sea terlihat bersemangat. "Ayo dong coba'in!"

Vania tertawa kecil melihat Sea yang bertingkah seperti anak kecil. "Lo itu lucu tau nggak?" sahut Vania. Perlahan ia mengangkat sendok , memasukkan satu suapan nasi goreng kemulutnya.

Mengunyah perlahan sebelum akhirnya matanya melebar saat merasakan rasa familiar yang tidak berubah sama sekali.

"Benerkan yang gue bilang? Rasanya masih sama dan gak bakalan berubah,"

Vania hanya tersenyum, tidak ada lagi pembicaraan setelah itu. Keduanya sibuk menikmati makanannya masing-masing. Hanya dentingan sendok yang saling bertautan. Selesai makan, Sea membantu Vania mencuci piring yang tadi mereka gunakan. Setelah selesai, mereka kembali ke kamar dan merebahkan diri ditempat tidur.

Sea berbaring sembari menatap langit-langit kamar yang terlihat indah dengan desain yang cocok. Entah mengapa, pikiran Sea kembali seperti ingin berpisah darinya. Disampingnya, Vania terus menatap Sea seakan ada sesuatu yang ingin ia tanyakan. "Gelang yang kemaren Lo pakek mana See, kok gak ada?" netra Vania tertuju ke tangan kiri Sea.

Sea menoleh Vania sesaat, Ia mengangkat tangan kirinya keatas. Ditatapnya tangan yang dulunya pernah dihiasi dengan gelang berlian yang indah. Kini tangan itu terasa kosong tanpa rantai putih itu.

Cute Ghost [End]Where stories live. Discover now