Harus Kuat

1.9K 112 2
                                    

Kayla membersihkan rumah dan mencuci baju seorang diri. Sudah satu minggu sejak dirinya dan Allen menempati rumah ini, suaminya itu tidak mau mencari asisten rumah tangga dan malah menyuruh dirinya yang harus melakukan semua pekerjaan rumah tangga tanpa bantuan siapapun.

Dengan patuh, Kayla mengiyakan perkataan Allen karena tidak mau melawan dan membantah apa yang diucapkan oleh suami yang ia cintai itu.

"Akhirnya selesai juga." Ucap Kayla.

Ia mengelap keringatnya dengan punggung tangan setelah selesai menjemur pakaian. Lalu, ia bergegas masuk kedalam rumah dan segera mandi untuk belanja bulanan ke supermarket.

"Pakai baju apa ya?" Gumam Kayla.

Kayla memilih pakaian yang akan ia kenakan. Setelah selesai mandi, dirinya dengan cepat berbenah dan memakai pakaian dan make up tipis agar tidak kelihatan pucat. Kemudian, ia mengeluarkan ponselnya dan memesan taksi online untuk membawanya pergi ke supermarket yang ada didekat perumahannya.

Tak butuh waktu lama taksi online yang dipesan Kayla datang menjemput. Dirinya dengan langkah riang berjalan masuk kedalam taksi dan duduk dengan diam didalamnya selama diperjalanan menuju supermarket. Sesampainya disana, Kayla mengambil troli dan mendorongnya masuk ke rak sayuran segar yang ada disana.

"Tomat, wortel, cabe, bayam, seledri, timun.."

Kayla bergumam sendiri mengambil sayur dan yang lainnya dari dalam rak. Ia tersenyum sendiri karena merasa geram melihat warna dari sayuran yang ada disana sangat menyejukkan matanya.

"Kayla kan?"

Kegiatan Kayla terhenti ketika mendengar sapaan seseorang. Ia meloleh kesamping dan tersenyum karena tahu siapa orang itu.

"Iya, kamu.." Ucap Kayla ragu-ragu.

"Dimas." Jawabnya.

"Ah ya, Dimas. Kamu belanja juga?"

"Iya, gue mau nyoba jadi chef dadakan nih."

"Kamu sama siapa?"

"Sendiri."

Mendengar itu, Kayla manggut-manggut. Ia kembali memilih sayuran dan membiarkan Dimas memperhatikannya.

"Lo.. sama, Al?" Tanya Dimas hati-hati.

"Enggak. Aku sendiri." Jawab Kayla.

"Kenapa dia gak nemenin lo?"

Kayla terdiam mendengar pertanyaan Dimas. Ia hanya tersenyum untuk menjawab pertanyaan itu dan mendorong troli nya ke rak daging meninggalkan laki-laki itu.

"Lo suka makan daging?" Tanya Dimas yang mengikuti Kayla.

"Suka. Tapi aku beliin untuk, Al." Jawab Kayla.

"Al gak suka daging, Kay. Dia sukanya ayam."

"Hah? Serius?"

"Ambil ayam aja disa-"

"Kalo mau beli ayam, mending ke pasar tradisional aja."

"Lah? Apa bedanya?"

"Jelas beda! Soalnya kan kita bisa milih ayam yang beratnya berapa kilo!"

"Trus? Daging? Apa bedanya?"

"Lebih beda lagi! Kalo dipasarkan daging lokal! Kalo yang di supermarket daging import!"

Dimas tertawa mendengar perkataan Kayla yang bersemangat. Ia mengacak-acak rambut gadis itu karena merasa gemas dengan tingkahnya. Tapi.. tunggu! Masihkah pantas dia menyebutnya gadis?

Mengukir Luka (Short Story)Where stories live. Discover now