Setelah Berpisah

7.1K 169 3
                                    

Ketiga teman Allen benar-benar dibuat tak percaya dengan apa yang dilakukannya. Mereka bertiga hanya menatap prihatin dan kasihan akan keadaan jiwa dan mental laki-laki itu yang bisa dikatakan jauh dari kata sehat.

"Al, ikut gue ke psikolog yuk." Ajak Boni.

"Ganteng-ganteng gila." Ucap Roni.

"Al." Panggil Dimas.

Allen tidak memperdulikan panggilan ketika temannya. Ia terus merapikan bingkai foto yang sedang ia pajang diruang tamu sambil tersenyum lebar dengan pandangan kosong.

"Ron, nanti tolong cuci foto nikah gue sama Kayla ya. Cuci ukuran yang paling besar, biar kalo ada orang yang datang bisa liat istri gue yang cantik." Ucap Allen.

Roni langsung meringis mendengar perkataan Allen. Ia melirik Boni yang sudah menggelengkan kepalanya.

"Al." Panggil Dimas.

"Ngapain lo disini?! Pergi lo! Jangan ganggu istri gue!" Bentak Allen.

Dimas mengusap wajahnya kasar karena dibentak seperti itu. Ia berjalan mendekati Allen dan menarik kerah bajunya dengan perasaan kesal.

"Sadar! Dia udah bukan istri lo lagi " Berang Dimas.

"Dia masih istri gue!" Teriak Allen.

"Gak usah mimpi!"

Setelah mengatakan itu, Dimas mendorong Allen. Ia membalikkan tubuhnya dan berjalan kembali ketempat Boni dan Roni berdiri.

"Telpon Tante Siska aja." Ucap Roni.

"Tante Siska gak mau, Ron. Biarin aja katanya. Kalo perlu, bawa aja kerumah sakit jiwa biar tau rasa." Jawab Boni.

"Bon, nanti kamar kosong disebelah kamar gue, tolong dipasang wallpaper motif anak-anak ya. Kamar itu nanti buat anak gue sama Kayla." Ucap Allen.

Mendengar itu, Dimas terkekeh. Ia menatap Allen dengan prihatin sekaligus merasa panas karena niatnya ingin melamar Kayla setelah ini.

***

Keesokan harinya, Ketiga teman Allen kembali meringis. Untuk yang kedua kalinya, mereka melihat kelakuan temannya itu yang memajang foto Kayla dan foto pernikahan keduanya diruang kerja kantor laki-laki itu.

"Al, berobat yuk." Ajak Boni.

"Berobat apaan? Gue gak sakit." Jawab Allen.

"Badan lo emang gak sakit. Tapi mental lo yang sakit."

Dimas berjalan dan duduk disofa yang ada disampingnya. Ia terus memperhatikan Allen dan menundukkan kepalanya.

"Al." Panggil Dimas

Allen langsung menoleh melihat Dimas. Ia menatap tajam laki-laki itu dan mendekatinya. "Mau ngapain lo disini?!"

Tuk!

Dimas meletakkan sebuah buku diatas meja sofa. Ia menyuruh Allen mengambil buku itu untuk melihat dan membaca isinya.

"Novel?? Ngapain lo ngasih gue novel?!" Berang Allen.

"Baca." Ucap Dimas.

Melihat judul novel tersebut, Boni membelalakkan matanya. Ia berjalan mendekati Allen dan menarik novel itu.

"Ini, novelnya Kayla kan?!" Ucap Boni.

Mengukir Luka (Short Story)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora