Karma Allen

5.6K 163 5
                                    

Setelah pertemuannya dengan Kayla, Allen menjadi tidak terkendali. Ia selalu berteriak memanggil nama mantan istrinya itu sambil menangis meraung-raung. Bahkan, Boni menjadi sasaran amukan laki-laki itu ketika ia ingin pergi kerumah orangtua Kayla ditengah malam.

"Tan, ini si Al gimana? Gak mungkin kita kurung terus dikamar." Ucap Boni.

"Biarin aja." Jawab Siska.

"Apa gak dibawa kerumah sakit aja, Tan?" Tanya Roni.

"Rumah sakit jiwa?"

Mendengar itu Boni dan Roni sama-sama mengangguk. Mereka menunjuk lantai dua rumah Allen dan kembali mendengar teriakkan laki-laki itu yang kembali meraung-raung.

"Kita harus bawa Al kerumah sakit, Tante. Kalo gini terus, takutnya Al bakalan lukain dirinya sendiri." Jelas Dimas.

Siska mengerutkan keningnya untuk berpikir. Ia mulai merasa khawatir setelah mendengar perkataan Dimas yang jika dipikir bisa saja terjadi.

Prang!

Mendengar suara pecahan itu, Siska langsung berlari naik keatas. Ia dengan cepat membuka kunci kamar Allen bersama ketiga temannya yang mengikuti dari belakang.

"ASTAGA! ALLEN!"

Siska berteriak histeris begitu melihat Allen memecahkan kaca jendela. Ia tidak memperdulikan teriakkan wanita itu yang kini sudah memegang dadanya shock.

"Ron! Pegang Al! Boni juga!" Perintah Dimas.

Dimas bergegas berlari menuju dapur. Ia mencari tali dan menemukannya didalam ruangan tempat Kayla biasa menyetrika pakaian. Lalu, Dimas kembali berlari kelantai dua dan bergegas mendekati Allen yang sudah dipegang oleh kedua teman kembarnya itu.

"Dimas! Tolong Allen!" Ucap Siska sambil menangis.

"Tante, Tante tenang dulu ya. Kita mau ikat Al dulu, biar bisa dibawa kerumah sakit." Jawab Dimas.

Setelah mengatakan itu, Dimas langsung mengikat kedua tangan Allen kebelakang. Ia juga mengikat tubuh temannya itu agar tidak bisa bergerak dan menariknya untuk keluar dari dalam kamar. Lalu, ia dan Boni menyeret Allen masuk kedalam mobil saat merasa laki-laki itu kembali berontak ketika sudah sampai diteras rumah.

Merasa kesusahan, Dimas memukul leher belakang Allen. Ia terpaksa melakukan itu dan membuatnya tak sadarkan diri. Menghembuskan nafasnya, ia meminta maaf kepada Siska yang sudah menutup mulutnya dan terdiam dikursi depan mobil bersaam Roni yang sedang menyetir.

"Maaf nih, Tan. Tante tau dimana Kayla tinggal?" Tanya Roni.

"Jangan ganggu Kayla lagi." Jawab Siska.

"Bukan gitu maksudnya, Tan. Tapi, mana tau dengan adanya Kayla, Al bisa balik lagi seperti dulu."

"Pokoknya, jangan ganggu Kayla lagi. Tante gak mau dia berhubungan lagi sama, Al."

Dimas terdiam mendengar perkataan Siska. Ia mengalihkan pandangannya keluar jendela karena mengingat pertemuannya bersama gadis itu sewaktu ia melamarnya. Padahal, bisa saja ia memberitahu Allen dimana Kayla berada. Tetapi, mengingat permintaan dari gadis yang ia cintai itu untuk tidak memberitahu dimana keberadaannya kepada siapapun.

***

Sesampainya dirumah sakit, Allen terpaksa dirawat. Ia mengalami depresi berat karena kehilangan orang yang sangat berarti untuknya. Ditambah, ia selalu menyalahkan dirinya sendiri dan keadaan dimasa lalu saat masih berumah tangga bersama Kayla. Allen benar-benar merasa menyesal dan tidak bisa menerima kenyataan jika dirinya sudah berpisah disaat ia ingin memperbaiki dan memulai semuanya dari awal kembali bersama mantan istrinya itu.

Mengukir Luka (Short Story)Where stories live. Discover now