Lo Gak Usah Ngada-ngada!

4.9K 171 4
                                    

Kayla membuka pagar rumahnya. Ia menatap rumahnya dengan perasaan campur aduk dan berjalan masuk sambil menarik kopernya. Saat didepan pintu, dirinya melihat Leni dan Zia yang sedang berbincang-bincang diruang tamu dan tak menyadari kehadirannya.

"Ma, Kak Zia." Panggil Kayla.

Zia dan Leni langsung menoleh kearah pintu mendengar panggilan itu. Mereka berdua mengernyitkan keningnya ketika melihat Kayla datang dengan membawa koper.

"Ngapain lo kesini bawa koper?" Tanya Zia.

Kayla tersenyum tipis mendengar itu, ia berjalan masuk dan berdiri didepan Leni. "Ma, Kayla tinggal disini lagi ya."

"Maksud kamu apa?" Tanya Leni bingung.

"Kayla udah pisah sama Al, Ma."

Mendengar itu, Leni langsung berdiri. Ia menampar pipi Kayla hingga anaknya itu terjatuh dan terlihat lemah.

"Kurang ajar! Anak gak tau diuntung! Udah bagus kamu Mama nikahin sama orang yang mapan!" Teriak Leni.

"Ma-"

"Diam kamu!"

Zia berdecak melihat itu, ia hanya diam dan melihat Kayla dengan tangan yang terkepal.

Sementara Kayla, ia berjalan merangkak mendekati Leni. Ia langsung memeluk kedua kaki wanita itu dan menangis disana.

"Ma.. izinkan Kayla tinggal sebentar sama Mama. Kayla janji gak akan nyusahin Mama. Kayla gak akan buat Mama malu lagi. Sebentar aja, Ma. Sampai Kayla benar-benar pergi dari Mama." Ucap Kayla.

"Maksud lo apa, Kay?" Tanya Zia.

"Lepasin Mama!" Teriak Leni.

Kayla tidak memperdulikan teriakkan Leni. Ia terus memeluk kedua kaki wanita itu yang sedang berontak untuk dilepaskan.

"Kayla sakit, Ma. Hidup Kayla gak akan lama lagi." Lirih Kayla.

Mendengar perkataan Kayla, Leni langsung terdiam. Ia menatap anak keduanya itu dengan pandangan bertanya.

"Lo gak usah ngada-ngada!" Bentak Zia.

"Kayla gak bohong, Kak." Jawab Kayla.

"Sakit?! Emang sakit apa lo?!"

Zia berdiri dan menghampiri Kayla. Ia menarik paksa lengan adiknya itu hingga berdiri dan menatapnya dalam.

"Lo sakit apa?! Bilang!" Berang Zia.

Kayla menghapus air matanya. Ia membuka resleting tasnya dan menunjukkan surat hasil pemeriksaan terbarunya kemarin. Dengan cepat, Zia mengambil surat itu dan membacanya.

Deg!

Mata Zia terpaku disudut akhir hasil pemeriksaan. Ia menggelengkan kepalanya tak percaya dan menarik kedua lengan Kayla sambil mengguncang-guncangkan tubuh adiknya.

"Lo bohong kan?! Iya kan?! BILANG KALO SEMUA INI BOHONG!!!" Teriak Zia.

"Zia, Kayla sakit apa?" Tanya Leni.

"LO JANGAN NGADA-NGADA! BILANG SAMA GUE KALO SEMUA INI BOHONG!"

Zia melepaskan tangannya dari lengan Kayla. Ia menarik rambutnya sendiri dan terduduk sambil menangis. "Bilang sama gue kalo hasil itu gak bener, Kay. Lo gak mungkin kena kanker otak stadium empat kan?"

"A-apa? K-kanker?" Ucap Leni tergagu.

Leni langsung terdiam dan menutup mulutnya dengan kedua tangan sambil melihat Kayla dari ujung rambut sampai ujung kakinya. Dan, benar. Wajah Kayla terlihat sangat pucat dan tubuhnya terlihat lebih kurus dari biasanya. Lalu, Leni mendekati anak keduanya itu dan memegang puncak kepalanya.

Mengukir Luka (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang