Mengukir Luka

3.5K 156 5
                                    

Setelah mengetahui penyakitnya, Kayla menjadi lebih pendiam. Ia hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya ketika menjawab perkataan Allen.

Tentu saja, perubahan drastis Kayla ini membuat Allen dirundung kebingungan yang mendalam. Biasanya, gadis itu masih mengajaknya berbicara meskipun tidak seintens pertama kali mereka menikah.

"Lo gak masak?" Tanya Allen.

Mendengar pertanyaan itu, Kayla hanya menggelengkan kepalanya. Ia meletakkan piring didepan Allen dan mengambil roti tawar yang ada diatas meja makan.

"Tumben?" Tanya Allen kembali.

"Kamu mau selai rasa apa?" Tanya Kayla.

"Coklat."

Setelah mengatakan itu, Allen terus memperhatikan gerak gerik Kayla. Ia mengerutkan keningnya karena merasa ada yang aneh dari diri gadis itu.

"Lo kurusan? Perasaan kemaren-kemaren  lo gak sekurus ini?" Tanya Allen.

Tangan Kayla yang sedang mengolesi selai diatas roti terhenti. Ia hanya tersenyum dan kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti sebentar. Lalu, ia meletakkan roti yang sudah diolesi selai itu diatas piring suaminya.

"Mau kemana?" Tanya Allen kembali.

"Kebelakang." Jawab Kayla.

"Temani gue makan."

Kayla menatap Allen. Ia berjalan agak menjauh dari suaminya itu dan duduk dibawah lantai.

"Ngapain lo duduk disitu?" Tanya Allen benar-benar bingung.

"Pembantu gak pantes duduk dimeja makan tuannya." Jawab Kayla.

Brak!

Allen menggebrak meja dengan kuat. Ia menatap tajam Kayla dengan dada bergemuruh setelah mendengar perkataan  yang membuat emosinya naik.

"Duduk dikursi!" Berang Allen.

Kayla berdiri. Ia berjalan mendekati Allen dan menarik kursi yang ada disebelah laki-laki itu. Lalu, ia duduk  dengan meremas kedua tangannya sambil menunduk.

"Makan!" Perintah Allen.

Tak mau membuat keributan, Kayla mengambil roti yang ia buat untuk Allen tadi dan memakannya. Ia merasa tidak memiliki nafsu makan dan tidak menikmati rasa manis yang ada didalam mulutnya.

"Gue pergi." Pamit Allen.

Setelah mengatakan itu, Allen berdiri dan mengambil tas kerjanya. Ia mengambil kunci mobilnya diatas meja sebelum berjalan keluar dari dalam rumah.

Sementara Kayla, ia meletakkan roti yang ia pegang dan mengambil berkas penting untuk rapat Allen nanti. Dengan langkah lebar, ia berlari keluar dari dalam rumah mengejar laki-laki itu.

"Al! Berkas kamu ketinggalan!" Teriak Kayla.

Namun, Allen tidak mendengar teriakkan Kayla. Ia terus menjalankan mobilnya tanpa tahu jika gadis itu memanggil dirinya.

"Kirim pake ojol aja kali ya." Gumam Kayla.

Kayla bergegas kembali masuk kedalam rumah. Ia mengambil ponselnya dan membuka aplikasi untuk memesan ojek online.

"Tapi, kalo berkasnya rusak gimana?" Tanya Kayla pada dirinya sendiri.

Merasa bingung, Kayla tidak jadi memesan ojek online. Ia memilih mengantarkan berkas itu kekantor Allen sendiri dan segera berganti pakaian untuk menyusul suaminya itu kekantor.

***

Sesampainya didepan kantor Allen, Kayla berjalan masuk dengan perlahan. Ia mendatangi meja resepsionis dan menunjukkan berkas yang ia bawa.

Mengukir Luka (Short Story)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu