Tak Berarti

1.7K 104 9
                                    

Bela menutup pintu rumahnya begitu melihat Allen. Ia masih sangat marah karena laki-laki itu lebih membela Kayla daripada dirinya dikeributan tadi pagi.

"Bel, buka pintunya." Ucap Allen.

"Ngapain kesini?! Pergi aja sana sama istri kamu!" Ketus Bela.

"Aku minta maaf, Bela. Buka pintunya ya."

Mendengar itu, Bela tersenyum. Ia membuka pintu rumahnya dan langsung memeluk tubuh Allen.

"Kamu jahat!" Rajuk Bela.

"Maaf, Sayang." Jawab Allen.

"Aku benci sama dia! Kenapa sih! Bukan aku yang kamu nikahin?! Yang pacar kamu kan aku!"

"Kan aku udah ceritain semuanya sama kamu. Aku terpaksa, Bela."

"Ceraikan dia!"

Allen memejamkan matanya mendengar perkataan Bela. Ia melepaskan pelukan kekasihnya itu dan memegang kedua pundaknya. "Gak semudah itu untuk aku ceraikan dia."

"Kalo gitu, nikahin aku juga!" Pinta Bela.

"Bela, tolong ngertiin aku! Aku gak bisa ngelakuin itu!"

"Kamu gak mau nikahin aku?!"

"Bukan gak mau, Bel! Aku harus minta restu dulu sama Mama, Aku!"

"Kita bisa nikah diam-diam, Al! Gak perlu ada yang tau!"

Mendengar itu, Allen mengusap wajahnya. Ia menghembuskan nafasnya kasar dan mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Please, Bel. Ngertiin aku dulu ya." Mohon Allen.

"Sampai kapan aku harus ngertiin kamu, Al?! Aku udah ngertiin kamu selama dua tahun belakangan ini!" Jerit Bela.

"Aku mohon, bersabar sedikit lagi! Aku harus mikirin perasaan Mama dan perasaan Mamanya Kayla!"

"Lalu? Gimana dengan perasaan Mama, aku?!"

"Bel, aku kesini mau baikan sama kamu! Bukan untuk berdebat lagi!"

Bela menangis mendengar perkataan Allen. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan dan menangis tersedu-sedu.

"Aku gak mau kamu ninggalin aku, Al." Lirih Bela.

"Aku gak akan ninggalin kamu, Bel." Ucap Allen merasa bersalah.

"Bagaimana caranya kamu gak akan ninggalin aku? Sementara kamu udah nikah sama gadis lain, Al!"

Allen terdiam mendengar perkataan Bela. Ia mendekati gadis itu dan memeluk tubuhnya untuk menenangkannya. Benar kata Bela, bagaimana caranya dia tidak akan meninggalkan gadis ini, sedangkan dia sendiri sudah terikat dengan pernikahan yang sah.

***

Kayla duduk disofa ruang tamu menunggu Allen. Ia sudah memakai pakaian yang rapi untuk pergi ke pesta ulang tahun rekan bisnis suaminya itu. Sudah dua jam ia menunggu sejak dikabari melalui pesan pribadi dari yang dikirimkan oleh Allen. Namun, yang ditunggu tak kunjung datang seperti isi pesannya.

"Udah siap?" Ucap Allen yang baru datang.

Mendengar perkataan Allen, Kayla tersadar dari lamunannya. Ia tersenyum dan menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan itu.

"Ck!"

Allen berdecak melihat penampilan dan jawaban Kayla. Ia kembali berjalan keluar dari dalam rumah dan masuk kedalam mobilnya.

Mengukir Luka (Short Story)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora