17. Pertanggungjawaban Proker

30 9 1
                                    

Sebelum memimpin, sebaiknya kita pernah berperan di dalamnya.

Agar kita tahu bagimana sebuah bidang itu bekerja.

Pada setiap pertanggungjawaban proker pasti akan ada Pimpinan Sidang atau sering disingkat Pimsid dan jajarannya. Yang menjadi pimsid satu adalah Tirta, lalu cadangannya Bima kader. Sekretarisnya Kak Imelda. Nanti kalau pertanggungjawaban proker periode 2014/2015 selesai akan gantian Bima menjadi pimsid satu, cadangannya kader yang lain, lalu sudah ditentukan pula sekretarisnya Gina.

Sepertinya Gina sangat Tirta percayai. Aku tidak tahu ya sedekat apa Tirta dengan Gina, tapi perempuan itu meskipun tidak heboh di basecamp, dia selalu menjadi sorotan Tirta untuk ditempatkan di bagian-bagian penting. Hilda bahkan sepertinya tidak menyadari ini, tapi aku mengamati. Cara Tirta berbicara dengan Gina saja berbeda dengan Hilda. Tirta seperti begitu menghormati Gina. Ya, wajar sih ya, Gina juga orangnya sangat santun dan lembut.

Bukannya aku mengatakan kalau Hilda tidak santun dan lembut. Sebenarnya Hilda adalah sosok yang lemah lembut juga, tapi ya itu, tahapan hijrahnya dengan Gina kalau dijejerkan ya jauh berbeda. Gina lebih oke. Sedangkan Hilda masih gampang baper. Kadang agak susah untuk menjelaskan agar Hilda berhati-hati dalam memilah mana Tirta yang baik ke semua orang, mana Tirta yang memang punya rasa dengan Hilda. Aku hanya kasihan dengan Hilda kalau Tirta dekat dekat dengan Hilda hanya untuk dibuat baper saja, tapi tidak benar dengan hatinya.

Setelah serangkaian pembukaan pertanggungjawaban dari Tirta dibuka, saatnya penyerahan pergantian kepada Bima, Gina, dan satu lagi yang baru Jeremy sebagai Pimsid dua atau cadangan. Pertanggungjawaban proker di mulai dari ketua, sekretaris, bendahara. Mereka dibantai habis-habisan oleh senior yang lebih senior lagi yang lebih berpengelaman tentang organisasi. Aku hanya mendengarkan saja, tidak ikut nimbrung karena bingung harus sok-sokan mempertanyakan apa.

Seutuhnya setiap jamnya kami hanya berputar-putar tentang kegiatan ini. Setelah pimpinan harian yang dibantai, giliran pimpiman per bidang. Sampai malam, sampai esoknya lagi. Kami hanya membahas seputar pertanggungjawaban proker mereka. Tidak ada yang spesial. Saatnya istirahat hanya makan, solat, dan mandi saja. Tidur hanya beberapa jam, lalu solat tahajud, salat subuh, makan, lanjut sidang.

"Heh Azza," panggil Alwi yang sudah berdiri di samping kiriku yang mana aku sedang duduk, "Coba tanya. Jangan diem aja," kata Alwi

"Males, bingung mau ngomong apa," kataku cuek.

"Jangan buat aku kecewa, angkat tangan dong!" katanya yang langsung melewatiku pergi.

"Dih, siapa juga yang ngarep buat lu bahagia!" kataku sewot sendiri.

"Sekali-kali buat Alwi seneng, nggak apa-apa dong Za," kata Hilda di samping kananku yang sudah cengar-cengir menyebalkan.

Ini saatnya bidang TKK melaksanakan pertanggungjawaban prokernya. Setelah mereka menyampaikan apa yang perlu disampaikan termasuk hasil kerjanya, rentetan pertanyaan dan rekomendasi redaksi dari para senior dan beberapa kader baru berebutan. Aku harus tanya apa? Rekomendasi redaksi aja kalik ya yang gampang. Aduh, bingung! Hilda terus memaksaku untuk bertanya. Aku pun mengangkat tanganku setelah dipersilakan.

Alwi menunjuk aku sambil tersenyum. "Ya, silakan Dek Azza," katanya.

"Bidang TKK kan merupakan singkatan dari Tabligh dan Kajian Keislaman ya. Saya sebagai kader melihat bahwa kegiatan kajian keislaman memang sudah dilaksanakan, tapi masih awut-awutan dari para anggotanya sendiri. Ada sebagian anggota yang tidak bertanggung jawab dalam tugasnya, meskipun itu hanya mengisi sebagai panitia. Sementara fungsi tabligh dalam TKK apa ya? Saya belum pernah menyaksikan salah satu anggota bidang TKK pun yang menjadi seorang penceramah di dalam kajian. Terima kasih."

Bismillah Denganmu ✔ [NEW]Where stories live. Discover now