27. Pengakuan

35 8 2
                                    

Jika Allah mengizinkan kedua insan bersatu,

Maka sejauh apapun jarak, semua jawaban akan penantian akan diperjelas oleh-Nya.

Dear Tuhanku

Bismillahirahmanirrahim... Ya Allah, semakin hari-hari berlalu, aku seringkali mempertanyakan isi hatiku. Isi hati tentang perasaanku padanya yang semakin hari semakin kuat. Padahal lama sudah aku tidak bertemu padanya, tapi hatiku semakin yakin padanya karena aku tahu dia menjauh bukan karena membenciku, melainkan ingin menjaga batasan.

Tapi aku juga kembali bertanya, apakah sebenarnya dia mempunyai rasa padaku seperti kata mama dan teman-teman? Aku masih belum menemukan jawaban. Bantu aku Ya Allah untuk menemukan tanda-tanda. Sampai kapan lagi aku harus menunggu? Aku tahu, menyampaikan perasaan memang tidak mudah bagi laki-laki, apalagi belum tahu kepastiannya, tapi bantu aku menemukan secercah keyakinan kalau dia masih peduli padaku.

Ketidakhadirannya membuatku bertanya masihkan dia ingat padaku? Atau dia sudah punya orang baru yang aku tidak tahu? Semua itu bisa terjadi, sebab seperti kata mama, Engkau Maha membolak-balikkan hati. Aku tidak punya daya untuk mengetahui pesan semesta, kecuali jika Engkau mengizinkanku untuk tahu apa isinya.

Ya Allah, jika Engkau mengizinkan, aku hanya ingin tahu. Masihkan ia bepihak padaku. Sekadar dari kata-katanya atau sikapnya. Aku ingin tahu agar aku tahu harus berhenti mencintai atau melanjutkannya. Aku hanya ingin memastikan. Katanya mencintai itu fitrah, maka aku tidak salah kan untuk bertahan dalam mencintainya?

Ya Allah, jika Engkau meridai perasaan ini, tunjukkanlah padaku suatu saat nanti kepastiannya yang nyata. Sekarang aku sedang terus berikhtiar untuk menjaga. Tapi salah tidak ya jika aku jujur padanya? Aku hanya ingin dia tahu isi hatiku. Agar jika dia menolaknya, berarti aku harus menghapusnya dalam isi hatiku. Kusudahi tulisan ini sebagai doa. Aku yakin Engkau Maha Mengetahui segala isi hati manusia.

Begitulah isi tulisan catatan harian Azza hari ini.

...

Azza kembali pada kebiasaannya, jika ia sedang ingin sendiri atau sedih, maka ia akan berada di rooftop kampus sore hari untuk sekadar menenangkan hatinya. Begitulah yang sedang terjadi sekarang. Selepas kuliah, ia sengaja mampir untuk menyendiri sejenak. Untungnya Hilda mengerti kalau Azza ingin sendiri.

Tiba-tiba ponselnya bordering. Satu pesan masuk muncul di layarnya. Alwi. Ia terkejut dan langsung membukanya.

Kak Alwi

Assalamualaikum. Di mana?

Azza dengan tangannya yang mendadak tremor karena pesan Alwi lalu ia membalas.

Walaikumsalam. Di rooftop. Tumben Kak, chat. Ada apa?

Kak Alwi

Sama siapa?

Bukannya membalas pertanyaan Azza, Alwi malah bertanya hal lain.

Sendiri. Kenapa sih?

Kak Alwi

Mau nemuin kamu.

Hah serius!? Kaget Azza dalam hatinya. Ia masih mengelak bahwa tidak mungkin doanya terjawab secepat ini. Azza berpikiran kalau Alwi bercanda.

Tanya beneran Kak, nggak bercanda.

Kak Alwi

Tunggu aja. Aku lagi naik lift.

Bismillah Denganmu ✔ [NEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang