Yarrow~07❤

2.7K 140 3
                                    


Bell pulang berbunyi, Rala melirik kearah jam yang melingkar sempurna di pergelangan tangan kirinya. "Pantes udah bell, jam 3 ternyata," gumamnya sambil membereskan alat-alat tulisnya.

Dan terlihat pula seorang guru yang mulai pamit mengundurkan diri, setelah memberikan sebuah tugas pada anak didiknya.

"Ayo gue anterin. Kita pulang bareng." ajak Arlo menunggu teman sebangkunya. Siapa lagi kalau bukan Rayla.

"Nggak usah gue udah dijemput." tolaknya tanpa berfikir panjang. Hari ini Rayla sudah cape berurusan dengan Arlo. Dan kenapa laki-laki itu nggak juga faham!

Baru saja Arlo akan mengeluarkan suaranya, ponsel Rayla tiba-tiba berdering. Membuat Rayla mau tidak mau mengalihkan pandangannya ke arah ponselnya.

Sebuah pangilan masuk dari Ujang, supir pribadinya. "Hallo Mang?" ujar Rayla memulai pembicaraan. Arlo masih setia ada di tempat itu. Mengamati semua yang Rayla lakukan.

"Euummm ... anu Non. Maaf saya nggak bisa jemput Non Rayla. Mobilnya mogok Non. Dan sekarang lagi saya bawa ke bengkel."

Rayla menganggukkan kepalanya faham. "Ouh iya Mang. Nggak papa. Rayla bisa naik taksi kok."

Arlo yang mendengarkan semua ucapan Rayla, perlahan kedua sudut bibirnya tertarik. Menandakan bahwa sesuatu membuat merasa senang. Tak lupa pandangan mata Arlo masih tertuju ke Rayla.

Akhirnya panggilan itu terputus. Arlo mengejar langkah Rayla yang meninggalkannya begitu saja.

"Asha tunggu woy!" seru dia, sambil melangkahkan kakinya lebar-lebar mengejar jejak gadis yang disukainya.

Saat jaraknya dirasa sudah dekat. Arlo meraih pergelangan tangan Rayla. Guna menghentikan langkah gadis itu. "Ayo gue anterin. Lagian lo nyari taksi jam segini belom tentu dapat. Kalaupun ada pasti nunggunya lama."

Dapat Rayla simpulkan jika Arlo bukanlah pemuda yang pantang menyerah. Terbukti dari semua yang pemuda itu mau pasti menjadi kenyataan. Kecuali satu yaitu saat Arlo meminta dirinya untuk menjadi kekasihnya.

"Gue....." ucapan Rayla terpotong begitu saja.

"Udah ayo! Anggap aja sebagai balas budi gue, karena lo kemarin ngasih gue tumpangan waktu dikejar anak buah Papa." Tanpa menunggu persetujuan Rayla, Arlo menarik pergelangan tangan gadis itu menuju tempat di mana motornya diparkirkan.

"Arlo...."

"Udah nggak usah pake acara nolak-nolakkan segala. Lagian supir lo juga nggak bisa jemput lokan?" bingung mau menolak dengan cara apalagi, mau tidak mau Rayla mengikuti keinginan pemuda keras kepala ini.

Baru 1 hari, Arlo jadi murid baru. Tapi sukses membuat hidup Rayla berubah 180 derajat. Gadis itu jadi lebih banyak bersuara hari ini.

Sepanjang perjalanan Rayla hanya meremat ujung roknya sendiri. Yang diatasnya sudah tertutupi oleh jaket hitam milih Arlo, guna menutupi sebagian paha Rala.

Kedua mata gadis itu terpejam sempurna. Jantungnya terasa berdetak lebih cepat dari biasanya. Rasa takut menyelimuti perasaan Rayla kali ini. Gadis itu takut akan jatuh tergelincir dari atas motor sport milik Arlo.

Arlo yang merasa ada hal yang nggak beres dari Rayla, akhirnya mulai mengeluarkan suaranya. "Asha lo kenapa?" pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Arlo.

Rayla tidak menjawab apapun. Dengan perlahan Arlo menghentikan motornya. Guna memastikan sesuatu. "Sha?"

Arlo meraih kedua telapak tangan Rayla. Dapat Arlo rasakan kedua tangan gadis itu berkeringat. "Lo kenapa Sha? Lo sakit?" tanya Arlo panik. Dapat dengan jelas Arlo lihat muka cantik Rayla yang pucat pasi. Rayla masih setia memejamkan kedua matanya, sambil menggigit bibirnya sendiri.

Yarrow [SELESAI]Where stories live. Discover now