Yarrow~29

2.4K 127 5
                                    


Arlo menyuruh Rayla untuk masuk kedalam uks, muka gadis itu terlihat pucat, "Kamu tunggu di sini sebentar," ujarnya lantas meninggalkan ruangan itu.

Tidak sampai 15 menit Arlo kembali, dia mengulurkan sebuah paberbag yang berisi beberapa keperluan Rayla. "Ganti baju dulu Sha, biar nggak makin kedinginan." perintah Arlo lembut, yang tentu dibalas anggukan kepala oleh Rayla.

Setelah menerima barang yang Arlo kasih, Rayla berjalan menuju toilet yang kebetulan memang ada di dalam uks. Gadis itu memutuskan untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu.

Arlo segera pergi dari ruangan UKS, tujuannya yaitu kantin, dia tidak ingin kekasihnya kekurangan nutrisi. Ditambah lagi Rayla baru saja tenggelam.

*******

Rayla keluar dari kamar, dia mengedarkan seluruh pandangannya. Namun, tidak juga menemukan sosok Arlo.

Saat ini Rayla tengah duduk di salah satu ranjang, dan tangannya masih setia mengeringkan rambut panjangnya dengan handuk yang kebetulan ada di dalam paperbag yang Arlo kasih.

Tiba-tiba gerakan tangan Rayla berhenti, saat dirinya merasa perih yang teramat sangat di perutnya.

Rayla lantas meremas perutnya sendiri kuat-kuat, sesekali terdengar ringisan dari bibir pucat gadis itu. Dirinya sudah dapat menebak apa yang terjadi, magh dia kambuh lagi. Bahkan rasanya lebih sakit dari yang dia rasakan di halaman belakang sekolah.

Yang dapat Rayla lakukan kali ini hanyalah, menggigit bawah bibirnya kuat-kuat. Keringat dingin benar-benar mengalir deras dari kening gadis itu. Bahkan nafasnya mulai terdengar tidak beraturan.

"Ssssstttttttt," ringis Rayla pelan sambil memejamkan kedua matanya.

Cklekkkk....

Tiba-tiba suara pintu dibuka, Arlo yang baru saja kembali, lantas segera berlari menghampiri tubuh Rayla, dia sadar jika gadis itu tidak baik-baik saja. Gelagat Rayla dapat dengan jelas Arlo baca.

"Sha," panggil Arlo panik,

Arlo meletakkan makanan yang sebelumnya dia bawa di atas nakas.

"Perutnya sakit ya?" tanya Arlo memastikan, dirinya dapat dengan jelas melihat Rayla yang setengah membungkuk, juga tangan gadis itu yang masih setia berada di perutnya.

Arlo merasa panik, lelaki itu lantas bangkit menuju tempat biasanya obat di simpan. Ditambah lagi tidak ada satu orangpun petugas PMR di ruangan itu.

Setelah mendapatkan apa yang dia cari, dengan segera Arlo membuka makanan yang baru saja dia beli dari kantin.

"Makan dulu ya Sha, maag kamu kambuh itu. Habis itu minum obatnya,"

Arlo menyuapi Rayla dengan bubur ayam yang  terlihat masih mengepul, sebelum itu dia meniupnya terlebih dahulu, berharap Rayla tidak akan kepanasan saat menelan bubur itu.

Rayla membuka mukutnya sendiri saat Arlo mengulurkan suapan pertamanya, sesekali dia masih meringis kesakitan. Rayla sadar, lambungnya sudah sejak lama bermasalah. Terlebih memang dia sendiri kurang memperhatikan pola makannya.

Disuapan ke tiga, Rayla menggelengkan kepalanya, bermaksud menolak. Perutnya benar-benar tidak bisa diajak kompromi.

"Apa mau ke rumah sakit aja?" tawarnya merasa tidak tega melihat kondisi kekasihnya, yang nampak menghawatirkan.

"Ja..jangan." tolak Rayla tanpa berfikir panjang.

"Minum obat dulu aja ya Sha, biar enakkan perutnya."

Tanpa menunggu persetujuan dari Rayla, Arlo membuka botol obat yang sebelumnya memang sudah dia siapkan di atas nakas.

Rayla menerima uluran sebutir kapsul, memasukannya ke mulutnya, disusul dengan 2 tegukan air putih untuk membantu gadis itu menelan obat yang terasa pahit di mulutnya.

Yarrow [SELESAI]Where stories live. Discover now