Yarrow~21

2.4K 128 10
                                    

Tanpa terasa 6 bulan berlalu, hubungan Arlo dan Rayla juga semakin dekat, hanya saja status mereka belum ada perubahan. Nggak usah ditanya bagaimana perasaan Arlo, lelaki itu sudah lama jatuh hati dengan Rayla, dan saat ini Arlo sedang menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan perasaannya untuk kedua kalinya ke Rayla.

Semenjak kedatangan Arlo, sebisa mungkin lelaki itu menjaga Rayla. Selama itu masih di dalam pengawasannya.

Rayla sendiri merasa bersyukur akan hal itu, dirinya tidak mengira bahwa Tuhan akan mengirimkan sosok Arlo di kehidupannya.

Jika di tanya bagaimana perlakuan Rendi dan Reva, jawabannya masih sama. Tembok yang berdiri antara Rayla dan kelurganya semakin tinggi dan kokoh.

Jam istirahat berbunyi, beberapa murid mulai berhamburan keluar kelas, kecuali Rayla gadis itu masih terdiam di tempat duduknya dengan perasaan gelisah. Arlo yang melihat hal itu semakin mengerutkan dahinya. Dia sadar ada yang tidak beres dengan sahabat sekaligus gadis yang dicintainya itu.

"Sha kenapa?"

"Lo sakit?" tanya Arlo khawatir saat melihat wajah Rayla memucat, serta keringat yang mulai bercucuran membasahi kening gadis itu.

Rayla mengamati sekitar, ruang kelasnya benar-benar kosong, hanya tersisa dirinya dan Arlo. Yang dapat Rayla lakukan hanyalah mengigit bibir bawahnya sendiri.

"Kenapa hey?" dengan lembut Arlo menanyakan hal itu, "Cerita sama gue."

Merasa tidak ada pilihan lain, Rayla memutuskan untuk menceritakan apa yanh saat ini dia alami.

"Arl, gue dapet." bisik Rayla dengan suara gemetar, dapat Arlo lihat juga mata Rayla yang mulai memerah.

"Lo lagi halangan?" tanya Arlo yang sepertinya faham dengan apa yang Rayla maksud.

Dapat Arlo lihat, Rayla yang menganggukkan kepalanya lemah, otak Rayla benar-benar tidak bisa diajak untuk berfikir jernih sekarang, dia merasa bingung.

"Iya, ini hari pertama gue, gimana dong. Gue nggak bawa pembalut." gumamnya panik, sesekali dia menoleh ke roknya sendiri, seraya memastikan sesuatu.

"Darahnya banyak banget," lirih Rayla merasa gusar.

Dengan tenang, Arlo melepas jaket yang dia pakai, dan dililitkannya di pinggang Rayla. "Pake ini dulu ya, lo jangan panik, ada gue. Sekarang gue anter ke toilet dulu yak." Arlo menuntun Rayla untuk bangkit dari tempat duduknya, dan mereka berdua berjalan beriringan menuju toilet.

Sesampainya di toilet wanita, Arlo menyuruh Rala untuk segera masuk ke dalam. "Lo bersihin dulu ya, gue tinggal bentar, buat nyari apa yang lo butuhin."

Setelah mendapat anggukan dari Rayla, Arlo berlari meninggalkan toilet. tujuannya yaitu minimarket terdekat dan koprasi sekolahnya. Tidak sampai 20 menit Arlo kembali, membawa 1 paperbag yang berisi beberapa barang yang saat ini sangat Rayla butuhkan.

"Asha, gue Arlo." cakapnya sambil mengetuk-ketuk pintu toilet.

Rayla membuka sedikit pintu toilet. "Gimana?" tanya Rayla langsung, dengan hanya mengeluarkan kepalanya.

"Ini pake," tukas Arlo sembari menyerahkan paperbag yang dari tadi dia bawa.

"Makasih," Rayla mengatakan hal itu, sebelum akhirnya kembali menutup pintu setelah menerima barang yang Arlo bawa.

Tanpa membuang waktu lama, Rayla membuka isi paperbag tersebut, seraya memastikan apa yang sebenarnya lelaki itu cari.

Kedua bola mata Rayla membola sempurna, tanpa sadar pipinya memerah. Dia malu sekaligus merasa sangat berterimakasih ke teman sebangkunya itu.

Yarrow [SELESAI]Where stories live. Discover now