Yarrow~30

2.5K 126 5
                                    

Rayla sampai di rumahnya, sebelum turun dia menyempatkan memberi nasehat kepada pemuda yang baru saja mengantarkannya pulang. "Bawa mobilnya hati-hati ya, dan makasih udah selalu ada buat aku." tak lupa senyum manis tersungging di bibir gadis itu.

"Kamu juga, istirahat. Pola makannya dijaga. Aku nggak mau lihat kamu kaya tadi lagi." ujar Arlo, diulurkannya, tangan dia untuk mengusap lembut rambut kekasihnya. Jujur ini adalah kebiasaan Arlo semenjak mengenal Rayla. Dalam dirinya selalu muncul perasaan untuk melindungi gadis yang saat ini berstatus sebagai ceweknya.

"Aman, Tuan Arlo." celetuk Rayla, sambil meletakkan tangannya sendiri di pelipisnya mengambil sikap hormat.

"Yaudah sana turun, istirahat sayang."

Rayla menuruni mobil Arlo, setelah memastikan tidak ada barangnya yang tertinggal.

"Sana masuk, aku pergi kalau udah mastiin kamu bener-bener masuk ke dalam rumah."

Semburat merah kembali terlihat di kedua pipi Rayla, entah kenapa Arlo selalu saja membuat jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Eemmm...emm iya," sahut Rayla gagap, dan dirinya langsung lari ngacir meninggalkan mobil Arlo.

Arlo yang melihat tingkah mengemaskan Rayla, spontan menggelengkan kepalanya. "Gemes banget sih pacar gue."

********

Baru saja memasuki rumahnya, Rayla merasakan perutnya kembali melilit. Sebelumnya rasa sakitnya sudah agak berkurang. Namun, dirinya kambuh lagi.

Dengan perlahan Rayla berjalan tertatih menuju kamarnya, kakinya menaiki anak tangga satu persatu, salah satu tangannya meremas perutnya sendiri, dan tangan satunya  dia gunakan untuk perpegangan pada pegangan tangga.

"Ssstttttttt," ringis Rayla, sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Beruntungnya dia sudah sampai di anak tangga terakhir, tidak sampai jarak 5 meter dia akan segera sampai di kamarnya.

BRRRUUUKKKKKK!

"KALAU JALAN PAKE MATA!" bentak Rayyan emosi, mood pemuda itu sudah kacau sejak tadi pagi. Dan tiba-tiba Rayla dengan tidak berdosanya menabrak tubuh Rayyan.

"Maaf kak."

"MINGGIR LO!"

Rayla menyingkir, sesuai permintaan Rayyan. Dia menghela nafas kasar. Dan memutuskan untuk segera masuk ke kamarnya.

*******

Esok harinya Rayla, tengah berjalan di area koridor. Barusan sebelum istirahat, Ida salah satu guru bahasa indonesianya, meminta Rayla untuk membawakan tugas para siswi ke mejanya.

Rayla tentu saja mengiyakan perintah Ida, dan kali ini suasana terlihat ramai. Rayla memakluminya, karena bell istirahat memang baru saja berbunyi sejak 5 menit yang lalu.

Rayla memutuskan untuk kembali kekelasnya, dia ingin mengambil ponselnya yang masih tertinggal di kelas. Tiba-tiba seseorang memeluk tubuh Rayla dengan sangat erat. Bermaksud melindungi gadis itu.

**********

Setelah bell berbunyi, Arlo memutuskan untuk keluar kelas menyusul kekasihnya. Dia merasa tidak punya banyak kesabaran untuk menunggu gadis itu.

Sudut bibir Arlo lantas terangkat saat melihat Rayla yang baru saja keluar dari kantor guru. Saat dia akan menghampiri Rayla, kedua bola matanya sontak melebar sempurna. Dan dirinya segera menarik Rayla sembari membungkukkan punggungnya bermaksud melindungi gadis yang saat ini ada di dalam pelukannya.

BBRRRRRAAAKKKKKKK!

Sebuah benda yang terbilang cukup besar mendarat sempurna di punggung kokoh Arlo, sebelum akhirnya jatuh berserakan di lantai.

Yarrow [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang