Ekstra Chapter 2

3.9K 151 14
                                    


Hening, suasana rumah Rayla terasa hening setelah kepergian gadis itu. Rayza sudah di nyatakan sembuh oleh pihak rumah sakit, beruntungnya kanker yang Rayza derita belum mencapai stadium 4 sehingga masih bisa segera dilakukan pertolongan.

Rayza merasa belum bisa memaafkan keluarganya. Terlebih Rendi Ayahnya sendiri. Jika saja Rendi sedikit terketuk pintu hatinya, dan mau mempertanggung jawabkan kesalahan yang dia perbuat mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.

Satu hal yang Rayza sesali, dia menyesal tidak menciptakan momen cukup banyak dengan Rayla. Namun, tidak bisa di pungkiri, dirinya lebih banyak menyalahkan dirinya sendiri, dari pada menyalahkan keluarganya.

Andai saja Rayza tidak penyakitan, mungkin kejadiannya nggak akan seperti ini. Mingkin Rayla tidak akan mengorbankan nyawanya untuk kesembuhan dirinya.

Sudah 1 minggu, Rayla dinyatakan meninggal. Rayza menyadari perubahan besar di dalam keluarganya. Rendi yang lebih sering menghabiskan waktunya di kantor, serta Rayyan yang jarang pulang. Dan dirinya yang sekarang lebih betah menghabiskan waktunya di kamar. Kepergian Rayla memang berimbas sebesar ini, mereka sama-sama di hantui rasa bersalah setiap detiknya.

*******

6 bulan setelah kepergian Rayla.

"AAARRGGHHHHHH!"

"SIIIALAN!" umpat Rendi, dengan kasar dia menarik dasi yang tergantung di lehernya, hingga dasi terlepas dan jatuh tergeletak tidak berdosa.

Hampir sebagian investor, menarik saham yang mereka tanam di perusahaan Rendi, kasus kecelakaan yang menewaskan nyawa putra partner bisnisnya 10 tahun lalu tiba-tiba terbongkar.

Tidak hanya itu, rekaman kekerasan yang Rendi lakukan ke salah satu putrinya juga tersebar luas di sosial media. Hal itu tentu membuat sebagian orang yang sebelumnya bekerja sama dengan Rendi secara berbondong-bondong membatalkan kerja sama tersebut. Nama perusahaan yang selama ini Rendi bangun benar-benar sudah di ambang batas kehancuran.

Otak Rendi benar-benar terasa penuh sekarang. Nama baiknya yang selama ini dia jaga tercoreng begitu saja, dan perusahaannya teramcam bangkrut.

Tidak sampai di sana saja, Rendi terpaksa harus menjual perusahaannya untuk menutup hutangnya di bank, juga untuk membayar gaji kariawan yang selama 5 bulan terakhir tidak dapat dia bayarkan.

Rumah yang selama ini jadi tempat bernaung keluarga kecilnya juga disita oleh bank beserta seluruh isinya. Dan sisa uang yang dia punya, dia gunakan untuk membeli sebuah rumah yang ukurannya jauh lebih kecil.

Ini adalah momen yang tidak pernah terfikirkan di hidup Rendi, dia beserta keluarganya harus segera meninggalkan rumah yang selama 30 tahun ini dia tinggali.

Jujur dia merasa berat, sebagian hatinya merasa tidak terima. Terlebih hanya di rumah ini dia bisa mengingat sosok Rayla, sosok gadis yang dengan teganya dia perlakukan dengan tidak manusiawi.

"Ayah sadar, ini semua buah dari perbuatan keji Ayah di masa lalu sama kamu Nak, jika ini hukuman buat Ayah, Ayah terima. Kamu yang tenang ya di sana, Ayah bakal sering-sering mengunjungi rumah baru kamu." batin Rendi sambil mengangkat sebuah koper berisi barang-barangnya. Lelaki paruh baya itu berjalan menuruni tangga untuk menghampiri anak beserta istrinya, yang sudah menunggu di ruang tamu.

Pihak bank hanya memberi waktu 24 jam, untuk keluarganya agar segera mengosongkan rumah mewah itu.

Harus Rendi akui, dia merasa gagal sebagai kepala keluarga. Ditatapnya satu persatu muka istri dan anaknya. Mereka sama-sama hancur sekarang, berbagai macam masalah dengan tidak hentinya menerpa keluarga mereka.

Yarrow [SELESAI]Where stories live. Discover now