Yarrow~33

2.2K 106 0
                                    


Tanpa terasa 1 tahun berlalu semenjak Rayla mengetahui kelainan apa yang Arlo derita, dan sekarang mereka berdua sudah duduk di kelas X1, masih di ruang kelas yang sama. Kalian tau bukan itu semua atas permintaan siapa? Yahhh, Arlo yang meminta langsung kepada Papanya agar tetap di tempatkan di kelas yang sama dengan kekasihnya.

Semenjak mengetahui jika Rayla adalah gadis yang pernah Agam tolong, gadis itu jadi semakin dekat dengan keluarga Arlo. Bahkan Agam meminta Rayla untuk memanggil dirinya dengan sebutan Papa sama seperti putranya.

Ziega? Arlo masih sering merasa cemburu dengan pemuda itu, dan perdebatan kecil di antara mereka masih sering terjadi jika menyangkut Rayla.

Jujur Rayla merasa hidupnya jauh lebih baik dari beberapa tahun lalu, dia sudah tidak pernah merasa kesepian lagi. Secara berkala Tuhan mengirimkan orang-orang baik untuk ada di sekitarnya, dan itu semua melalui perantara Arlo. Berkat laki-laki itu, Rayla mulai sedikit demi sedikit mampu merasakan lagi apa itu keluarga, walaupun bukan dari keluarganya sendiri.

Ziega, Aldan dan Alzie sesekali juga Arlo tugaskan untuk menjaga Rayla. Yah sebucin itu seorang Arlo Lucanow. Dirinya tidak ingin Rayla terluka, seujung kuku pun. Terlebih saat kejadian 1 tahun lalu mengenai seseorang yang mencoba menyelakakan gadisnya, dan berakhir Arlo yang menjadi korban.

Setelah diselidiki, ternyata ada seorang Siswi yang merasa tidak terima, melihat Rayla menjalin hubungan dengan Arlo, sehingga dia menyuruh orang untuk melakukan tindakan kriminal tersebut. Dan beruntungnya semua yang bersangkutan sudah mendapat konsekuensinya, mereka di keluarkan dari Accelois.

Waktu menunjukkan pukul 11:30, berhubung hari Minggu dan sekolah libur, Rayza minta di temani nyari kado untuk Ziega.

1 tahun ini Rayza benar-benar berjuang sekeras mungkin untuk meluluhkan hati pemuda itu. Sayangnya belum juga membuahkan hasil.

"Ray, gue takut deh," ujar Rayza tiba-tiba. Disela dirinya tengah memilih barang yang dikiranya cocok untuk gebetannya.

Kening Rayla berkerut seketika. "Takut kenapa?" tanyanya sambil memegangi sebuah kaos, berwarna hitam.

"Gue takut, waktu gue nggak lama lagi, dan masih belum bisa naklulin hati Ziega." terdengar helaan nafas kasar dari Rayza.

Rayla menatap wajah kembarannya beberapa kali, jujur dirinya juga merasakan ketakutan yang sama dengan adiknya, dia tau kehilangan lagi untuk kedua kalinya.

"Lo kenapa ngomong gitu?" dengan tatapan lembut, serta tangannya yang sengaja dia ulurkan untuk menggenggam kedua tangan Rayza.

Bukannya menjawab pertanyaan Rayla, Rayza justru tersenyum tipis. "Tubuh gue mulai nggak bisa diajak kompromi Ray," ujarnya setelah terdiam selama beberapa saat.

Harus Rayla akui, jika tidak menggunakan bantuan make up, wajah Rayza pasti akan terlihat sangat pucat. Tubuh adiknya juga semakin hari semakin kurus.

"Kasih tau Ayah sama Bunda ya? Terus kemo. Gue yakin kok, lo masih bisa sembuh." untuk kesekian kalinya kalimat itu keluar dari mulut Rayla.

"Gue belum siap buat jujur ke mereka Ray, gue takut."

Kondisi mall yang lumayan rame tidak membuat mereka berdua merasa terganggu sama sekali untuk membicarakan hal sepenting ini.

"Lo mau sampai kapan nyembunyiin ini semua? Udah 1 tahun gue tau penyakit lo tapi, lo selalu ngelarang gue buat kasih tau Ayah sama Bunda. Mereka orang tua kita Za, dan mereka berhak tau mengenai apa yang terjadi dengan putrinya." Rayla benar-benar tidak habis fikir dengan jalan fikiran kembaranya.

Dia takut mati, tapi enggan melakukan tindakan kemo yang mampu memperpanjang usianya.

"Mau sampai kapan lo nyembunyiin masalah ini?"

Yarrow [SELESAI]Where stories live. Discover now