3. Teman Lama dan Teman Baru

56 13 13
                                    

Ketika matahari terbit, Alysa sudah bangun dan membantu tantenya menyiapkan sarapan. Setelah itu, Alysa mandi dan bersiap berangkat ke sekolah.

"Ayahmu dateng jam berapa nanti?" tanya tante.

"Mungkin nyampe sini bakda Dzuhur, Tante," jawab Alysa. Setelah itu ia berpamitan pada tante dan pergi ke sekolah. Paman Fadil masih tidur usai subuhan ketika Alysa berangkat.

Jarak dari rumah paman Alysa ke sekolah tidak begitu jauh. Dalam belasan menit, Alysa sudah tiba di sekolah. Lalu ia bergabung dengan murid baru lainnya yang mengenakan seragam putih biru.

Kemudian murid-murid baru di kelompokkan berdasarkan peringkat, dan mendaftar ulang di ruangan yang berbeda. Alysa merasa kecewa dengan pengaturan ini, karena ia tak akan bertemu dengan siswa itu.

"Alysa Salma Aulia!"

Nama Alysa dipanggil kedua, sebagai orang dengan awalan huruf A, nama Alysa mengisi daftar teratas absensi.

Kemudian gadis itu maju dan menerima seragam yang sudah disesuaikan dengan data ukuran tubuh yang ia masukkan. Rupanya bahan yang Alysa terima berupa bahan meteran, bukan seragam siap pakai.

"Aduh, aku masukin ukuran M ke formulir. Kira-kira bahannya cukup nggak ya? Mudah-mudahan cukup, deh," pikirnya sambil melangkah kembali ke bangkunya.

"Arman Syahrul Chandra."

Nama yang disebutkan setelah Alysa, membuat gadis itu terkejut, sebab ia familiar dengan nama itu. Seketika gadis itu langsung mengarahkan matanya pada siswa yang menerima bahan seragam setelah dirinya.

Mulanya Alysa tidak langsung mengenali anak itu, tetapi saat mereka bertemu pandang, pemuda itu balas memandang Alysa, matanya memindai gadis itu hingga ia hampir tersandung kaki meja saat kembali ke bangkunya. Membuat anak itu ditertawakan yang lain.

Melihat anak itu, Alysa yakin bahwa siswa itu merupakan Arman yang ia kenal.

"Aku akan menyapanya setelah ini," pikir gadis itu.

Usai pembagian bahan seragam, kemudian guru memberikan pengarahan dan daftar kegiatan yang akan murid baru ikuti. Setelah itu, kakak kelas mengambil alih kelas dan menjelaskan rincian masa pengenalan lingkungan sekolah.

Karena murid yang ada sudah dikelompokkan sesuai kelas yang mereka tempati, maka ruangan itulah yang akan Alysa tempati selama setahun ke depan, kelas X.A atau 10A.

"Sekarang, sebagai permulaan waktunya adek-adek berkenalan dengan teman di sekitarnya biar kenal. Saya kasih waktu satu menit, habis itu akan kita mulai sebuah games," ucap kakak kelas yang bernama Fiqi, memberikan petunjuk.

Seketika semua anak langsung sibuk berkenalan dengan teman sebangkunya. Saat itu, jumlah murid yang hadir genap, jadi setiap anak memiliki pasangan sebangku, begitu juga Alysa.

"Hai, nama kamu siapa?" tanya Alysa pada teman satu mejanya.

"Namaku Dani, kalau kamu siapa?" tanya siswi dengan rambut dikepang itu. Alysa memperkenalkan dirinya, lalu mereka saling bertukar informasi SMP asal dan tempat mereka tinggal.

"Waktu kenalan habis! Sekarang saatnya permainan!"

Kemudian kakak kelas memberikan penjelasan cara mainnya. Murid di kanan depan hingga ke kiri, ke belakang dan meliuk hingga ke barisan paling belakang, harus berhitung, dan berteriak 'dor!' setiap kelipatan tiga. Jika salah dalam mengucapkan, maka akan diberi hukuman.

Selat Bersanding Bahu [Proses Revisi]Where stories live. Discover now