26. Mengapa Hubungan Kita Tak Romantis?

8 0 0
                                    

Usai menerima telepon dari Arman. Alysa merasa bimbang dan bingung harus bagaimana? Lalu ia berjalan ke ruang keluarga. Di sana ada tantenya yang sedang menonton drama.

Kemudian, Alysa duduk di sofa. Dalam hati ia menimbang-nimbang apakah ia akan curhat ke tantenya atau tidak?

"Aly, udah selesai belajarnya?" tanya tante.

"Udah, Tante," jawab Alysa pendek.

Karena bingung harus berkata apa, Alysa pun ikut menonton drama tersebut. Ia melihat tokoh pria dalam drama itu mengajak pacarnya kencan ke taman hiburan. Pria itu bahkan membelikan beberapa hadiah untuk menyenangkan gadisnya dalam makan malam yang mewah.

"Romantis ya?" komentar Tante Amanah.

"Iya, romantis," sahut Alysa.

Alysa pun menyadari dalam benaknya. Sebagai orang yang pacaran, mengapa ia dan Alvian belum pernah kencan romantis seperti itu?

"Tante, orang kalau pacaran gimana, sih?" tanya Alysa.

Tante Amanah menoleh menatap keponakannya. Ia merasa heran mendengar pertanyaan Alysa. "Kamu nanya?"

"Iya, Tante. Dulu Tante pacaran sama om gimana?"

Tante Amanah kebingungan menjawab pertanyaan keponakan suaminya yang sedang puber.

"Hubungan tante sama om dulu dekat, seperti teman baik," jawab tantenya singkat.

"Kayak di drama itu nggak? Sampai jalan bareng?"

Tante Amanah tersenyum penuh arti mendengarnya. "Iya, kayak gitu."

Dalam hati Alysa mengurungkan niatnya untuk curhat ke tantenya. Lalu ia pamit tidur. Di kamar, Alysa merasa pikirannya ruwet.

Sedikit-banyak, kata-kata Arman ada benarnya. Jika ditelaah, ia memang kerap dimanfaatkan untuk mengerjakan PR. Namun, kegiatan belajar bersama tadi siang menyangkal tuduhan itu. Di matanya Alvian adalah anak yang ingin maju, itu sebabnya ia merasa ragu.

***

Malam sudah larut, Alysa sudah terbuai dalam mimpinya beberapa jam yang lalu, hingga suatu peristiwa membuatnya mendadak terbangun.

"Hoeeek!"

Gadis itu segera bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju kamar tante Amanah. Ia terkejut mendapati pamannya sedang membersihkan muntahan.

"Alisa, ambilin om pel-pelan dan kantong plastik," perintah omnya.

Meski nyawa belum terkumpul sepenuhnya. Alysa mencoba melaksanakan perintah pamannya sebaik mungkin.

Duk!

Sebuah benturan antara kelingking kaki dan kaki meja sukses menyegarkan Alysa.

"Aduh! Aduh! Ini Om," ucap Alysa menyerahkan kedua benda itu pada pamannya sambil menahan sakit.

"Ambilin lap juga, Aly," ucap tantenya dengan letih.

Alysa mengambilkan barang yang tantenya minta dan menyerahkannya pada tante. "Tante kenapa, Om?"

"Tantemu mendadak muntah waktu tidur. Om kasih kantong plastik, ternyata bocor," jelas pamannya.

Alysa merasa jijik dengan aroma muntahan tersebut, tetapi omnya sama sekali tak keberatan membersihkan kotoran itu. Dia juga sama sekali tak meminta Alysa membantunya. Di mata Alysa, omnya tampak sangat bertanggung jawab.

"Nanti kita ke berobat ya?" ajak paman pada istrinya.

"Ada yang bisa Alysa bantu, Om?" Alysa merasa tak enak jika tak membantu pamannya.

Selat Bersanding Bahu [Proses Revisi]Where stories live. Discover now