15. Tugas Eskul

12 6 29
                                    

Ketika sedang bingung memutuskan akan memilih eskul lain, Alvian mengajak Alysa ke eskul band dan merekomendasikan dirinya sebagai vokalis.

Usai tes mic, tak diduga respons anggota band cukup menyukai suara Alysa, tetapi Alysa menolak tawaran itu. Sebagai gantinya, ia bersedia menjadi vokalis sementara dengan imbalan diajarkan menggunakan salah satu alat musik.

"Kamu mau belajar main keyboard?" tanya Alvian mengkonfirmasi pilihan Alysa.

"Ini namanya keyboard? Bukannya piano ya? Keyboard itu kan buat ngetik," ucap gadis itu polos.

Seketika semua anak lelaki di ruangan itu tertawa geli mendengar pernyataan Alysa.

"Hehe, bukan Neng, itu keyboard. Bentuknya memang seperti piano, tapi bukan piano," jelas pemuda di balik drum.

"Jadi, kamu mau belajar keyboard?"

"Iya," angguk Alysa mantap.

Sejak kecil, Alysa melihat pemain piano sebagai hal yang keren dan indah, maka ketika ia mendapat kesempatan untuk mempelajari alat musik tersebut, Alysa langsung mengambilnya, apalagi orang yang akan mengajarinya adalah Alvian.

Setelah itu Alysa berkenalan dengan seluruh anggota band BAFER. Ada Alvian sebagai keyboardist, Benny sebagai vokal dan gitaris, Edi, anak sebelas IPS yang memegang drum, Rasta, anak sebelas IPA bagian bass, dan satu lagi Fiqi, anak sebelas IPA yang serba bisa.

Bel istirahat berbunyi, menandakan akhir dari pertemuan mereka. Dengan gentle, Alvian mengantar Alysa kembali ke kelasnya.

"Menurutmu cewek itu gimana, Ras?" tanya Edi pada Rasta saat mereka berjalan kembali ke kelas mereka.

"Ya mendinganlah ketimbang cewek yang selalu nempel sama si Alvin itu, suaranya entah ke mana-mana," balas Rasta.

"Gue rasa Fiqi nggak bakal setuju, suaranya bagus, tapi nggak cocok untuk lagu berbahasa asing, cocoknya lagu lokal dan daerah," papar Edi.

"Iya sih, semua cewek bersuara merdu udah diambil band lain. Tapi kita tunggu aja kabar dari Benny, dia kan ada banyak rekomendasi cewek," jelas Rasta.

"Sip lah, aneh kalau sampai nggak dapet vokalis cewek, padahal kita udah rekrut kedua anak itu."

Kedua anak yang Edi maksud adalah Alvian dan Benny. Para kakak kelas itu paham bahwa kedua anak tersebut, bergabung ke dalam eskul band hanya untuk mengisi kuota dan demi popularitas. Namun, demi bisa tetap bermain band setelah terpecah, mereka terpaksa menerima kedua anak yang belum begitu berpengalaman itu.

"Nggak apa-apa, hitung-hitung kita melatih anggota baru."

Setelah itu keduanya berpisah ke jurusan yang berbeda.

***

"Alisa nanti ada latihan sepulang sekolah, kamu datang ya!" ucap Alvian.

Alysa merasa senang diantar kembali ke kelasnya oleh Alvian, saking senangnya gadis itu sampai salah tingkah. "Eh, gimana Kak?" tanya gadis itu kurang fokus.

"Nanti sepulang sekolah, kita ada latihan," ulang Alvian.

Kemudian Alysa teringat pada kegiatannya setelah ini, "Maaf Kak, nanti aku ada pertemuan di eskul jurnalistik," tolak Alysa dengan jujur.

Selat Bersanding Bahu [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang