7. My moodbooster

439 77 84
                                    


"Kak Yoon, Papa bilang jangan pergi bekerja dulu hari ini."

Mau memulai untuk mengatakan sesuatu pada Yoongi itu adalah hal yang berat untuk Jiya pagi ini. Kalau saja dia tidak melihat Yoongi bersiap-siap bergegas pergi dari rumah Jiya, mungkin Jiya tidak akan mengatakan apa pun meski ia sudah membuatkan bubur untuk sarapan mereka berdua.

"Tidak ada yang membantu hyung kalau aku libur bekerja."

Pria itu tampak buru-burunya sangat mendadak sekali, padahal sewaktu sarapan Yoongi kelihatan kalem dan tenang. Sangking terburu-buru, Yoongi sampai tidak sadar kalau posisi tali pinggangnya terbelit.

"Kak.." Jiya memanggil sembari menyentuh gesper tersebut bermaksud ingin memberitahu si pemilik.

"A-apa, ada apa, jangan sentuh aku." Ucapan Yoongi terbata, sejujurnya saat ini ia sedang menahan gugup setengah mati, demi apa pun ia teringat betapa nakal diri nya semalam karena sudah sangat berani menyentuh bibir putrinya Pilnam menggunakan bibirnya sendiri.

Selama ini dia sudah membangun benteng tinggi-tinggi agar tak jatuh ke dalam pesona gadis bermarga Shin ini. Tapi, dalam waktu semalam, benteng yang di bangun Yoongi gugur begitu saja bagai debu yang diterpa angin.

Bukannya seharusnya Yoongi galau karena hatinya dipatahkan berkali-kali oleh Sora? Alih-alih bergundah gulana akan tingkah laku mantan kekasih, Yoongi malah di sibukkan dengan memikirkan Jiya semalam suntuk.

"Dibuka dulu kak, gesper nya terbelit."

Perlahan Yoongi membenarkan gesper, gerakan tangannya sudah tidak serampangan nan brutal seperti sebelumnya.

Selesai dengan urusan gesper, Yoongi berjalan keluar di antar Jiya sampai luar pagar halaman rumah. Mereka tetap ber-iringan kendati masih tanpa suara.

"Kakak yakin sudah merasa baik?" Sampai di depan pagar, telapak Jiya memeriksa kembali kening Yoongi. Khawatir sekali dengan keadaan Yoongi, takut mimisan lagi. Apalagi wajah Yoongi saat ini terlihat merah.

"Aku sudah jauh lebih baik. Toh, sudah di rawat olehmu."

Tidak tau apa maksud dari ucapan Yoongi. Mau merayu Jiya atau bagaimana sih? Beberapa waktu yang lalu lhoo dia memantapkan diri agar tidak lagi menimbulkan percikan-percikan cinta di antara kedua nya.

Jiya jadi tidak tau lagi mau melakukan apa, namun hatinya merasa seperti ada sesuatu yang harus ia lakukan.

"Aku pergi dulu Jiya, jaga dirimu baik-baik di rumah." Heum, Yoongiii Yoongiii.. Kata-katamu itu terdengar seperti kata-kata para badboy tau.
Ingat lah, tadi kau bahkan tidak bisa menatap wajah ayu itu.

Lain halnya dengan Jiya, gadis polos itu malah menganggap ucapan yang dikeluarkan Yoongi barusan adalah ucapan para suami saat meninggalkan istrinya bekerja. Gadis itu tersipu.
Ia tidak menjawab apa-apa lagi sebagai tanggapan, akan tetapi jemari nya mengambil jari  kelingking Yoongi untuk dipegang sebentar.

"Apa lagi?" Tanya Yoongi mode sinis.

Dengan secepat kilat Jiya mendekat dan memberi kecupan di pipi Yoongi, lalu berlari menjauh masuk ke dalam rumah tak kalah cepat juga.

Yang mendapatkan ciuman cinta dari Jiya masih mematung memperhatikan punggung Jiya yang perlahan menghilang di balik pintu utama. Setelah sadar kalau Jiya sudah tidak ada lagi di dekatnya, Yoongi menyentuh tepat di sebelah pipi. Pria itu menghitung-hitung sudah berapa kali Jiya mencium pipinya. Ternyata, polos-polos begitu Jiya mempunyai kadar keberanian yang tinggi, men!

PAINTERWhere stories live. Discover now