16. Sweetness with you

480 63 56
                                    

Menjelang pagi, Yoongi izin untuk tidak masuk kerja. Tangannya sibuk mengotak-atik ponsel, selain memberi tau rekan kerjanya, ia juga tidak lupa untuk memberi tau Pilnam tentunya.

Pilnam khawatir ada sesuatu yang terjadi pada orang yang sudah dia anggap sebagai adik. Takut Yoongi sakit, atau sedang di landa masalah besar. Karena ketika di tanyai, Yoongi hanya bilang sedang sakit saja dan tidak minat untuk melakukan apapun, tidak semangat maksudnya.

Jadi maksud hati, ia ingin mengunjungi pemuda itu sebelum berangkat ke agensi tempatnya bekerja.

"Hai tampan, buru-buru sekali sih." Tegur Jiya ketika mendapati sang Papa sedikit terburu di meja makan.

Jiya sampai bertanya-tanya, mengapa Pilnam memindahkan sarapan ke dalam bekal.

"Oh, si cantik sudah siap yaa." Melihat putri sudah rapi dengan setelan kampusnya.

Masih setia berdiri dan memperhatikan apa yang di lakukan Pilnam, tidak biasanya Papa membawa bekal saat bekerja.

"Papa mau bawakan sarapan untuk Yoongi, katanya dia sedang tidak sehat. Jiya jangan lupa menjenguknya kalau sudah pulang dari kampus yaa." Katanya sambil menepuk lembut ujung kepala Jiya.

Kedua netra Jiya melebar mendengar ucapan sang Papa. Yoongi sakit? Mengapa tidak beri tau Jiya? Kalau begini Jiya mana bisa belajar dengan tenang.

"Ayo sekalian Papa antar."

"Papa tidak sarapan dulu?"

"Papa sarapan bersama Yoongi dulu hari ini, Jiya mengerti kan?"

Senyuman hangat langsung Jiya beri untuk Pilnam, sama sekali tidak merasa cemburu. Dia bangga punya Papa seperti Pilnam yang selalu ada ketika orang-orang membutuhkannya. Tidak salah jika Jiya menyebut Pilnam adalah cinta pertamanya. Karena memang Pilnam lah orang pertama yang ia kenal memberi begitu banyak cinta untuknya. Tak pernah sekalipun mengecewakan ataupun membuat hatinya patah.

Jiya menggandeng sikut Pilnam, mereka berjalan beriringan menuju mobil yang terparkir di garasi.


****


Begitu sampai, Pilnam langsung masuk ke kamar si pemilik apartemen ini. Di lihatnya Yoongi bergelung di bawah selimut. Tangan besarnya menyentuh dahi si pemuda untuk memeriksa suhu badan. Panas, Yoongi demam. Ia duduk di atas ranjang tepat di samping pria Min yang tertidur.

'Apa yang terjadi pada anak ini?' Pilnam bertanya dalam hati.
Perasaan tidak tega kembali muncul di dalam diri Pilnam tiap kali melihat Yoongi lemah seperti ini.
Di tepuk nya pelan sebelah pipi Yoongi sebanyak dua kali agar pria itu terbangun.

Sayup-sayup mata Yoongi terbuka dan langsung menangkap perawakan Pilnam ada di dekatnya.

"Hyung.." suara Yoongi terdengar sangat serak cenderung habis karena menangis semalaman.

Pilnam membantunya duduk, lalu perasaan cemas di hatinya bertambah dua kali lipat. Dasar Pilnam, giliran anak sendiri yang tidak ada kabar, santainya bukan main.

"Mengapa adikku bisa sakit begini?"

Yoongi terkekeh kecil dalam keadaannya yang lemas. Ia tau kalau Pilnam sedang berada di mode Kakak untuknya.

"Hyung.." mata Yoongi sudah berkaca-kaca sekarang. Tidak tau, dia tidak tau mengapa bisa se-cengeng ini sekarang.

"Heum? Ada apa Yoon? Sini, kau butuh pelukan dari kakakmu kan?" Pilnam mendekat mengusap kepala Yoongi.

"Hyung.."

"Aku bawakan sarapan. Aku suapkan?"

"Tidak mau.. aku tidak mau."

PAINTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang