17. His beloved daughter

424 61 62
                                    

Dua bulan berlalu..

Minggu depan adalah jadwal Jiya dan kawan-kawan pergi ke Jepang untuk mengikuti audisi melukis. Namun, ekspektasi memang tidak selau berjalan dengan indah. Ada saja halangan pun rintangan berperan sebagai bumbu kegagalan menuju tempat. Seperti halnya Jiya, tidak mendapat persetujuan dari Pilnam untuk pergi ke negara maju tersebut. Seribu satu cara sudah di lakukan Jiya untuk meluluhkan hati orangtuanya, tetapi Pilnam tetap pada pendirian, entah alasan apa yang menjadikan Pilnam begitu kekeuh tidak mau membiarkan keinginan sang putri yang satu ini berjalan dengan lancar.

Hal ini lah yang membuat Yoongi tidak tega pada kekasih hati. Sedari pagi, Jiya terus merengek sedih, misuh-misuh sembari menceritakan perihal Pilnam pada Yoongi, mengadu ceritanya. Jadi, yang di lakukan Yoongi hanya bisa memeluk untuk menenangkan gadis Shin saja. Mau bagaimana lagi, yang melarang itu adalah Papanya lhoo. Tidak mungkin Yoongi ikut campur.

"Makan siang dulu, setelah makan baru di lanjutkan lagi acara bersedih hatinya." Bujuk Yoongi yang ke enam kali.

Ajakan makan siang dari Yoongi di tolak terus oleh Jiya. Padahal, biasanya Jiya itu adalah orang yang paling anti menolak rezeki berupa makanan. Tapi kali ini, ia sedang tidak ada minat.

Yoongi sudah lapar lhoo.. Tidak lihat ini sudah jam dua siang?

Jiya sudah datang ke apartemen Yoongi dari pukul tujuh pagi, tau ini hari weekend dan kemungkinan besar Yoongi pasti ada di kediaman. Begitu datang, Yoongi disambut dengan pelukan menyedihkan dari Jiya. Dia jadi tidak tega dan memeluk gadisnya hingga pukul dua siang begini.

Sesungguhnya, Yoongi juga tidak tenang-tenang saja ketika gadis Shin membawa berita akan pergi ke Jepang untuk mengikuti audisi. Hatinya penuh kebimbangan, seakan ingin mengatakan tidak setuju pada Jiya. Apa lagi saat di ketahui, teman Jiya yang ikut audisi adalah Millie dan Ian. Uh, Yoongi sangat anti sekali dengan pria bernama Ian itu. Tidak bisakah Jiya mengganti circle pertemanannya? Mengapa harus ada Ian, Ian, dan Ian. Yoongi jadi ingin adu tinju pada pria itu.

Katanya Millie sudah ada pacar, apa Yoongi perlu membumbu-bumbui si pacar Millie agar Ian tidak masuk circle pertemanan mereka?

Oh tentu tidak dong, Yoongi bukan tipe manusia yang seperti itu.

Baiklah, mari kita kembali ke hati Yoongi yang kurang setuju dengan audisi melukis. Meski Yoongi kurang setuju, mulutnya tidak pernah mengeluarkan kalimat larangan untuk Jiya.
Jiya terlihat sangat antusias sekali saat menceritakan hal itu pada Yoongi, membuat kadar cintanya pada gadis itu semakin bertambah.

Namun, ia sama sekali tidak menyangka kalau Pilnam lah yang justru melarangnya. Yoongi jadi tidak tau harus senang atau sedih. Dilema, Yoongi jadi dilema, men !

Kini Yoongi menikmati makan siangnya sendiri sembari berpikir keras. Apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Sepertinya mau tidak mau ia harus ikut campur ke dalam masalah ini. Ia akan berusaha membujuk Pilnam agar menuruti permintaan putrinya. Soal Ian? Itu urusan belakangan, kita percayakan saja semuanya pada Jiya. Yoongi yakin Jiya akan menjaga cintanya. Gadis itu pernah bilang, ia hanya mencintai Min Yoongi seorang.

"Jiya, jangan tidur, makan dulu." Yoongi menepuk pipi Jiya beberapa kali, kedua mata gadis itu sudah sangat layu.

Jiya tidak dapat menahan kantuknya dan berakhir membaringkan diri di sofa yang ia duduki. Sedangkan Yoongi, hanya bisa menggelengkan kepala sambil duduk lesehan di atas karpet bulu, ia memasukkan sisa pizza yang hanya beberapa potong lagi ke dalam mulutnya.
Ia akan menghabiskan semua pizza-pizza ini, biarkan saja Jiya tidak kebagian. Siapa suruh dia tertidur.


****


Yoongi mendatangi Pilnam setelah menanyakan dimana keberadaan pria itu lewat pesan singkat.
Kebetulan Pilnam ada di kafe bersama rekan kerja satu agensi lainnya.

PAINTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang